BAB 24

256 24 1
                                    

Ujian tengah semester sudah berlalu dengan tenang. Rena bersyukur tidak ada drama apa-apa selama ujian tengah semester seperti tahun lalu. Ia bisa bernapas lega menunggu hasil penilaian dan pemeringkatan.

Hari ini Classmeet sekaligus persiapan untuk festival wirausaha. Lapangan sedang ramai orang-orang yang ingin mendaftar festival wirausaha sekolah. Tiap kelas sibuk mendekor kelas dan menyusun booth untuk festival. XI IPA 1 ramai dan berisik seperti biasa selama menghias kelas mereka. Pita dan karton warna-warni berserakan di mana-mana. Deretan meja dan kursi pun sudah tidak beraturan.

Salah satu gadis mungil berambut pendek dengan tak peduli mengacungkan kameranya merekam kegiatan kelas untuk channel YouTube-nya.

"IPA 1 pakai tema anti bullying dan Fauna Indonesia. Jadi, bakal banyak gambar hewan-hewan eksotik sama quotes anti bullying gitu," kata Ella menjelaskan, mengarahkan kamera ke wajahnya. "Iya, pasti kalian semua langsung mikir temanya nggak nyambung. Ya, suka-suka kelas kami, dong. Sebenernya guys, gue udah usul buat pake anti bullying aja soalnya di kelas ini sudah dipenuhi binatang seperti Bobi, Jekey, Arthur, Lucas, dan Erza."

Ella berjalan kesana-kemari merekam teman-temannya yang sibuk diiringi nyanyian heboh Bobi dan Brianna juga suara-suara berisik Arthur bersorak-sorai. Ada juga pekikan Joy dan Rosa yang menyuruh para cowok membawa ini itu. Ella bersandar di meja guru, memperbesar radius kameranya ke wajah Theo yang sedang menjelaskan desain booth kelas pada Sandra, salah satu pengurus OSIS.

"Kalau diibaratkan hewan, Theodore ini adalah singa," celetuk Ella membuat Theo melirik, menyadari cewek mungil itu sedang merekamnya.

Ella melompat riang. Matanya mengarah ke pintu kelas, menangkap figur Ari datang membawa setumpuk karton warna-warni. Dengan ceria, Ella berlari kecil menghampiri Ari.

"Ariel!" sapa Ella riang membuat Ari nyaris terlompat kaget.

Ari yang menyadari tujuan asli Ella pun mulai berpose di depan kamera. Menampakkan beragam ekspresi dan aegyo ala idol Korea Selatan.

"Kalau si Ariel ini ibarat anjing," celetuk Ella begitu saja membuat Ari langsung mendelik kaget. "Ganas saat belum punya pawang, jadi uwu setelah punya pawang."

Ari makin mendelik, mulai sebal. Ia mengerjap bingung memikirkan tema semacam apa yang dipakai Ella sekarang. Ketika Ari menolehkan kepala menatap teman-temannya, mereka tidak menaruh peduli pada Ella. Jadi, Ari diam saja menuruti perintah Ella untuk kembali berpose depan kamera.

Ari menoleh ke koridor kelas. Matanya sedikit membulat melihat sosok Rena berjalan bersama Aaron, salah satu pengurus OSIS sekaligus anak kelas sebelah. Cowok paling kalem dan ganteng yang dipuja-puji seluruh siswi Husada itu kini berjalan bersama Rena yang dijuluki ratu angkatan. Ari jadi mendelik, sama seperti puluhan pasang mata di koridor yang menatap mereka penuh selidik.

"Gue cariin ternyata lagi ngebabu!" seru Jekey melompat ke punggung Ari secara tiba-tiba.

Ari langsung mengumpat. "Lo kira lo bukan kingkong?"

Jekey cengengesan. "Abang Ariel pagi-pagi udah sensi. Perlu jatah, ya, bang?"

"Nggak usah nyampah," cibir Ari seraya menoleh ke koridor sekolah. Matanya mengerjap melihat Aaron dan Rena menghilang. Sepertinya mereka berbelok di persimpangan. Ari jadi melengos kesal.

"Ngapa lo? Masih pagi udah kayak mau makan orang," celetuk Jekey ikut mengamati koridor yang ramai. Ia berkerut karena tidak menemukan hal ganjil apa pun.

"Susah bener jadi cowok," keluh Ari dengan helaan napas panjang membuat kening Jekey makin berkerut. Ari menoleh ke kiri, menatap Jekey yang merangkul lehernya sudah seperti ingin mencekik musuh. "Lo, 'kan, ada ngutang es teh ke gue. Gih, minggat lo ke kantin."

Black DressDonde viven las historias. Descúbrelo ahora