Dunia Kecil 1 - Ulang Tahun Adel

296 22 2
                                    

Edza tidak tau sejak kapan kediamannya jadi serusuh sekarang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Edza tidak tau sejak kapan kediamannya jadi serusuh sekarang. Perasaan lima menit yang lalu dia hanya duduk kalem di kursi taman depan. Ah, atau mungkin hanya mencoba kalem karena sejak tadi dia sibuk bertepuk tangan dan tersenyum, tidak, terpaksa senyum lebih tepatnya. Kalian mungkin belum tau kan sifatnya seperti apa?

"Jangan macem-macem!" Ancam Edza saat Dyaz mendekatinya dengan telunjuk yang berlepotan krim kue.

Bodo amat! Dyaz tetap melayangkan telunjuk penuh krimnya ke muka Edza.

"Dyaz!!"

Hening cipta dimulai. Semuanya kompak freeze menatap ke arah Edza dan Dyaz.

"Iya, kak Edza. Kenapa, kak?"

Tolong sumpal mulut Dyaz sekarang sebelum--

"Rese!"

--Edza marah. Nah kan, sudah terlambat!

"Dza!" Teriak Leon dengan niat mau menyusul Edza, namun ditahan oleh Dyaz.

"Nggak usah disusul, Pa. Entar Dyaz aja yang nyamperin." Ucap Dyaz.

"Hebat lo, Yaz! Gue aja takut sama Edza." Kata Razy menyeletuk dan langsung mendapatkan getil mesra dari yang punya acara, Adel.

Adella Resya, sosok perempuan yang merupakan sahabat hidup Razy tengah merayakan ulang tahunnya yang ke-23 tahun. Perayaan yang sederhana, namun dia suka.

Adel adalah perempuan anggun yang memiliki sifat dewasa. Perangainya lemah lembut dan patuh ‎pada Razy serta sopan dan santun ‎pada mertuanya. Adel ‎merupakan ‎anak satu-satu makanya dia sangat ‎sayang ‎pada Dyaz dan Edza. Dulu, dia pernah ‎terpuruk saat awal pernikahannya ‎karena kehilangan ‎calon ‎anak.

Setelah tetamu yang merupakan sahabat-sahabat dekat Adel dan Razy pamit, Dyaz secepat kilat melesat ke dalam rumah. Pekerjaan sambilannya akan segera dia lakukan, meluluhkan Edza.

"Nggak sopan tau ninggalin acara tanpa pamit." Ucap Dyaz yang sudah berada di dalam kamar Edza.

"Nggak sopan tau masuk kamar orang tanpa ngetuk." Balas Edza ketus.

"Hehe ... Lo marah ya sama gue?"

Pertanyaan yang Dyaz yakin tidak akan mendapat jawaban dari Edza. Benar saja, Edza malah menarik sebuah komik dan kacamatanya ke balkon.

"Jangan terlalu deket baca komiknya, kasian mata lo." Kata Dyaz sambil bersandar sok keren di jerjak balkon.

"Urusin aja hidup lo sana!" Ucap Edza sarkasme.

"Jangan galak-galak dong, Dza. Gue kesini kan nggak ada niatan buat berantem sama lo." Kata Dyaz memulai aksinya.

Sesungguhnya Dyaz selalu mau tertawa saat Edza merajuk. Entah kenapa, namun mukanya kelihatan lucu.

"Dza."

Senyap setelahnya, namun tidak masalah karena Dyaz sudah terbiasa bercakap dengan patung es.

[6]Microcosm Healing [ON GOING]Where stories live. Discover now