9. Budak Cinta Samudra

518 85 58
                                    

"Tanpamu, aku merasa kosong, rindu, dan bimbang. Kemanapun aku pergi, bayangmu selalu mengikutiku, hanya bayangmu. Hatiku milikmu, selamanya. Aku budak cintamu yang tak bisa mengendalikan diriku sendiri"

- Langit Anastasia

Langit semakin merasa banyak kejanggalan dari kisah masa lalunya. Dia seolah tak terima dengan sikap bodohnya yang terlalu mencintai Samudra.

Namun, saat bersamaan, dia juga merasa ada yang harus diselesaikan antara dirinya dan Samudra.

"Kenapa sih gue dulu sebucin itu. Tapi gue penasaran endingnya gimana sih sampe gue kecelakaan"

****
7 Maret 2020

Setiap hari, pertanyaan-pertanyaan ini terus menyala dalam otakku, tanpa aku tau apa jawabannya.

"Apakah kamu sampai rumah dengan selamat?"

"Bagaimana harimu?"

"Apa kabarmu? Apakah hari ini kamu bahagia?"

"Apakah hari ini ada kesempatan bagiku untuk dicintai?"

"Apakah ada sedikit harapan hari ini untukku masuk dalam relung pikiranmu?"

Hari ini kamu gak ke kampus lagi, tanpa aku tau alasannya. Harus berapa kali lagi aku merasakan rindu ini seorang diri.

Aku kembali tak bisa bertemu denganmu atau sekedar menanyakan kabarmu.

Untuk mengobati sedikit rasa rinduku, aku mencoba berselancar di internet, mencari tau siapa kamu di masa lalu.

Aku harus mengakui salah satu kelebihanku adalah stalking layaknya seorang detektif.

Aku bisa menemukan akun Twitter dan Facebookmu. Sayangnya, akun Twittermu dikunci jadi aku gak bisa mengetahui aktivitasmu.

Lalu, aku membuka akun Facebookmu. Aku hanya ingin tau siapa kamu, gak lebih, aku gak akan mengganggu hidupmu. Aku hanya mencari cara bagaimana aku mengobati rasa rindu ini.

Hari ini, bahkan kamu gak ada dalam daftar viewer Instagram Story-ku. Kemanakah kamu, Samudra? Apakah kamu masih sakit?

Tiba-tiba, dini hari kamu mengunggah Instagram Story sedang berada di sebuah kafe. Apakah kamu sedang bersama Yuna?

Seandainya kamu tau betapa gilanya aku setiap hari memikirkanmu. Betapa gilanya diriku hanya ingin mendapatkan pesan darimu.

Aku benar-benar gila. Aku benar-benar ingin memilikimu. Aku rasanya ingin berteriak di hadapanmu, aku mencintaimu, sangat mencintaimu, Sebastian Samudra.

****
9 Maret 2020

Hari ini, kamu gak ke kampus lagi. Aku bingung harus bertanya kabarmu kepada siapa lagi karena Lintang pun gak ke kampus.

Tiba-tiba, sahabatku Andra mengirim fotomu. Ya...Andra memang tau aku adalah pengagum rahasiamu.

Andra tau betapa aku mencintaimu karena dia adalah salah satu sahabat yang setia mendengar keluh kesahku tentangmu.

"Gebetan lo lagi di lab bahasa nih"

"Astaga ganteng banget sih dia kalau lagi tersenyum. Thanks ya lo mau fotoin dia buat gue. Dia ngapain sih di lab?"

"Bolos kelas deh kayaknya. Eh...apa mau konsultasi proposal skripsi ya? Gue juga gak nanya sih"

"Emangnya dia udah ngajuin proposal? Kayaknya masih ada 2 mata kuliah yang belum lulus deh"

"Ya mana gue tau"

"Lo mau bantuin gue gak? Sekali aja please bantuin gue"

"Apaan sih, buruan napa. Jangan bertele-tele"

Andra dan aku adalah dua mahasiswa beruntung yang bisa mendapat kesempatan mengelola laboratorium Bahasa Inggris di kampus.

Tiga hari dalam seminggu, kita mendapat kesempatan menjaga dan membantu mahasiswa yang mengunjungi laboratorium bahasa.

Terkadang kita juga membantu para dosen mencari referensi disertasi atau penelitian.

Kita juga mendapat upah setiap bulan dengan jam kerja mulai jam 09.00-15.00.

Mahasiswa diperbolehkan menjaga laboratorium bahasa selama tidak mengganggu jadwal kuliah.

Aku pun mendapat kesempatan itu karena semester genap ini, aku hanya menyusun menempuh 4 mata kuliah.

Itulah caraku bertahan hidup sebagai mahasiswa di perantauan.

"Kita tukeran jaga lab bahasa yuk. Gue kan seharusnya masih minggu depan jaga lab, gue jaga minggu ini ya, lo jaga minggu depan. Gue mau ketemu dia. Gue kangen banget"

"Lo udah gila ya? Ngapain sih sampe segitunya sih"

"Kan gue udah bilang gue pengen ketemu dia. Kayaknya seminggu ini, dia bakal sering ke lab. Gue baru tau dia lagi dikejar selesain proposal skripsi walaupun ada beberapa mata kuliah yang belum lulus"

"Terus dia ngapain ke lab?"

"Ketemu Ma'am Lucy, kan dia dosen PA Samudra"

"Gue sih setuju aja kita tukeran jadwal jaga lab. Lo lapor sendiri deh ke Ma'am Andrea, dia kan galak. Biasanya dia gak mau kita tukeran jadwal mendadak"

"Lo bantuin juga. Nanti gue WA Ma'am Andrea deh, terus lo WA juga. Bilang aja minggu ini lo ada urusan apa kek"

"Ya udah. Temen gue satu ini kayaknya uda mulai gila ya, terobsesi banget lo ke Samudra. Padahal gue lihat dia biasa aja wkwk. Dasar bucin"

"Terserah lo mau ngomong apaan wkwk. Yang terpenting besok gue bakal ketemu dia"

Akhirnya besok kita akan bertemu setelah drama meminta tukeran jadwal jaga lab dengan Andra.

Aku sangat rindu dirimu, sudah empat hari aku tak melihat wajahmu, dan kali ini aku benar-benar ingin bertemu.

****

The Unspoken Words of Langit and Samudra [PUBLISHED|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang