Pertukaran

320 27 1
                                    

Asrama Putri

Sorak sorai kebahagian menyelimuti para santri pondok pesantren Darul Syifa, sedari malam, mereka sudah berkemas-kemas untuk pulang di pagi harinya. Setelah tiga minggu bergulat dengan ujian semester ganjil, ditambah seminggu diisi oleh relaxa (Rilex after examination) akhirnya mereka diperbolehkan untuk pulang dalam rangka liburan semester. Mereka akan diliburkan selama 2 minggu penuh.

Para jemputan sudah banyak yang memasuki gerbang area santri putri, daerah asal para santri putri ini beragam, ada yang dari Jakarta, Bogor, luar jawa barat, bahkan luar pulau jawa, walaupun terbilang tanggung untuk pulang karena hanya 2 minggu, tetap saja para santri yang berdomisili di luar pulau jawa pun memaksakan pulang karena ini merupakan kesempatan mereka untuk bertemu orang tua tercinta. Makin siang, suasana pondok pesantren makin sepi, sementara Kairo masih sibuk membereskan minimarketnya yang akan tutup selama 2 minggu, ia sebenarnya sudah mengemasi pakaiannya untuk pulang, cuma baginya saat ini pulang bukan hal yang utama, ia sebenarnya masih betah di pondok ini, ia juga sudah memberitahukan ummi nya jika ia akan terlambat pulang karena masih ada yang harus dikerjakan di minimarket. Kemungkinan ia pulang besok pagi.

Barang-barang yang berada di rak minimarket, ia pindahkan ke gudang penyimpanan, untung saat ini ia dibantu oleh Nida temannya. ustadzah Halimah berpesan agar tidak ada barang-barang yang berada di luar, apalagi barang-barang yang bisa menimbulkan bau tak sedap.

Tak terasa waktu bergulir cepat, matahari perlahan memudar, tergantikan jingganya langit, Kairo dan Nida baru saja selesai membereskan minimarket, rencananya setelah isya nanti ia akan mengecek masjid dan membersihkan masjid. Suasana pondok sangat kontras sekali berbeda dengan hari-hari kemarin yang emang tidak pernah sepi. Masih tersisa pengurus bagian kebersihan dan pengajaran. Bagian kebersihan untuk mengecek kebersihan pondok, dan bagian pengajaran untuk mengecek masjid serta membereskan barang-barang yang ada di masjid.

Tiba-tiba ustadzah Maemunah terdengar memanggilnya...suaranya sangat Kairo kenal...

"kai...."

"iya ustadzah ada apa...? Kairo segera menghampiri ustadzah Maemunah

"ustadzah mau bicara sebentar, lagi sibuk tidak...?" Tanya ustadzah Maemunah memastikan

"tidak ustadzah...." Jawab Kairo

"kalau gitu kita bicara di kamar ustadzah saja ya" ajak ustadzah Maemunah

"hem...Kairo enggak enak masuk kamar ustadzah..."

"tidak apa apa hayu..."

"baik ustadzah..."

Mereka berdua kemudian berjalan menuju gedung yang diperuntukan untuk para pengajar yang emang berdomisili di area pondok. Mereka naik ke lantai 2, tidak ada santri yang berani memasuki area ini karena dirasa kurang sopan. Jumlah ustadzah muda ynag tinggal disini sekitar 6 ustadzah, mereka biasanya alumni pondok pesantren lain yang mengabdikan diri disini, ada juga alumni dari pondok pesantren darul Syifa yang diminta untuk mengabdi. Sampailah pada sebuah ruangan yang pastinya ini merupakan kamar dari ustadzah Maemunah, Kairo pun mengekor di belakang dengan rasa segan.

"hayu masuk Kai..., maaf agak berantakan..."

"hehe..iya ustadzah...."

Kairo duduk di samping ranjang kayu berukuran sedang, baru kali ini ia masuk ke kamar ustadzahnya. Kamarnya terbilang cukup kecil hanya ada ranjang, lemari baju, rak buku dan satu ruangan untuk kamar mandi. Kairo mengedarkan pandangannya, ia terhenti pada rak buku yang dimiliki ustadzah Maemunah, banyak sekali kitab kuning yang tersimpan rapih ada juga buku bacaan islami dan buku-buku novel. Tak sengaja ia terpaku pada satu buah foto yang terpajang di meja belajar. Sebuah foto bersama-sama, mungkin itu foto bersama teman satu pondoknya dulu terdiri dari beberapa laki-laki dan perempuan, namun yang membuat Kairo agak sedikit kaget, diantara foto itu terselip wajah ust Rizal.

Antara Riyadh dan KairoWhere stories live. Discover now