prolog

2.6K 89 2
                                    

"hiks...hiks..hiks..aku d-dimana?," tanya seorang gadis kecil yang sedang menangis, gadis kecil itu ketakutan karena ia berada di tempat gelap dengan hanya satu cahaya yang menyorot seseorang.

"a-aku hiks.. mau pul-lang," parau gadis itu.

"mending kamu diem ya sayang," ujar orang itu di iringi tawa devil.

"aku gabakal nyakitin kok," lanjut orang itu, membuat gadis itu tambah menangis dengan kencang.

"heh, lo diem ya bocah!" pekik orang itu.

"hu..hu..hu.." gadis dengan rambut pirang itu terbangun dengan keringat yang bercucuran.

"ah, mimpi itu lagi," lanjut gadis itu.

"dek!! Bangun udah kesiangan tuh!" teriak seseorang dari balik pintu.

"iya bund dah bangun!!" balasnya dengan teriakan juga.

gadis itu melihat jam dinding "what the f- gue kesiangann!!" pekiknya, gadis itu pun langsung lompat dari kasurnya, lalu lari ke kamar mandi untuk melakukan ritualnya.

Tidak k butuh waktu lama ia pun keluar dari kamar mandi dengan baju sekolahnya, ia melihat cermin di depannya. terlihat jelas name tag gadis itu Sadira Anastasya Ardana nama yang indah bukan?

Berbanding kebalik dengan sifat dan penampilannya, penampilannya yang bisa di bilang urakkan. lengan bajunya yang ia lipat, kaos kaki yang hanya sebatas mata kaki, dan jangan lupakan ia tidak pernah memakai atribut dengan lengkap. sebelum keluar dari kamar ia menguncir kuda rambutnya.

"good morning!!" teriak Dira.

"morning too," serempak kedua orangtuanya.

"jangan teriak teriak Ra, pusing ni ayah denger suara kamu pagi pagi," omel Alex alis ayah Dira, Dira pun hanya menyengir.

"yaudah yaudah, kamu ga terlambat Ra?" tanya Devi alias bunda Dira

"iya kayaknya, yaudah Dira makan di sekolah aja ya bun yah. Assalammualaikum," Dira pun langsung mengacir keluar rumah, Alex dan Devi hanya geleng geleng kepala.

"anak kamu tu yah," sahut Devi.

"anak kamu juga bun," ralat Alex.

"keturunan dari siapa si dia tu?" tanya Devi bingung.

"siapa ya? waktu sma sering bener keluar masuk bk?" Sindir Alex.

"bukan aku aja ya kamu juga," jawab cepat Devi.

"yaudah yaudah kita kan dah pensiun jadi tukang onarnnya" balas Alex dengan tawanya, mereka pun tertawa bersama.

Dira pun sampai di sekolahnya, mungkin ia sedang diberkati sebab ia tidak terlambat ia datang saat persis pagar sekolah mau ditutup.

dengan kecepatan flash ia pun bisa masuk tanpa hambatan, Dira berlari untuk masuk ke kelasnya tepat saat ia masuk kelas bel berbunyi tanda masuk.

"lo kenapa nyet? kek buronan tau ga," sahut teman sebangku Dira.

"enak aja lo Vi," jawab Dira sambil mendaratkan badannya di kursi.

"gue kesiangan ege," lanjut Dira.

"aduh lo bego atau apa si? kan lo memang terlambat trus everyday," cecar Olivia, sering di panggil Via teman sebangku Dira selama dia di sma ini.

"hahaha, iya ya lupa gue tumben pinter lo," ejek Dira yang di hadiahi jitakkan dari Via.

Pluk

"enak aja gue pinter ya," protesnya.

"iya nyai iya," jawab Dira dengan cekikikannya, tepat setelah itu gurupun masuk halhasil Via tidak bisa membalas perbuatan Dira.

"awas lo Ra" ancam Via.

'kring!!!kring!!kring!!!'

bel istirahat berbunyi, seluruh siswa berbondong bondong keluar kelas karena sudah lelah otaknya dikuras oleh pelajaran.

"yok kekantin ra," ajak Via, Dira pun mengangguk.

dikolidor menuju kantin sangat ramai, apalagi saat Dira dan Via datang. Ah ̶ dia sangat menonjol karena hampir seantero sekolah tau siapa mereka itu.

banyak cacian bahkan ejekan yang menuju kepada Dira dan Via tak banyak juga pujian yang ia dapat, tapi mereka tidak peduli dan melanjutkan jalan. sesampainya di kantin mereka pun duduk di tempat yang kosong.

"mau pesen apa Ra?" tanya Via.

"samain aja,"

"yaudah mumpung baek ni gue,"

"sono hus hu," usir Dira, Via pun pergi untuk memesan makanan.

sekitar beberapa menit Dira menunggu, Via pun datang dengan makanan di tangannya. "widih enak nih," cacing di perut Dira sudah meronta-ronta minta makan karena ia tidak sempat sarapan tadi pagi.

"ialah, ratu yang mesen beda," pede Via

"wess, iye ratu.. ratu kodok maksudnya," sahut Dira dengan tawanya.

"kawan laknat lo,"

"Dira," panggil Via.

"hm,"

"gue bakal pindah," ujar Via yang membuat Dira memberhentikan aktivitasnya lalu menatap Via melotot.

"eh maimunah demi apa!?" pekik Dira terkejut.

"Serius, kaga prank ini besok gue ga skul lagi," jawab Via dengan lesu.

"kenapa mendadak banget dah," protes dira.

"entah my dad lah,"

"ini ga april mop kan?lo kenapa? lo di ga karantina lagi sama emak lo kan?" cerocos Dira.

"eh bambank satu satu napa," sahut Via kesal.

"nah gue pindah karena bokap gue harus ngurus perusahaan di sana, and gue ga di karantina lo kira gue positif apa," lanjut Via kesal.

"yah, gue sendiri dong,"

"gapapa lo kan banyak fansnya tu bejibun kek kecebong tau," ujar Via dengan tawanya.

"kawan yang sebangs*t lo mah kagak ada," jawab Dira lesu.

"haruskan gue terhura atas ucapan lo?" sinis Via.

"terharu bege," ralat Dira.

"udahlah gausah sedih sedih kan nanti bisa vc an."

"yaudah gue iklasin lo ni"

"lo kira gue mau mati apa?" kesal Via.

"memang!" pekik Dira lalu berlari keluar kantin, untung kantin sudah sepi karena sudah masuk jadi Via tidak usah susah susah menangung malu.

setelah pindahnya Via, Dira menjadi duduk sendiri. ia jadi kemana mana sendiri. kek jomblo, eh memang si. hari hari Dira seperti hari biasa lainnya tak ada yang spesial.

hari ini hari dimana semua orang menyukainya, terutama Dira. Yaitu hari minggu, hari ini ia malas untuk lari pagi. ia lebih memilih pacaran dengan kasurnya, jam sudah menunjukan pukul 08.30 Dira pun melaksanakan ritualnya. Dira keluar dengan mengunakan celana pendek hitam dan kaos biru dongker polos

di ruang makan sudah ada orang tuanya "udah bangun Ra, tadi baru mau di banguin," ujar Devi yang pertama kali sadar keberadaan Dira.

"ga joging Ra?" tanya Alex.

"mager yah," cengir Dira.

"ayah mau bilang sesuatu ke kamu Ra," ujar Alex serius.

"apa?"

"masalah perusahaan ayah disini udah selesai,"

TBC. 

REYDIRA  || TERBITWhere stories live. Discover now