Part 7

69 7 0
                                    

Sekarang pukul 5 sore, Raya berniat untuk mandi setelah itu ingin melanjutkan drama korea yang sedang ia tonton. Raya menatap baju olahraga Arga yang sedang di tangannya. Entah kenapa Raya merasa bersalah kepadanya.

Ia berjalan menuju ruang cuci di rumahnya.

"Bukan baju kamu ya itu?" Tanya mami saat melihat Raya menuangkan deterjen ke mesin cuci.

"Bukan, punya aku ketinggalan tadi." Jelasnya.

"Trus punya siapa? Eh airnya kebanyakan itu nak."

"Er... Arga" jawab Raya pelan hampir tidak mengeluarkan suara.

"Siapa?"

"Arga mi" ulangnya sekali lagi.

5 detik tidak ada jawaban dari mami, Raya menoleh ke arahnya. Dilihat mami sedang menatap Raya lekat-lekat.

"Kamu pacaran ya sama dia?" Ucap mami dengan kerutan di dahi serta mata penuh selidik.

"Ha? Enggak. Tadi kebetulan aja dia bawa juga trus pinjemin ke aku." Jawab Raya gugup.

"Yaa kalau pun pacaran juga gapapa kali. Yaudah biar mami aja yang cuci, kamu mandi sana dekil banget sih."

"Bang Rio balik jam berapa mi?" Tanya Raya.

"Jam 8 malem sekarang masih di kereta. Nitip oleh-oleh ya kamu?"

"Enggak, gimana mau nitip orang dia naik gunung bukan jalan-jalan. Yaudah aku kamar dulu yaaa makasii mami cantik." Ucap Raya manis hendak meninggalkan ruang cuci.

Setelah melakukan ritual mandinya, Raya langsung menyalakan layar laptopnya.

Akhirnya bisa lanjut nonton juga, batinnya.

Baru sepuluh menit matanya fokus ke layar laptopnya tiba-tiba hpnya bergetar mennandakan masuk pesan LINE.

Arga.

Baru melihat nama pemilik pesan, tapi hatinya sudah merasa gelisah.

Ih gue kenapa si gaboleh gaboleh gaboleh, ucap Raya kenapa diri sendiri.

Arga: udah balik?
Raya: udah daritadi
Raya: makasih ya bajunya nanti gue balikin.
Arga: oke santai

Raya bingung untuk membalas pesan dari Arga. Ia sendiri heran kenapa Arga menanyakan ia sudah balik apa belum. Banyak sekali pertanyaan pertanyaan di kepala Raya namun ia urungkan.

Arga: Ray
Raya: iya?

Satu menit berlalu, tidak ada tanda-tanda dari lawan bicaranya untuk membalas. Ia hendak keluar untuk mengambil air. Tapi baru saja ia ingin membuka pintu kamar tiba tiba ponselnya berbunyi. Dengan tidak disadari Raya berlari menuju kasurnya tempat ponselnya berada.

Arga: gajadi.

***

"Kenapa aku sendiri sih? Bang Rio juga dong temenin aku mi" rajuk Raya. Mami menyuruhnya untuk antar bahan kain ke rumah Arga. Sebelumnya Raya sudah mengiyakam perintahnya toh ia pikir ia akan ditemani oleh Rio, namun ternyata firasatnya salah.

"Abang kamu masih istirahatdia semalem baru balik malem banget, udahlah kamu kamu juga udah kenal ini sm keluarganya." Jawab bunda serasa meneguk jus jeruk buatannya.

Raya tidak menjawab, ia lebih melanjutkan sarapannya.

"Lagian kan sekalian bia ketemu pacar kamu."

Setelah mami meyelesaikan ucapannya, Raya tersendak. Ia tidak habis pikir bisa bisanya ibunya megucapkan kalimat itu. Yang Raya tau ibunya sendiri sangat protektif apabila Raya ada hubungan dengan lawan jenis. Tapi sekarang ia bahkan mengucapkan jika Arga adalah pacarnya.

"Mami buat aku keselek aja. Gada apa-apa aku sm Arga." Jawabnya panik.

Setelah perdebatan yang cukup panjang akhirnya Raya mengalah. Tidak ada saahnya membantu ibunya, sekalian ia ingin mengembalikan baju olahraga Arga. Sekarang ia sudah berada di pangkuan motor ojek onlinenya menuju rumah Arga. Sepanjang perjalanan Raya sudah mempersiapkan apa saja yang ia ingin katakan ke tante Hani. Bahkan setelah mengantar paket dari ibunya ini, ia ingin segera meninggalkan rumah tersebut. Entah kemana tujuannya yang jelas ia sedang tidak ingin berada di tempt yang sama dengan Arga karena tidak sehat untuk jantungnya sekarang ini.

"Makasih ya Raya udah repot-repot nganterin bahan kainnya. Kamu udah sarapan? Yuk makan dulu yuk masuk. Atau mau ketemu Arga?" Sapa tante Hani ramah.

Raya tersenyum "udah tante, hm aku mau ngasih ini sih tante baju olahraga Arga. Kemarin aku pinjam soalnya" jelas Raya sambil menyodorkan bungkusan baju tersebut.

"Langsung kasih ke Arga aja ya, dia di kamar. Kamarnya di kanan lantai dua gapapa ya kamu kesana. Tante lagi repot maaf yaa."

Raya meneguk ludahnya saat mendengar ucapan dari tante Hani.

Seriusan ini gue harus ke kamarnya? Batinnya.

Raya menurut, dilihat pintu kamar Arga terbuka sedikit. Tante pikir panjang ia mengetuk daun pintu tersebut. 10 detik tidak ada jawaban, Raya langsung membuka pintu tersebut lebar-lebar. matanya bertabrakan dengan pemilik kamar ini, Arga sedang memasukan tangannya kedalam lubang kausnya. Terlihat sekali jika Arga sendiri kaget bgaimana bisa Raya dirumahnya.

"Ngapain disini?" Tanya Arga dengan mimik wajah kaget.

Yang ditanya bukannya menjawab malah lebih memilih membalikan badannya. Bagaimana tidak, Raya takut sekali jika lawan jenisnya melihat pipinya yang sudah panas akibat melihat Arga hanya mengenakan handuk dipinggang.

"Pake baju dulu buruan." Balas Raya.

"Balik aja kalau mau liat." Goda Arga dengan nada usil.

"Udah udah" lanjutnya.

Raya menghela napas. "Nih mau balikin baju lo" Raya menghampirinya dengan memberikan plastik berisikan baju.

"Makasihnya mana?"

"Kan udah di line."

"Kenapa ga bales line gue?" Cecar Arga.

"Karena... udah gaada lagi yang harus dibalas???" Jawab Raya ragu. Kenapa juga pula Arga harus menanyakan hal itu.

Arga mengangguk. Mungkin ia sendiri juga bingung untuk apa menanyakan hal itu.

"Nyokap lo sibuk banget, mau ada apa sih?" Tanya Raya kepo.

"Kakak gw mau nikah bulan depan." Jawabnya sambil meluruskan kaki di sofa kamarnya, hendak bermain ps. Arga menepuk dudukan di sebelahnya, memberi syarat agar Raya duduk di sebelahnya.

"Wow seru!" Jawab Raya refleks.

Arga menatapnya aneh. "Ya maksudnya bagus dong hehe" jelas Raya.

Arga tidak menjawab tapi ia malah memberikan stick ps lainnya kepada Raya.

Raya menatapnya bingung "buat apaan?"

"Main sama gue" jawabnya tanpa melirik sama sekali.

"Gitar hero aja gimana? Gue cuma bisa itu"

Arga menoleh ke kirinya, tidak dapat dipungkiri ia terlihat kaget atas ucapan Raya. "Gue kira lo nggak pernah main beginian"

"Diajarin Bang Rio."

"Siapa? Cowok lo?"

"Bukan. Abang gue."

"Trus cowok lo?"

"Apanya?" Raya menoleh tidak mengerti akan alur pembicaraan ini.

"Iya, cowok lo siapa?" Arga balas menatapnya.

Sempat ada keheningan diantara mereka.

"Nggak ada" jawab Raya singkat seraya membuang wajahnya.

"Gue maju ya."

"Iya, tapi ini gimana nih emg majunya." Jawab Raya sambil memperhatikan stick ps ditangannya.

Arga menggenggam tangannya sambil menatap mata Raya dengan mantap "Maksudnya gw maju buat jd cowok lo"

RayaWhere stories live. Discover now