Izin Pulang

417 27 2
                                    

Keesokan harinya Kairo bersiap pulang untuk menemui ummi nya dan memusyawarahkan apa yang telah dibicarakannya dengan ustadzah Maemunah. Kebetulan hari ini hari minggu, jadi ada waktu luang kairo untuk pulang sehingga tidak menggangu jam sekolahnya. Ia berjalan menuju pos perizinan yang berada di samping minimarket pondok. Yang ia bawa hanya tas kecil yang sebenarnya tidak ada isinya. Ia berencana hanya sebentar saja di rumah. Setelah selesai merundingkan permasalahan dengan uminya, ia diharuskan pulang kembali. Kairo termasuk santri yang taat, jika dalam surat izinnya diharuskan pulang cepat, dengan waktu yang sudah ditentukan, maka tak ada alasan apapun untuk melanggarnya, terkecuali beberapa keadaan mendesak yang membuat ia terlambat dan itupun segera melaporkannya pada bagian perizinan. Menurutnya, seorang santri yang sedang menuntut ilmu seharusnya bersikap taat pada aturan pondok tempat ia belajar, taat pada guru yang telah memberikan ilmu, dan yang lebih penting adalah taat pada Tuhannya. Teringat nasihat Romo Kiayi pada tausyiah Usbuiyah setiap malam jum'at ba'da sholat Maghrib. Jika kita sedang menuntut ilmu haruslah memperhatikan 3 kunci kesuksesan. Yang pertama adalah continue bermujahadah, selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan mengamalkan Sholat tahajud setiap malam. Yang kedua adalah taat kepada guru, karena guru adalah orang tua kita di sekolah dan di pondok ini yang senantiasa dengan ikhlas membimbing para santri sehingga memiliki ilmu dan membimbing untuk mengamalkan ilmu yang telah diberi. Dan yang ketiga adalah menghindari maksiat, sebab ilmu itu adalah sebuah cahaya, dan cahaya tidak akan turun pada orang-orang yang maksiat. Ketiga kunci itulah yang selalu Kairo pegang dalam pencariannya akan ilmu.

Sesampainya di pos perizinan, kairo mendapati Ustadzah latifah terlihat kebingungan, kairo seketika menyapa dengan mengucapkan salam

"Assalamualaikum ustadzah"

"oh..waalaikumsalam kai...mau ambil surat perizinan ya...?"

"iya ustadzah....."

"sebentar ya...ini ustadzah lagi rusuh...dari tadi nungguin pak Sutaryo, surat perizinan nya kan habis, ustadzah udah suruh pak Sutaryo untuk mengambil di percetakan, tapi belum muncul juga"

Tiba-tiba telepon yang ada di pos perizinan berdering, ustadzah latifah langsung mengangkatnya.

"waalaikumsalam....oh iya pak Sutaryo..kok belum nyampe asrama putri..." terlihat ustadzah Latifah bercakap-cakap dengan orang yang diseberang telepon, dari percakapannya, kairo bisa menenbak siapa yang telah menghubungi ustadzah Latifah. "oh...iya...ya sudah tidak apa-apa...nanti biar saya suruh yang lain aja, ya sudah....iya...tidak apa-apa...waalaikumsalam..." ustadzah latifah pun menutup teleponnya dan kembali beralih pada kairo.

"ada apa ustadzah..." Tanya kairo

"ini, ternyata pak Sutaryo tidak bisa mengantarkan surat perizinannya, ada keperluan mendadak"

"oh...kalau kairo yang mengambil bagaimana ustadzah, kebetulan kan rumah kairo berdekatan dengan percetakan langganan pondok, bisa nanti pulang dari rumah, kairo mampir untuk mengambil pesanan ustadzah"

Wajah ustadzah latifah yyang tadinya suntuk, menjadi berseri, akhirnya problem solved.

"beneran tidak apa-apa...? Alhamdulillah kalau kairo mau membantu, baiklah kalau begitu, ini nota pembayarannya ya, bilang aja ustadzah Latifah yang menyuruh, pihak percetakan pasti mengerti"

"Ok ustadzah, siap laksanakan, oh iya untuk waktu kunjungan kairo ke rumah sampai jam berapa ya ustadzah"

"hem...sekarang kan jam 08.00, berhubung kairo pulang hanya untuk menemui ummi kairo dan membicarakan beberapa masalah yang sudah ustadzah Maemunah beritahukan, jadi ustadzah kasih waktu sampai jam 11.00 saja ya, setelah itu kairo bisa ke percetakan dan mengambil surat perizinan, terus batas sampai pondok jam 13.00 ya...jangan sampai telat ya..." jelas ustadzah Latifah.

Antara Riyadh dan KairoWhere stories live. Discover now