2. Peringatan

318 8 0
                                    

Gara-gara insiden tadi membuat Marie harus membeli makanan lain. Beruntung saja masih ada uang yang tersisa, sehingga akhirnya ia memutuskan untuk membeli muffin rasa coklat.

"Tapi kamu beneran gapapa, kan?" tanya Caroline begitu mereka balik di kelas.

Tenang, ini masih jam istirahat kok. Hanya saja karena insiden di cafetaria tadi membuat Marie dan Caroline memutuskan untuk mencari tempat lain untuk makan.

"Ja. Aku beneran gapapa, kok." jawab Marie, meski masih ingat jelas soal insiden di cafetaria tadi.

"Oh iya, laki-laki yang belain kamu tadi itu adalah teman kelas kita, loh?" ujarnya, mencoba untuk mengalihkan ke topik lain.

Marie langsung mendongak seketika. "Really?"

Caroline mengangguk sebagai jawaban, sambil menikmati gigitan hotdog itu. "Namanya Alex, Alexander Giesler. Dia blasteran sepertimu. Hanya aja, dia berdarah Asia dari ibunya."

Marie mengangguk sambil membulatkan bibirnya. Namun hal yang Marie ingat dari wajahnya, Alex tak terlihat seperti orang Asia yang ia bayangkan. Mulai dari warna mata, rambutnya, dan juga kulitnya pun sama seperti orang Eropa pada umumnya.

"Terus, kamu tau enggak soal gadis tadi?" bukan Marie namanya kalau tak membuatnya penasaran.

Mendengar pertanyaan itu, Caroline langsung menanggapinya. "Oh, maksudmu si Lisa? Ja, Lisa itu anak musik. Sebenarnya, dulu Lisa satu geng dengan kami. Alex juga. Tapi semenjak beda kelas, Lisa hampir gak pernah ngumpul bareng kami. Paling cuma Ellard aja karena mereka satu klub gitu."

Marie kaget dari penjelasan Caroline. Baru tahu kalau gadis yang ada di cafetaria itu pernah satu geng dengannya. Termasuk juga si Alex. Mungkin saja Lisa sudah beda sirkel pertemanan sekarang.

Mereka pun melanjutkan makan, hingga hingga jam istirahat itu berakhir.

***

Bel pulang sekolah telah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu. Semua murid pada pergi meninggalkan kelas. Namun biasanya kalau jam segitu mereka tak langsung pulang. Ada yang ke toilet untuk berganti pakaian sebelum ada jadwal klubnya dan ada juga yang masih di sekitar area sekolah sambil menunggu jemputan tiba.

Marie hendak pergi ke depan pintu gerbang sekolah. Ternyata Caroline sedang mengerjakan tugas kelompok, jadinya bakal telat pulang nanti.

Mata Marie tertuju pada layar ponselnya saat ada pesan yang masuk dari ayahnya.

Dad: Marie, maaf Ayah masih ada urusan kerja. Kmu gpp kn mau nunggu?

Marie mendengus sesaat. Ternyata ayahnya belum bisa menjemputnya. Sebenarnya sih jarak diantara sekolah dengan tempat tinggalnya tak begitu jauh. Bisa saja lewat bus atau S-Bahn (jenis kereta diatas tanah). Namun berhubung Marie adalah murid baru, jadi Marie masih belum hapal arah pulang.

Kemudian ada notifikasi baru lagi di ponselnya. Kali ini ada chat Messenger dari teman-temannya dari Amerika, bertanya kabar soal pertama kali masuk di sekolah barunya. Marie mencoba untuk membalas pesan itu, mencoba untuk menyembunyikan soal insiden jam istirahat tadi.

Tak langsung menekan tombol enter, pandangan Marie tiba-tiba saja beralih ketika ada seseorang yang berdiri tepat disebelahnya. Kalau dari wajahnya sih, sepertinya pemuda itu satu kelas dengannya. Tapi kali ini bukan Alex, melainkan sosok pemuda yang berambut pirang itu.

SECRET CODEDonde viven las historias. Descúbrelo ahora