pasrah

1.9K 88 0
                                    

putra memasuki kamar dengan emosi yang sangat sangat sudah ada di ujung tanduk.

"Akhhh mksd papa apa sih?! Kirim- kirim gitu! Di kira gue barang apa!"- ucp putra dengan nada sangat sangat prustasi.

"Ini juga mulut! Kenapa lu ok- ok in aja! kalau beneran dikirim gimana?! Gak- gak! Gue gak mau tinggal dikampung!"- putra menjambak Jambak rambutnya perustasi.

"gak gak, pasti papah cuma bercanda! Nanti gue bakalan bicara pagi ini."

***

Dengan malas putra menghampiri orang tuanya yang sedang sarapan pagi.

"good morning"- sapa maput kalaupun sedikit cuek.

"morning"- balas putra dingin.

Maput tak menjawab, paput tak berbicara hanya fokus kemakanannya sjaa.

Keheningan melanda.

"aku gak mau kekampung yang papah mksd malam tadi"- putra memecahkan keheningan, maput dan paput menatap heran.

"kenapa? Kamukan sudah me -ok- kan malam tadi, itu artinya bertanda iya"- ucp paput dengan kebingungan.

Putra gugur, padahal dia sendiri yang berkata tapi, ah lupakan saja!. "p putra ngantuk malam tadi! Iya ngntuk! ah. Pokonya gk mau pah mah. Putra masih mau disini sama kalian sama teman teman juga"- yang tadinya dingin putra malah bersifat memohon seperti anak kecil yang meminta mainan kepada orang tuanya

Maput dan paput geleng- geleng di buatnya.

"sudah dial, tak bisa di ganggu gugat."

Putra mendengus, "Mah, pah pelease. Putra janji h
Gak akan kaya gini lagi."

Maput Tersenyum samar, "Kamu harus coba putra, sudahlah jangan membantah lagi. Bisa?"

"ck! Tapi di sana putra gada teman! gak seru."- ucp putra malas.

"kata siapa tidak ada teman? Ada kok, anaknya teman papah"

"gak! Aku gak mau! Pasti orangnya nanti kampungan banget!"

"sut, kata siapa? Dia wanita baik, pandai. kamu pasti suka dengannya"

Putra berdecak, "Gk! Putra sudah ada Chila!"

"oh iya, putra mau kesnaa. Asal..."- putra menjada omongannya

"Asal, kalau pulang dari sana langsung lamar Chila aja."

Maput dan paput saling berpandangan lalu mengangguk pelan, kalaupun ragu.

"Kmu yakin putra?"- putra mengagguk cepat

"kamu 3 bulan loh disana, Chila siap nungguin gitu?"

Putra mengangguk ragu

"sebenarnya, anak teman kita lebih dari pada chilakan pah?"

"iya, dia cantik sekali"

"Gak, putra tetap sama Chila!"

"bener?"

"iya pah!"

"yudahlah, palingan dia kemakan omongan dia sendiri nanti pah."- paput menggangguk sambil terkekeh kecil, putra tak menanggapi. Hanya diam

"dia katanya udah luluskan pah? berarti pinter orangnya"

"iya mah, pinter. Andai putra mau sama dia. Papah setuju banget!"

"pa! Ma! Putra cuma setia sama satu cewe! Inget itu."- putra menekankan semua ucpan.

Maput menarik nafas panjang, "Mamah, sama papah cuma mau. Yang terbaik untuk kamu putra. Anak teman papah itu sangat baik orangnya. mamah lebih suka kamu sama dia."

Putra mendengus kuat, "Sebenarnya keluarga atau temen sih?!"

"lebih tepatnya sahabat papah, put."

"oh"- singkat putra

"yudah, kami kekantor dulu. Kamu dirumah saja. Jgn kemana mana. esok kmu harus sekolah. Pamit keteman teman. Terutama sama chila pacar kamu itu."

"ya"- jawab putra singkat lalu langsung pergi dari meja makan menuju kamarnya

----

gimana gimana? Suka gak?

Pencet tombol bintang dibawah ya, sayang ;)

cewe kampungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang