38. SETIA💫

13.4K 1.5K 268
                                    

"Hadapi! Jangan sembunyi! Jadi aku bisa tahu. Aku harus pergi, atau terus mencintai"

_Bintang Feranza Pasha_

_Bintang Feranza Pasha_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

38. SETIA

Perihal setia, adalah tentang seberapa kamu tidak meninggalkan pasanganmu saat dirinya terjatuh dalam menghadapi perihnya hidup. Bagaimana cara kamu bertahan, bagaimana cara kamu percaya, tanpa mengenal kata melepaskan. Setia itu bukan hanya tentang berjuang, tapi juga mendampingi. Setia itu sakit, kamu yang lemah tidak akan sanggup melakukan.

Namun, jangan hanya karena mempertahankan setia, membuatmu menjadi bodoh. Jangan!

Gemercik air yang jatuh dari langit belum juga mereda. Sudah hampir setengah jam Bintang berdiam di kelas, namun hujan tak kunjung berhenti. Padahal sekolah sudah mulai sepi. Angkasa dan Bulan sedang OSN di Surabaya selama seminggu. Ini adalah perlombaan terakhir mereka sebelum lulus. Bintang sangat bersyukur, karena kejadian tadi terjadi saat Angkasa tidak ada. Kalau saja Angkasa tahu, pasti Angkasa akan menghajar Galaksi tanpa ampun. Bintang tidak mau Galaksi babak belur nantinya. Bintang tidak suka.

Menyandang tas birunya, Bintang berjalan ke arah gerbang. Hari sudah semakin gelap, Bintang tak mungkin terus berdiam di sekolah. Bintang akhirnya menunggu angkot di halte di dekat sekolahnya. Dengan baju yang sedikit basah karena air hujan. Bintang sedang tak ingin naik ojol.

Bintang mengadahkan tangannya, menampung air hujan itu. Ia sangat menikmati. Hujan seperti dirinya, jatuh berkali-kali tanpa kenal lelah. Pun Bintang begitu, meminta maaf pada Galaksi tanpa lelah. 

"Ngapain masih disini?"

Bintang tersentak dan menoleh ke sebelah kanan. Senyumnya mengembang mendengar suara yang sangat di rindukannya. Walau suaranya ketus, namun Bintang sangat suka. Galaksi galak saja, Bintang masih mengaguminya.

Sedikit meneliti wajah Galaksi. Seperti Defan, bulu mata Galaksi juga lentik. Alisnya pun sama tebalnya. Bola matanya coklat kehitaman. Bibirnya merah walau ia merokok. Lengkap dengan kulit wajahnya yang nampak halus seperti bayi. Walau usianya sudah enam belas tahun, tapi wajah Galaksi lebih cocok dengan anak usia dua belas tahun. Untungnya Galaksi tinggi dan tegap. Jadi ia cocok memakai seragam SMA.

Walau tak setampan Angkasa dan Meteor, apalagi Mars. Namun wajah Galaksi sama sekali tidak bosan di pandang mata. Apalagi jika ia tertawa, matanya akan sedikit menyipit dan lengkungan bibirnya mencetak wajah imutnya.

Bintang suka saat Galaksi tertawa.

Rambut Galaksi juga sedikit basah. Namun tak mengurangi imutnya sama sekali. Bintang melirik sekilas tangan Galaksi, tangannya membiru. Seperti habis memukul benda keras. Tadi pagi belum ada, lebam itu baru. Galaksi habis perang, kah? Bintang juga melihat mata Galaksi memerah, seperti menahan tangis atau amarah. Bintang tidak tahu. Yang pasti, Bintang tidak suka melihat Galaksi dalam keadaan seperti ini.

Antariksa's : Aerglo + Galaksi Wijaksana (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang