3

32.7K 3.8K 218
                                    

Manusia berencana, Tuhan menentukan. Rencana Tuhan begitu mengejutkan, mengingat sudah semingguan ini Wonwoo kelimpungan mencari si pemilik cincin.

Dengan tidak disangka-sangka ayah dari calon bayinya mengaku begitu saja. Cukup terkejut mengetahui itu adalah Kim Mingyu.

Salah satu pangeran sekolah yang selalu memberikan Wonwoo tatapan sinis.

"Kau yakin bayi itu milikku?"

Seratus persen yakin!

Hanya saja Mingyu tidak menyangka akibatnya akan sefatal ini.

Masa depannya masih sangat panjang, namun mendadak suram hanya karena kesalahan satu malam.

"Menurutmu?!" Wonwoo balas bertanya dengan tatapan kesal.

"Siapa saja yang sudah mengetahui hal ini?"

"Keluargaku."

"Hanya mereka?ㅡlainnya?"

"Kurasa tidak ada."

"Baik, itu terdengar cukup bagus. Sekarang mari kita cari solusi bersama-sama dengan kepala dingin."

Mingyu menghela nafas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri.

Bagaimanapun juga berita ini cukup membuatnya terkejut setengah mati.

Kurang lebih dalam sembilan bulan kedepan ia akan menjadi seorang ayah, membayangkan saja Mingyu tidak pernah!

"Jika kau berharap kita akan menyelesaikan hal ini dengan sebuah pernikahan, itu tidak akan pernah terjadi." ucap Mingyu tegas.

"Aku juga tidak mau menikah dengan laki-laki sepertimu!"

Mingyu mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Wonwoo, kau yakin ini nyata?ㅡmaksudku kau mungkin saja salah mengira bahwa kau sedang hamil."

"Salah mengira bagaimana? Aku membeli lebih dari lima alat tes kehamilan dengan merek berbeda setelah mengalami gejala tak lazim seperti mual dan muntah dipagi hari! Dan keseluruhan alat tes kehamilan itu menunjukkan dua garis merah!"

"...ini semua salahmu karena sudah memperkosaku malam itu!"

"Aku tau aku salah! Jadi berhentilah memojokkanku!" balas Mingyu tak kalah kesal.

"Jadi bagaimana?"

"Masa depan kita masih panjang, Wonwoo-ya. Bahkan setelah lulus SMA aku sudah berencana untuk kuliah di luar negeri."

Mendengar ucapan Mingyu hanya membuat Wonwoo merasa semakin putus asa.

"Kau akan pergi?"

"Ya."

"Lalu bayi ini bagaimana?"

"Itu sebabnya, berpikirlah dengan jernih! Kita harus bisa mengambil keputusan disini, kehadiran seorang bayi hanya akan menghambat semuanya."

Mingyu menghela nafas dalam-dalam.

"...bagaimana kalau kau gugurkan saja dia?"

"Gugurkan?" dahi Wonwoo mengernyit dalam, berpikir keras.

"Iya! Aku akan mencari informasi mengenai klinik aborsi terpercaya, masalah biaya aku yang akan tanggung semua, termasuk biaya ganti rugi untukmu."

Melihat raut Wonwoo yang semakin ragu, Mingyu buru-buru memegang kedua pundak pemuda itu.

"Bagaimana?"

Wonwoo menggeleng cepat.

"Mengapa kau berniat membuat dosa untuk kedua kalinya, Mingyu-ya?!"

Di luar dugaan, ketika Wonwoo berpikir pemuda itu akan marah besar namun nyatanya Mingyu hanya menanggapi dengan senyuman tipis.

"Kau masih mempunyai kesempatan besar untuk meraih mimpimu sebagai seorang model papan atas, pikirkan baik-baik sebelum semuanya terlambat."

"Aku tau untuk sekarang ini kau pasti masih merasa kebingungan. Akan kuberi waktu untukmu berpikir. Setelah kau siap, temui aku lagi."

Wonwoo hanya menatap kepergian Mingyu yang mulai menuruni anak tangga.

=======

Harta, Tahta, Wonwoo-ya.. | MEANIE (Completed)✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن