20. What?

6K 265 6
                                    

Happy Reading:*

"WOY PELANGI, LO ADA HUBUNGAN APA SAMA BINTANG?" tanya Fifi dengan ngegas.

Sesuai dengan perkataan Pelangi tadi waktu di kantin, sekarang mereka berempat sudah berada di rumah Luna untuk melaksanakan kerja kelompok.

"Apaan, sih? Oktaf suara lo itu bisa diturunin dikit gak, sih?" cibir Pelangi kesal.

Luna datang dari arah dapur. "Emang dari dulu suara nya gitu, heran juga gue," sahutnya meletakkan minuman dan beberapa camilan dimeja.

"Unchhh makasih Lunaaaa, lo baik banget sih, buatin kita makanan segala!" ujar Rara dengan lebay nya yang tak pernah hilang.

"Alay bin lebay banget lo, Ra," Ucap Vivi terkekeh.

"No alay no life," sahut Rara ngawur.

"Emang gitu ya?" tanya Luna aneh.

"Iya in," sungut Pelangi.

"EH IYA, NGI!! LO ADA HUBUNGAN APA SAMA BINTANG WOY?!" kali ini suara Rara yang menggelegar.

"Sopan dikit napa! Rumah orang ini! Untung gak ada orang tuanya Luna," cibir Fifi, tak sadar diri.

"Lo juga gitu, tadi. Gak usah nasehatin gue," sahut Rara.

"Udah santai aja," ucap Luna kalem, tidak keberatan sama sekali.

"Eh beneran loh, Ngi. Ada apa lo sama Bintang?" kali ini Fifi mulai serius. Bukan hanya Fifi, Rara dan Luna pun juga ikut ikutan serius.

Pelangi menghela nafas nya gusar. Ia sudah menduga bahwa ia akan diinterogasi oleh tiga temannya ini.

"Gue ditembak sama Bintang," jawab Pelangi seadanya.

"WHAT?!" teriak ketiganya serentak.

"Biasa aja kali," cibir Pelangi.

"KOK LO GAK MATI? LO KAN DI TEMBAK!?" Rara berteriak seperti orang bodoh.

Luna langsung menonyor kepala temannya itu. "Rara, please! Ini itu ditembak pacar! Bukan tembak kayak di perang-perang gitu!" cibir Luna kesal.

"Oh gitu. Sans, dong jawabnya. Kepala gue sakit banget kena tangan lo," cibir Rara.

"Lagian ada aja, Ra," sahut Fifi.

"Punya temen gini amat," cibir Pelangi kesal.

Fifi kembali fokus ke arah Pelangi. "Terus masalah rooftop itu apa?"

"Ya itu tempat gue ditembak dan gue harus jawab di tempat itu juga," jawab Pelangi cepat.

"Terus jawaban lo? Lo terima apa enggak?" tanya Luna dengan menyipitkan matanya

"Nah itu dia, bingung banget gue. Di satu sisi gue takut sakit hati, dan disisi lain gue ingin coba nerima Bintang," jawab Pelangi.

"Gini nih kalo belum pernah pacaran," celetuk Fifi.

Pelangi hanya mendengus kesal.

"Ya ampun Pelangi, yang namanya pacaran itu pasti ada resikonya, ada kesenangan pasti juga ada kesedihan," ucap Luna bijak.

"Nah iya itu bener apa kata Luna, sekarang gue tanya, lo ada rasa gak sama si Bintang?" tanya Rara serius, tetapi Fifi malah tertawa sekencang kencang nya.

Rara pun langsung menoleh pada Fifi, ada apa dengan gadis ini yang tiba tiba tertawa?

"Kenapa?" tanya Rara heran.

"Ya ampun Rara!! Liat wajah lo itu gak pantes tau serius-serius amat kayak gitu," jawab Fifi yang masih saja tertawa.

"Serah lo ah, ngerusak suasana aja!" cibir Rara kesal.

BINTANG (GOLDEN) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang