Chapter 19

630 26 0
                                    

"Bersamamu kita raih kebahagiaan."

Happy Reading❤❤

Namun berbeda dengan Diviana, cewek itu sedang duduk di balkon kamarnya sambil memainkan mainan yang di berikan oleh Gibran tadi lalu tersenyum kecil. Kini hujan sudah mulai berhenti makanya Diviana bisa keluar dari dalam rumahnya ia pergi untuk mengambil gitar kesayangannya, gitar yang selama ini selalu ia simpan baik-baik di lemari bajunya.

Diviana segera membuka pintu lemari itu lalu mengambil gitar yang di tutupi oleh tasnya ia lalu membukanya perlahan. Diviana segera duduk kembali di balkon kamarnya memainkan senar gitar sambil bernyanyi kecil, ia lalu membuka google untuk mencari kunci gitar lagu yang ingin ia nyanyikan. Perlahan ia mulai memetikan senar gitarnya dan menyanyikan lagu berjudul Imagination dari Shawn Mendes.

"In my dreams you're with me we'll be everything I want us to be and from there, who knows, maybe this will be the night that we kiss for the first time or is that just me and my imagination."

Beberapa menit kemudian lagu berjudul Imagination dari Shawn Mendes berhasil di nyanyikan dengan merdu oleh Diviana. Ia menaruh gitarnya kembali dan meminum obat yang berada di meja balkon membuat Diviana segera meminum obatnya sekarang kepalanya terasa pusing sekali.

Diviana lalu berdiri secara perlahan dan berusaha untuk tetap berjalan sambil memegangi gitarnya kesayangannya itu lalu masuk kedalam kamarnya. Diviana segera menaruh gitar itu di dekat nakas lalu bergegas merebahkan tubuhnya di kasur king size miliknya, demi apapun kepalanya terasa pusing sekali dan membuat ia berusaha untuk memejamkan kedua matanya sampai kantuk pun datang menghampiri dirinya.

***

Suara kicauan burung yang berada di pagar halaman balkonnya membuat gadis yang sedang tertidur sangat pulas itu terbangun. Diviana menggeliat kecil lalu meregangkan otot-otot tubuhnya dan mulai membuka kedua matanya perlahan, Diviana segera turun dari kasurnya dan masuk kedalam kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Ia segera pergi keluar dari kamar menuju meja makan untuk sarapan pagi dan habis itu melakukan kegiatan beres-beres rumah sambil membantu bi Inah. Diviana sedang menjemurkan pakaiannya hitung-hitung sambil berjemur di bawa sinar matahari pagi sambil bernyanyi kecil setelah selesai ia segera pergi menuju kamarnya kembali untuk membaca berbagai macam buku novel yang sudah ia beli.

"Gibran ini kemana sih kok dia belum juga ngabarin gua apa dia belum juga bangun ya gila tuh anak kebo banget anjir!" celetuk Diviana sambil membaca novelnya.

Beberapa menit kemudian pintu kamarnya pun di ketuk oleh seseorang membuat ia menghentikan aktivitas membaca bukunya lalu pergi untuk membukakan pintu itu. Diviana tersentak kaget saat melihat wajah Gibran yang sangat dekat sekali dengan wajahnya hanya tersisakan beberapa jarak saja. Gibran menyengir kuda sedangkan Diviana berdecak kesal sambil menatap Gibran.

"Ah lo ngagetin gua aja anjir, kalo gua kena serangan jantung gimana setan!"

"Rumah sakit banyak Zetta tinggal di bawa ajalah kesana, terus kalo gak ada yang mau nerima lo berarti tinggal gua di bawa aja ke jurang habis itu lemparin!" ucap Gibran dengan santainya.

"Gak ada akhlak banget lo jadi cowok anjir masa pacar sendiri di gituin sih tega ih!"

"Ih masa sih sayang kata siapa gua gak ada akhlak buktinya gua masih bisa shalat nih heh!" ucap Gibran ingin sekali menerjang bibir Diviana pakai raket nyamuk.

Crazy Couple✔Where stories live. Discover now