4

29.7K 3.6K 123
                                    

Bisa jemput aku?

Ketika mengirim pesan itu pada Jun, Wonwoo tidak berharap banyak.

Terakhir mereka bertemu, Wonwoo sempat berbicara kasar pada Jun yang mengakibatkan pemuda itu segera pergi meninggalkannya.

Mereka sudah tidak saling tegur sapa selama dua hari ini.

Bukan marahan.

Hanya saja Jun tampak menghindari Wonwoo, tidak ingin anak itu semakin muak melihatnya.

Wonwoo sebenarnya tidak bermaksud bersikap kasar, hanya saja saat itu dia merasa frustasi mencari sang pemilik cincin.

Dimana?

Dibalas dengan segera!

Emart24 dekat sekolah.

Oke.

Jun menyapa Wonwoo dihari pertama ia memasuki sekolah barunya, pemuda itu juga sempat mengenalkan Wonwoo pada dua sahabat karibnya.

Dan berakhir dengan mereka yang tidak cocok.

Wonwoo merasa Mingyu dan Minghao tidak begitu menyukainya.

Itu sebabnya ketika Jun menawari Wonwoo untuk makan siang bersama ataupun pulang bersama, Wonwoo selalu menolak.

Jun itu keras kepala, jadi Wonwoo sering kali menggunakan sedikit kekerasan untuk membuat pemuda itu mau mendengarkan ucapannya.

Namun para siswi penggemar Jun menangkap lain hal yang Wonwoo lakukan, menganggap Wonwoo sedang cari perhatian dan menggoda sang idola.

Sampai hari ini Wonwoo masih sering kali mendapat perlakuan tidak menyenangkan sekaligus pembulian.

"Darimana? Kenapa kau bawa koper segala?" tanya Jun heran begitu ia turun dari mobil.

"Bantu aku memasukkan ini dulu." pinta Wonwoo.

"Baiklah."

Jun mengangkat koper berat Wonwoo, menaruhnya di bagasi mobil.

"Ayo, masuk ke mobil! Kemana tujuanmu?"

"Belum tau."

"Huh?!"

"Kau tau dimana lokasi rumah sewa yang murah?"

"Kau minggat dari rumah?!"

"Bukan! Aku ingin belajar hidup mandiri."

Ini sempat beberapa kali Wonwoo sampaikan, keinginan untuk hidup mandiri, jadi Jun tidak merasa curiga sama sekali.

"Aku tau tempat murah yang layak huni. Lokasinya ada didekat kompleks perumahan tempat tinggalku."

"Ya sudah ayo! Tapi sebelum itu mampir ke kedai ayam goreng dulu ya? Aku lapar.."

"Iya."

"Traktir ya Jun?"

"Siap!"

Andai saja ayah bayinya adalah Jun. Mungkin Wonwoo tidak perlu merasa terlalu khawatir, karena Jun sangat baik sekali padanya.

Tapi beda ceritanya jika itu Mingyu. Diaㅡah, sudahlah.. intinya Wonwoo membenci pemuda itu!

Setelah pembicaraan mereka kemarin di atap gedung sekolah sampai hari ini Wonwoo belum ada niatan menemui Mingyu lagi.

Selera makan Wonwoo aneh.

Setidaknya seperti itulah pikiran Jun melihat teman sekelasnya itu makan ayam goreng tepung dengan taburan bumbu rujak bangkok yang sempat mereka beli dipinggir jalan tadi.

Tadinya ada mangga muda juga yang menemani si bumbu rujak bangkok, namun keburu habis duluan dimakan Wonwoo.

Produksi air liur Jun meningkatkan drastis melihat Wonwoo memakan mangga muda dengan santainya, padahal Jun yakin rasanya pasti sangat asam sekali.

"Tunggu, Wonwoo!ㅡini sudah porsi kedua, kau yakin bisa menghabiskan semuanya?" tanya Jun heran.

Wonwoo mengangguk cepat sembari menggerogoti paha ayam ditangannya.

"Sudah berapa lama kau tidak makan? Dua hari? Atau mungkin seminggu?"

Wonwoo berpikir sejenak. "Kurang lebih empat jam yang lalu."

Jun menutup mulutnya tidak percaya.

"Nanti tidak akan ada yang mau memakaimu lagi kalau kau semakin gendut. Memiliki tubuh bagus adalah kewajiban seorang model."

"Aku tinggal cari pekerjaan yang lain 'kan?"

"Tapi menjadi model terkenal dan diakui adalah cita-citamu."

Benar!

Tapi mau bagaimana lagi?

Semakin bertambahnya hari perut Wonwoo pasti akan semakin membesar.

Rencananya, sebelum orang-orang mengetahui tentang kehamilannya Wonwoo akan keluar dari pekerjaannya terlebih dahulu.

Dia akan bertahan untuk saat ini, karena itu masih belum terlalu ketara.

Atau Wonwoo ikuti saja rencana Mingyu?

Menggugurkan bayi ini kemudian kembali hidup dengan normal seolah hal ini tidak pernah terjadi.

"Jun."

"Hm?"

"Tolong antar aku menemui Mingyu sekarang!"

=======

Harta, Tahta, Wonwoo-ya.. | MEANIE (Completed)✓Where stories live. Discover now