Pemeriksaan

311 28 0
                                    

Senin pagi

Hiruk pikuk ramainya pondok kembali terlihat, para santri yang sudah berpuas diri berlibur selama 2 minggu akhirnya datang. Sejak semalam, lalu lalang mobil sudah mewarnai area asrama putri, biasanya santri daerah jauh yang lebih awal kembali ke pondok.

Terlihat kairo sudah dari subuh membersihkan minimarket pondok, ia sendiri dari kemarin sore sudah ada di pondok. Ia tidak sendiri, Nida dengan setia membantu Kairo.

"Kai...distributor untuk stok minuman rencanaa mau datang jam berapa ? apa sudah ada informasi dari ustadzah Halimah..?" Tanya Nida yang terlihat sibuk membuka bermacam-macam bentuk dus-dus

"hem...kata ustadzah Halimah siang ini, paling telat sore, semoga engga telat...kasian lemari pendingin enggak ada isinya, terasa kosong dan hampa.." jelas Kairo dibarengi tawanya

"kenapa jadi garing gini, ketularan ning Tiara nih..."

"haha..."

"ngomong-ngomong ning Tiara, apa bener katanya mau dijodohin sama ketua santri putra...hem..siapa ya namanya Nida lupa..."nida terlihat berfikir

"Riyadh...."

"nah...iya...bener gak tuh...?"

"kamu tau dari siapa...?"

"sudah banyak yang tau kali...ya..angkatan kita aja sih..."

"hem...yang namanya kabar burung, bisa iya bisa enggak, belum jelas juga kan, nah kalau ingin jelas harus tanya ning Tiara nya..."

"kairo kan sahabatnya pasti tau kan..."

"kairo enggak berani bilang...enggak sopan ah..."

"hem...kayaknya ada udang di balik rempeyek nih.."

"wah enak tuh buat buka puasa nanti..."

"yey..."Nida kembali membuka dus-dus nya...

Kairo tersenyum melihat wajah Nida yang ketus, ia kembali mendata harga barang di komputernya. Ia melirik tangannya, tepatnya melihat jam tangan yang melingkar di tangannya, jam tangan milik pemuda yang baru saja dibicarakan.

Sudah seminggu sejak kejadian di kereta, setelah turun dari kereta, kairo tidak lagi mengetahui kabar dari pemuda itu, ia hanya diberi satu pesan...

"Kai...kalau jam tangan saya sudah diperbaiki, pakai dulu aja sama kamu...kalau kita masih dipertemukan lagi, baru kita tukeran lagi jam nya dan harus dipakai ya..."

"gimana kalau kairo titipkan saja jam nya pada Hasna, dan Riyadh titipkan jam Kairo juga pada Hasna.."

"tidak ada penolakan, ya sudah, saya mau langsung pulang ke Jakarta...hati-hati di jalan ya.."

Setelah melihat jam tangan itu, ia kembali sembunyikan di balik lengan bajunya.

~~~

Setelah berkutat dengan minimarket, kairo kembali melanjutkan rutinitasnya mengatur para santri di Mesjid, kali ini ia sedikit terlambat, rupanya distributor minuman yang ia tunggu dari pagi baru muncul setelah ashar.

"ning anak-anak sudah sholat qobliyah maghrib...? Maaf kairo telat, untung belum iqomah udah mah di hammam nya ngantri sama yang berhalangan...."

"Alhamdulillah udah semua, udah cek anak-anak yang ada di kamar semua...? Udah pada ke masjid semua kan...? Perasaan jamaah nya kayak yang sedikit..." Jawab Tiara

"hem...tadi sebelum ke masjid kairo sempat cek, kayaknya udah semua, mungkin santri yang berhalangan sholat lagi banyak, harus ada pemeriksaan..."

"ide bagus, takutnya ada santri yang males jamaah dan berpura-pura halangan, kan mereka baru nyampe pondok hari ini, pasti suasana rumah masih terbayang-bayang jadi mungkin males jamaah..."

Antara Riyadh dan KairoWhere stories live. Discover now