𝚃𝙸𝙶𝙰 𝙿𝚄𝙻𝚄𝙷 𝙴𝙽𝙰𝙼

1.7K 419 52
                                    

Kesalahan dalam cerita terjadi karena ketidaksengajaan.

Sanhee melirik Soobin yang berada di sebelahnya secara diam-diam

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Sanhee melirik Soobin yang berada di sebelahnya secara diam-diam. Ia merasa gugup karena sikap Soobin tadi.

"Katakan, apa dia akan mencium mu?"

Sanhee reflek mendelik setelah mendapat pertanyaan seperti itu. Lantas, ia menoleh pada Soobin. "Apa? Kak Soobin kenapa bertanya seperti itu...?" Tanyanya pelan dengan kepala yang perlahan menunduk.

Soobin menoleh pada Sanhee. "Hanya bertanya saja, kau dan dia berjongkok hampir tanpa jarak. Aku jadi berpikiran yang tidak-tidak," balas Soobin.

Diam-diam Sanhee tersenyum simpul. Lucu sekali Choi Soobin ini. Tapi ia senang karena ternyata Soobin membawanya pergi hanya karena berpikiran seperti itu.

Sanhee segera berdiri. "Aku— aku menemui Hana dulu, ya." Setelah mengatakan itu, Sanhee segera pergi dari taman sekolah sambil tersenyum malu.

Soobin hanya diam saja memperhatikan kepergian Sanhee. Hingga beberapa saat kemudian setelah Sanhee meninggalkan taman, seseorang menghampirinya dari belakang.

"Choi Soobin."

Soobin menoleh dan sedikit terkejut karena ada Hyunjin dengan kamera yang terkalung di lehernya. "Sedang apa kau dengan Sanhee tadi di sini?" Tanya Hyunjin.

Soobin tersenyum. "Hanya mengobrol saja. Di mana Lia?"

"Sedang memotret kegiatan," jawab Hyunjin. "Soobin-ah, jika aku tau kau mendekati Sanhee karena pelampiasan, kau tau aku bagaimana, kan?"

Soobin menekuk alis. "Aku tidak ada niatan untuk menjadikan Sanhee pelampiasan. Kenapa kau berpikir seperti itu?" Tanya Soobin.

"Hanya berjaga-jaga saja. Jika suatu haru kau memang menjadikannya pelampiasan, ingat, aku tidak akan pernah tinggal diam. Sekali saja kau membuat Sanhee menangis, kau harus menanggung akibatnya. Ingat itu," ancam Hyunjin, kemudian pergi meninggalkan Soobin.

"Dia protektif sekali terhadap adiknya."

"Kak Hyunjinnnnnn!!!!"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Kak Hyunjinnnnnn!!!!"

Brak

Sanhee membuka pintu kamar Hyunjin dengan sedikit keras. "Jangan sampai pintuku rusak," ucap Hyunjin yang sibuk belajar.

Sanhee terkekeh dan meminta maaf. Setelah menutup pintu kembali, ia melangkah mendekati Hyunjin dan mengalungkan tangannya ke leher Hyunjin. "Aku sedang bahagia hari ini," ungkap Sanhee.

"Bahagia kenapa?" Tanya Hyunjin masih fokus pada soal-soal latihan.

Sanhee menarik tangannya, kemudian memandang ke luar jendela kamar Hyunjin. "Aku  bahagia karena kak Soobin. Ahhh, aku jadi tidak bisa jika harus menjauh darinya. Dia selalu menarikku untuk mendekat. Tadi dia mengira aku akan di cium—"

"Apa?!" Hyunjin menatap tajam Sanhee. "Kau ciuman?!" Tanya Hyunjin tidak santai.

"Tidak, tidak," ucap Sanhee. "Aku tidak ciuman, hanya saja tadi kak Soobin mengira aku akan berciuman dengan kak Beomgyu."

"Beomgyu? Anak tingkat 2 yang mengadakan kelas astronomi bersama Chani dan Renjun itu?" Tanya Hyunjin.

Sanhee mengangguk. Matanya tetap tertuju pada bintang malam. "Bukankah kesalahpahaman kak Soobin itu lucu sekali?" Tanya Sanhee yang kemudian terkekeh.

Hyunjin kembali fokus pada soal-soal nya. "Tidak."

Sanhee cemberut. Namun, ia tak membalas apapun lagi. Sanhee memandangi bintang yang bertaburan di langit malam. "Kak Soobin, sedang apa?"

Soobin meletakkan pulpen yang sedari tadi digunakan untuk mengisi soal-soal latihan, mengingat sebentar mendekati masa ujian akhir

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Soobin meletakkan pulpen yang sedari tadi digunakan untuk mengisi soal-soal latihan, mengingat sebentar mendekati masa ujian akhir. Soobin akan segera lulus, dan Soobin berharap nilainya akan memuaskan nanti.

Soobin beranjak dari tempat duduk, ia berjalan menuju jendela dan membuka jendela itu. Matanya langsung tertuju pada kamar Lia yang masih bisa di lihat dari kamarnya.

"Lia, sedang apa?"

Setelah itu, Soobin berjalan untuk mengambil ponselnya yang tergeletak di atas kasur. Soobin duduk di tepi kasur sambil masuk ke sebuah aplikasi dan mengetikkan sesuatu.

Untuk kesekian kalinya, Soobin mengirim pesan permintaan maaf pada Lia meskipun ia tau Lia tak akan membalasnya. Saat memandangi room chat hal tak terduga terjadi.












Lia memblokir nomor Soobin.

[✓] GALAXYDonde viven las historias. Descúbrelo ahora