03. Begins

275 55 16
                                    

Aneh. Cuaca kali ini sangat aneh, padahal tadi hujan sudah mengguyur bumi tetapi sekarang tak ada hujan sama sekali, bahkan tanah yang mereka pijaki, gersang?

Langit sangat gelap bahkan lebih berbeda dari barusan. Sekarang tidak ada kilat yang menyambar sama sekali, tetapi cuaca dan suasana ini sangat menyeramkan.

Mereka sudah berkumpul di tengah lapangan.

"K-kok cuacanya begini??" Ujar Nako takut disebelahnya Minju mengeratkan tangannya dengan Nako.

"Gue takut Minju" Mata Nako berkaca-kaca, dan segera Minju menenangkannya.

"Jangan takut. Lo ga sendiri Nako, masih ada teman yang lainnya" Tutur Minju sambil mengelus pundak Nako yang lebih kecil darinya.

"Gue mau pulang" Rengek Somi ketakutan.

Melihat teman-temannya yang ketakutan, membuat rasa bersalah Daehwi semakin besar. Cowok pecicilan itu tentu saja tidak menyalahkan Minkyu, karena mau bagaimanapun dimata yang lainnya pasti Daehwi yang akan disalahkan, karena yang sudah mengajak mereka untuk bermain ini.

Tidak jauh dari Minkyu, sedari tadi pemuda itu menatap murung ke segala arah, sampai dia menemukan Daehwi yang tengah menatap murung juga. "Maaf, sumpah gue ga-"

"Gue ngerti dan gue tau. Disini yang bersalah gue, gue yang ngajak kalian kan?"

Minkyu menundukan dirinya, tidak. Ini bukan salah Daehwi.

"Tidak Daehwi gue-"

Lagi-lagi perkataan Minkyu terpotong oleh Beomgyu yang sudah berdiri di sisinya sambil menatap sengit, di belakangnya ada Jeongin yang hanya terdiam.

"Oh ceritanya kalian berdua sekongkol" Minkyu dan Daehwi terdiam sembari menatap Beomgyu.

"Beomgyu, sumpah gue gak tau apa-apa soal kartu ini!" Jujur Minkyu, disebelahnya Daehwi masih terdiam tak berani membela dirinya di depan Beomgyu.

"Lo bohong! lo sengaja buat kita begini. Ternyata lo muanfik ya seorang Minkyu. Lo lebih busuk dari sampah!"

"Diam Choi Beomgyu!"

Semua perhatian sontak menatap ke arah Minju yang berjalan ke arah Beomgyu dengan mata berkaca-kaca, "Jaga mulut kotor lo itu. Ada bukti dan hak apa lo tiba-tiba menyudutkan Minkyu? lo langsung menyimpulkan gitu aja tanpa melihat keadaan sebenarnya, Minkyu ga kaya gitu ya! gue tau dia!" Bentak Minju, baru pertama kali Minju marah seperti ini, apalagi di depan Beomgyu.

Beomgyu menatap sinis Minju, "Lo ngebelain dia karna lo sodara kandungnya. Jangan-jangan lo juga ikut-ikutan mereka lagi!"

Minju mendorong bahu Beomgyu dengan kencang, membuat pemuda itu sedikit terkejut. "Tuhkan, pikiran sama hati lo aja gabisa diajak komproni. Lo punya otak kan? coba pikirkan lagi sebelum berbicara yang sama sekali tidak benar dengan keadaan. Lo bisa nyalahin gue, Minkyu atau Daehwi, tapi lo juga harus bersikap rasional dong, apa gak sebaiknya lo lihat kebenarannya terlebih dahulu sebelum berbicara? Bisa-bisanya memfitnahi orang sembarangan, gue ga habis pikir dengan otak lo!"

Beomgyu begitu tertohok dengan ucapan Minju barusan, Jeongin pun berbicara. "Wajar lah Beomgyu kaya gini dan menuduh mereka! keadaan lagi kaya gini Minju, ga menjaminkan juga kan mereka bisa dipercaya atau ngga. Bisa jadi kan memang mereka dalang dari semua ini" Ucap Jeongin membela Beomgyu.

"Harusnya lo juga berpikir logika Kim Minju" Sambung Beomgyu dengan tatapan sinis.

Minju masih terdiam di tempat, bukan kehabisan kata-kata, melainkan dia tak habis dengan jalan pikir teman-temannya.

"Sudah Minju. Mereka benar, wajar saja mereka mencurigaiku dan Daehwi, kita yang sudah membawa mereka ke sini. Curiga sama teman sendiri tidak salah kan?" Ujar Minkyu.

Serial Killer 01 line✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang