Chapter 22

609 27 0
                                    

"Lebih baik diam jika tidak tau kebenaran aslinya seperti apa."

"Anjing siapa yang ngomongin gua anak haram! Maju lo pada gak takut gua sini ngomong depan gua langsung kalo lo memang berani jangan jadi pengecut yang cuma bisa ngomong di belakang doang!" pekik Diviana tersulut emosi membuat anak the magnetic mencoba meredahkannya.

"Maju gak lo pada hah! Maju sini satu-satu lawan gua! Maju gua bilang bangsat siapa yang ngomongin gua anak haram!" pekik Diviana kembali saking ingin taunya seperti apa seseorang yang telah menghinanya.

"Oh bagus pengecut lo pada hah! Gua kasih tau ke kalian semua gua bukan anak haram mama dan papa gua memang menikah dan itu resmi di mata agama dan negara! Asal lo pada tau gua cuma anak yang jadi korban akibat perceraian kedua orang tua gua, iya memang gua tumbuh dewasa sendiri beda dengan kalian semua! Jadi tolong jangan pernah ngasal bicara kalo gua anak haram karena gua bukan anak haram bangsat!"

"Kalo lo bukan anak haram berarti lo anak yang gak di inginkan sama kedua orang tua lo kan pastinya!" celetuk salah satu cewek lalu maju kedepan tepat banget di hadapan Diviana lagi-lagi membuat dirinya panas.

"Iya kenapa hah gua cuma anak yang gak di inginkan sama orang tua gua berbeda sama lo pada, lo memang punya kedua orang tua tapi orang tua lo enggak ngedidik lo dengan benar, makanya mulut lo bisa sesampah itu!" ujar Diviana membuat cewek yang di hadapan dirinya itu tersulut emosi.

PLAKKK

Satu tamparan mendarat mulus di pipinya membuat Diviana meringis kecil karena bibirnya sobek dan mengeluarkan darah segar yang mengalir, boleh juga nih cewek. Diviana menatap tajam ke arah cewek yang menamparnya tadi kemudian tangannya mengepal dengan sempurna diikuti dengan napasnya yang memburu tanda amarahnya sudah memuncak siap untuk ia keluarkan lumayan ada bahan untuk baku hantam. Ia tersenyum memandangi cewek di hadapan dirinya yang sedang mengatur napas awas kena sesak nafas apa enggak mati, Diviana memang sengaja untuk memanas-manasi cewek itu terlebih dahulu.

"Gua kasih tau ya ke lo yang pantes di sebut sampah masyarakat itu lo orangnya Diviana dasar cewek gak punya malu dan gak punya harga diri gua bingung apa sih yang mau di banggain dari cewek sampah kayak lo ini!"

"Kalo memang gua cewek yang gak punya malu dan harga diri udah pasti gua bakalan buka semua aurat gua disini goblok, lo pikir dengan cara lo ngomong begini diri lo suci gitu enggak sama sekali, coba sih sana beli kaca dulu terus habis itu lo perhatiin diri lo sendiri ya, yang bahkan mirip banget sama jalang sialan itu!" pekik Diviana lalu tertawa meremehkan di hadapan cewek itu karena ia baru memulai aksi gilanya tunggu saja bakal ada kejadian diluar yang mereka bayangkan.

"Oh jadi lo main-main sama gua dan asal lo tau ya Vi gua bakal bikin hidup lo menderita karena anak haram kayak lo ini gak pantes untuk bahagia hidup di dunia ini, gua bakal matiin diri lo sekarang juga dasar murahan rasain nih bicth!"

PLAKK

Dan untuk yang kedua kalinya tamparan itu berhasil mendarat dengan mulus di pipinya membuat cap'an berwarna merah nampak jelas di pipi putih milik Diviana, sahabatnya yang melihat kejadian tadi langsung saja tersulut emosi, mereka ingin memberikan balasan kepada cewek itu namun segera Diviana hentikan biarkan dirinya saja yang menangani semua urusan miliknya. Diviana menatap tajam ke arah cewek yang sudah membuat sudut bibirnya robek itu, Diviana lalu mengelap kasar darah yang masih saja mengalir dari sudut bibirnya itu, kini habis sudah rasa kesabarannya. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk ia membuat cewek itu merasakan sakit yang setimpal yang ia alami tadi bahkan jika bisa harus melebihi dirinya.

Crazy Couple✔Where stories live. Discover now