24 : Ngeselin, tapi sweet.

1.5K 172 53
                                    

Alohalooo... ii kambek lagi gengs... jangan lupa tinggalin jejak yaaaaps...

V O T E
A N D
C O M M E N T
(HATURNUHUN)

🌷HappyReadingGengs🌷

Gue mengatur suhu ruangan gak terlalu dingin sebelum bersiap menjelajah alam mimpi. Suami Tutup Panci gue juga udah berbaring di samping gue dan bersiap bobo ganteng setelah sebelumnya asik main game.

"Yang," ujarnya tiba-tiba.

Selimut di bawah kaki gue udah siap ditarik sampe bahu terhwnti gitu aja pas tiba-tiba Tutup Panci gue menginterupsi. Gue pun menoleh ke arah dia yang kini tengah menatap gue lekat.

"Iya?" tanya gue seraya membalikan badan jadi menyamping.

Tutup Panci gue memposisikan diri menyamping seperti gue. Kini dia lebih leluasi menginvasi seluruh wajah gue. Tapi tatapan matanya meredup, dia terlihat ragu-ragu. Sejak pulang dari kampus tadi dia emang kaya yang mau ngomong sesuatu gitu, tapi keliatan ragu-ragu terus. Kayanya ada sesuatu yang terjadi nih.

Satu helaan nafas panjang semakin meyakinkan gue kalau emang ada sesuatu yang mau dia sampein.

"Ada apa, Mas?" tanya gue lagi karena dia masih aja bungkam. "Dari tadi kaya ada yang mau disampein tapi ragu-ragu terus. Ngomong aja ada apa."

Satu senyum manis terpatri di bibirnya. Seperti ada sedikit kelegaan dan kekuatan di sana. Gue menatapnya semakin dalam, mencoba lebih ngeyakinin dia buat ngomong apa yang ada di kepalanya.

"Ada sesuatu yang mau saya omongin," ujarnya membuka pembicaraan.

"Apa?" tanya gue yang kini memusatkan seluruh atensi pada dia.

"Ini tentang saya dan Susan." jawabnya.

Bagai disuguhi bangkai tikus, langsung aja gue membuang muka dan lebih memilih menarik selimut menutupi seluruh tubuh gue. Males ah kalau udah bahas-bahas dia. Bodo amat juga dia mau ada hubungan apa-apa sama si Susan-Susan boneka yang bisa nyanyi itu. Gue tuh udah cape sama mereka berdua.

Ya... ya... bibir gue bisa bilang bodo amat kaya gitu. Tapi tetep aja ini hati gue sakit dan perih banget.

"Yang, dengerin dulu." Suami Tutup Panci gue menarik selimut yang menutupi tubuh gue, tapi gue gak ngebiarin hal itu.

"Gak mau... gak mau... gak mau... saya gak mau denger apa pun!" teriak gue di dalem selimut. Gue menggelengkan kepala gue meski gue tahu suami Tutup Panci gue gak bakalan liat langsung, tapi seenggaknya lewat gerakan di dalam selimut ini gue harap dia ngerti kalau gue itu gak mau bahas-bahas lagi Mba Susan dan segala permasalah mantan pertama suami Tutup Panci gue itu.

"Yang, dengerin saya dulu biar gak salah paham." Kali ini dia menggoncang pelan bahu gue. Suaranya lebih lembut dan tenang dari sebelumnya.

Gue membuka selimut yang menutupi wajah gue dan menatapnya tajam. "Saya gak mau denger apapun lagi soal Mba Susan!"

"Yang-" / "Kalau Mas masih mau ngurusin dia silakan! Saya gak bakalan peduli lagi. Cape saya dengerin semua penjelasan Mas tentang dia. Cape saya dengerin semua rahasia-ragasia Mas sama dia!" Gue tiba-tiba langsung meledak. Dada gue sampe naik-turun saking tersulutnya emosi. Dan ya ampun... ini air mata gue tiba-tiba ngumpul.

Sumpah ya, gue tuh mau tidur. Cape. Ini dia malah ngomongin si Susan.

Suami Tutup Panci gue menghela nafas lelah. Dia juga cape kayanya. Mungkin dia keliatan ragu-ragu mau ngomong juga takutnya ujung-ujungnya gini, gue meledak-ledak gak bisa ditahan.

Pak Dosen, I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang