Bagian Lima

275 79 217
                                    

Sarapan pagi ini terasa menegangkan bagi Nathan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sarapan pagi ini terasa menegangkan bagi Nathan. Entahlah, rasanya berbeda. Diam-diam Nathan melirik ke arah Jaehyun, pikirannya berkecamuk, banyak hal yang melintas di pikirannya. Ia ingin bertanya tentang kejadian semalam, tapi ia urungkan saat mengingat papanya saat itu dalam keadaan mabuk. Ah, anggap saja Jaehyun sedang melantur.

Jaehyun mengalihkan pandangannya pada Nathan, ia sadar kalau sedari tadi anaknya itu sedang mengamatinya. "Habisin makanan kamu, jangan melamun."

Nathan mengerjapkan matanya lalu ia kembali fokus menyantap makanan yang sudah dingin akibat terlalu lama melamun.

"Papa kenal siapa itu Taeyong? semalem papa terus-terusan nyebut namanya." Pertanyaan itu tanpa sadar terlontar dari mulut Nathan.

Jaehyun menghentikan aktivitasnya, ia menatap anak semata wayangnya dengan sorot tajam. "Papa gak kenal siapa dia dan tolong jangan sebut nama itu lagi mulai saat ini."

Nathan mengernyit bingung. Ia mengingat jelas kalau semalaman Jaehyun berkali-kali menggumamkan nama itu. "Kenapa? padahal semalem papa terus-terusan nyebut namanya, papa gak pernah kayak gini sebelumnya. Wajar kan kalo Nathan penasaran?"

Jaehyun meletakkan sendoknya dengan keras, wajahnya yang semula tenang berubah menjadi keruh, kentara sekali kalau pria itu menahan emosi. "Jangan pernah bahas hal ini lagi Nathan! kalau kamu masih terus-terusan membahas ini, kamu akan menyesal nantinya!"

Bi Irene dan Pak Kyungsoo yang notabennya adalah Asisten Rumah Tangga sampai keluar dari dapur saat melihat keributan yang terjadi antara ayah dan anak itu.

"Nathan gak ngerti lagi sama papa." Nathan memberanikan diri menatap Jaehyun, papanya itu terlalu banyak menutup diri selama ini. Nathan tidak paham dengan jalan pikiran pria yang ada dihadapannya ini.

Jaehyun mengendikkan bahunya acuh, ia langsung meninggalkan Nathan begitu saja tanpa ada penjelasan yang lebih jelas.

Bi Irene yang sedari tadi bersembunyi dibalik dinding langsung menghampiri Nathan sembari mengusap pelan bahu laki-laki itu. "Ucapan papa kamu gak usah dibawa hati, nanti malah bikin konsentrasi belajar kamu terganggu."

Nathan tersenyum tipis. "Iya Bi, Nathan ngerti kok. Mungkin papa lagi banyak masalah," ujar Nathan sembari melirik jam yang ada dipergelangan tangannya. "Udah jam tujuh kurang lima belas menit, Nathan berangkat sekolah dulu ya Bi."

Bi Irene tersenyum. "Iya, hati-hati di jalan, gak usah ngebut."

Nathan mengangguk lalu ia berjalan menuju garasi, melihat jam sudah terlalu mepet, ia memutuskan untuk menaiki motor Ducati nya agar lebih cepat sampai ke sekolahan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sepasang PendarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang