Persepsi sukar dimengerti. Orang lain menganggap es serut atau permen kapas itu yang termanis. Aneh. Mungkin malah dirinya yang aneh, kalau mengklaim bahwa yang paling manis adalah ambisi.
Ia sibuk berkutat pada matematika, pujaan hatinya. Teman sebangku di sampingnya sibuk menjulurkan lidah, meraup manisnya es krim batang.
"Yonghee, kapan kau dekat dengan perempuan?"
Yonghee berpikir. "Kalau aku dan dia dinyatakan dalam radius satuan sentimeter."
Tersenyum jijik adalah respon terbaik saat ini. "Miris sekali, pintar tapi bodoh. Ganti pertanyaan. Nanti mau dapat pacar yang seperti apa?"
"Yang perempuan," tegas Yonghee.
Hyunsuk mengumpat. Yonghee tak peduli.
"Kalau yang punya tahi lalat di ujung bawah mata kanan, mau? Biar sepasang denganmu," interogasi Hyunsuk lagi.
Yonghee menegaskan sekali lagi. "Asal perempuan."
Emosi, Hyunsuk menumpahkan es krimnya ke buku Yonghee. "Sabar, sabar! Ya sudah, mana sini perempuan yang matanya bertahi lalat?"
"Jodohmu bertanda, Yonghee. Tidak sepertiku, clueless. Ah, aku harus menemukan belahan jiwaku di mana?"
Sayang, untuk hari seterusnya, Yonghee lupa menagih gadis sepasangnya.
Kim Yonghee
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Yoon Hyunsuk
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.