Proses tak meghianati hasil

353K 38.2K 2.5K
                                    

Tawamu, adalah candu baru untukku.

- Samudra Alfa Adison

°
°
°




[ LIMA BELAS ]

. . .


"Lo tadi dihukum apa sama pak Budi?"

Setelah selesai memasang seatbelt nya, manik Bela kini menatap Samudra yang terlihat datar.

Bela penasaran hukuman apa yang didapatkan oleh cowok disampingnya ini.

Memilih untuk menyalakan mesin mobilnya dari pada menjawab pertanyaan Bela pun Samudra pilih.

Kakinya menginjak pedal gas meninggalkan pertigaan komplek tempat dimana ia selalu menjemput dan menurunkan Bela.

Merasa tak mendapatkan jawaban, Bela pun berdecak sebal.

"Gue tanya baik-baik juga," komen Bela kesal, namun enggan untuk mengalihkan tatapannya.

Cowok yang tengah fokus menyetir itu hanya melirik datar Bela.

"Lo sendiri ngapain disana? Bolos?"

"Enggak!" tukas Bela cepat. Masih tak terima sampai sekarang dirinya dituduh bolos.

Hari ini adalah hari pertama dan terakhir untuknya berlari keliling lapangan. Tidak lagi!

"Kelas kita tadi jamkos, tapi pak Budi malah liat gue diluar sekolah dikirain bolos. Yaudah gue diseret ke ruang BK." Jelas Bela seraya menambahkan nada-nada tak terimanya.

Respon si tampan hanyalah anggukan kecil, merasa enggan untuk membuka suaranya.

Respon menyebalkan yang membuat Bela kembali berdecak sebal.

Namun disaat Bela ingin mengeluarkan kekesalannya, tiba-tiba otaknya mengingat kembali kejadian tadi pagi.

Dimana dengan mudahnya cowok disampingnya ini menyantolkan satu-persatu sepeda diparkiran.

Bela berdeham singkat. Tangannya kini menggaruk dagunya pelan.

"Tadi diparkiran belakang gue ngeliat lo,"

Lagi.

Samudra masih menampilkan wajah datarnya. Wajah yang sangat ingin Bela cabik-cabik sekarang juga.

Namun masih penasaran dengan alasannya dari cowok disampingnya ini, Bela pun memilih untuk menyabarkan diri.

"Alesan lo nyantolin sepeda kaya tadi tuh biar apa?" tanya Bela akhirnya. Maniknya mengerjap beberapa kali menunggu respon Samudra.

Cowok itu terlihat fokus menyetir mobilnya. Tapi begitu bibir tersebut terlihat akan terbuka, sontak mata Bela berbinar.

"Gak usah kepo."

Hilang sudah kesabarannya. Gantian Bela yang memasang wajah datarnya.

Merasa percuma berbicara dengan cowok gak jelas modelan suaminya itu.

"Iya-iya, oke gue diem."

Dan seterusnya keheningan menyelimuti mereka sampai rumah.

Bela benar-benar diam enggan untuk kembali bersuara. Sedangkan Samudra terlihat acuh tak mau ambil pusing tingkah gadis disampingnya.

Samudra masih memikirkan kejadian beberapa jam lalu disaat seseorang mencoba untuk mengancamnya.


-------


SAMUDRA ; My Bad Boy Husband ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang