19

21.2K 2.9K 250
                                    

"Bagaimana bisa kau tau aku ada disini?" tanya Mingyu dengan raut tidak bersahabat.

"Dari Wonwoo." balas Jun singkat.

Mingyu tidak berbicara lagi setelah itu, sibuk mengeringkan rambutnya yang masih basah dengan sebuah handuk. Seragam kotornya telah diganti dengan pakaian olahraga.

"Kau mengabaikan pesan dariku dan Minghao, tapi membalas dengan cepat pesan dari Wonwoo. Ada apa? Mulai tertarik?"

"Lantas urusannya denganmu apa? Berhentilah mengejar Wonwoo, dia sudah bersamaku sekarang. Cobalah buka hatimu untuk Minghao,"

"...kau mengenal Minghao lebih lama daripada kau mengenal Wonwoo. Bagaimana bisa kau lebih memilih Wonwoo daripada Minghao?"

"Kau tentunya tau sendiri. Antara cinta dan persahabatan, aku lebih memilih cinta."

"Dan mengorbankan sahabatmu?"

Jun mengangguk yakin.

"Minghao pasti sedih mendengar ini." gumam Mingyu.

"Seharusnya sejak awal dia sudah tau jika selamanya aku akan tetap menganggapnya sebagai sahabat, tidak lebih, karena orang yang ku sukai hanyalah Wonwoo."

"...aku tidak pernah iri pada harta dan tahta-mu. Tapi ketika kau memutuskan untuk menikahi Wonwoo, aku belum bisa menerima hal itu hingga detik ini. Jujur saja, Mingyu-ya.. aku iri."

Si ambisius ini..

"Aku diam bukan berarti mengalah. Nanti akan ada saatnya untukku bertindak."

"Terserah kau sajalah mau bicara apa! Satu hal yang pasti, dengan adanya bayi itu, Wonwoo telah terikat denganku, sepenuhnya!" senyum penuh ejekan itu tergambar jelas dibibir Mingyu.

Jun balas tertawa remeh.

"Sekarang begini sajaㅡ" dia memberi jeda. "...bagaimana jika seandainya bayi itu menghilang?"

Senyum dibibir Mingyu luntur seketika.

=======

"Sudah beres?"

"Sudah."

"Rasakan pembalasan dari kami yang telah merasakan pengkhianatan dengan kejam!"

"Kenapa Mingyu oppa tega sekali pada kita? Sebenarnya aku tidak sampai hati mem-bully-nya seperti tadi, tapi dia benar-benar sudah keterlaluan!"

"Kau benar! Setidaknya dengan itu rasa marah kita sedikit terlampiaskan."

"Bagaimana kalau nanti kita seret paksa saja si binal murahan itu ke gudang olahraga lalu kita hajar ramai-ramai!"

"Memangnya bisa? Kalian tau sendiri Jun oppa bertindak seolah-olah dia bodyguard si murahan itu!"

"Cari waktu yang tepat saat Jun oppa lengah."

"Hajar saja sampai calon bayinya mati!"

"Sekalian saja si murahan itu juga mati!"

"EHEM!"

Empat gadis itu menoleh kebelakang bersamaan, mereka terkejut melihat Minghao ada disana. Sejak kapan?

"M-minghao sunbaeㅡ"

"Jadi seperti itu rencana kalian?" tanya Minghao datar.

Ke-empat gadis itu diam menunduk ketakutan karena sudah kepergok.

"Aku hafal wajah kalian dan juga tau kalian berada dikelas mana. Akan ku buat laporan pada kepala sekolah."

"Jangan, Sunbae! Kami minta maaf.. Kami janji tidak akan melakukan hal aneh-aneh pada Wonwoo."

Minghao mendengus marah kemudian pergi meninggalkan kumpulan gadis itu.

=======

"Ya ampun, ganasnya.." Mingyu berdecak tidak percaya melihat ban mobilnya kempes.

Tidak hanya satu, melainkan empat-empatnya! Kurang keterlaluan apalagi coba?!

Sudah pasti para penggemarnya yang melakukan hal ini.

Jadilah dia terpaksa menumpang pulang dengan mobil Jun, itu juga karena paksaan Minghao, Wonwoo juga ada disana.

"Kenapa banyak sekali orang yang menginginkan bayiku pergi?" tanya Wonwoo sedih setelah mendengar cerita empat gadis tadi dari Minghao.

Minghao meminta Wonwoo agar lebih waspada untuk saat ini.

"Mereka hanya iri, Wonwoo-ya." sahut Jun meski tengah fokus berkendara.

"...kau tenang saja, aku akan berusaha untuk melindungimu saat berada disekolah."

Mingyu yang duduk disebelah kursi kemudi hanya terdiam menerawang menatap pemandangan luar jendela mobil.

Sebenarnya orang seperti apa Jun ini?

=======

Harta, Tahta, Wonwoo-ya.. | MEANIE (Completed)✓Where stories live. Discover now