4. Kejutan

1.9K 178 1
                                    

"Boleh lah." ucap Ara setelah mendengarkan sebuah saran usulan dari Chika untuk mengikuti ekskul dance setengah dan ekskul basket setengah, sesuai dengan saran Ariel.

Ara mengangguk-anggukkan kepala, mereka sedang berjalan bersama menuju ruang dance. "Tapi kalo semisal lo kagak bisa ijin, ntar pulang ekskul gue temenin main basket."

Kedua bola mata Chika berbinar, ia tidak menyangka Ara menawari untuk menemaninya bermain basket, karena selama ini Ara paling tidak suka jika harus menemani dirinya bermain basket.

"Kalo gini lo temen gue deh." ucap Chika sambil memeluk tubuh Ara dari samping.

"Emang selama ini lo anggep gue apa?" drama Ara. Chika tertawa kecil, "hampir temen."

"Sialan lo."

Mereka memasuki ruang dance, Ara melirik jam tangannya, sudah lebih 10 menit dari jam yang ditentukan, tapi hanya ada beberapa orang yang berada di dalam ruang itu.

Langsung saja mereka masuk setelah mendapat arahan dari Dey yang tak sengaja melihat mereka berdua. Mereka berjalan ke belakang ruangan, sedikit menjauh dari kakak kelas mereka.

Ada sekitar 5 orang yang ada disana, Dey, Gita, Ara, Chika, dan Zee. Oh ya, Zee adalah teman beda kelas dengan Chika dan Ara. Mereka juga tidak terlalu mengenal Zee, mungkin belum terlalu akrab.

"Kok sepi banget ya," bisik Chika, Ara hanya menganggukkan kepalanya. Seharusnya di angkatan mereka ada sekitar 7 orang yang mengikuti ekskul dance, tapi yang mereka lihat hanya ada 3 orang termasuk mereka.

Dey melirik ke arah Gita, ia menganggukkan kepalanya seakan menberi tahu lewat anggukan kepalanya. Gita membalas dengan anggukan kepala lalu keluar dari ruangan ini.

Dey berjalan ke tengah ruangan, menghela napas panjang, lebih sulit yang ia bayangkan ternyata. Melihat dari jumlah orang yang hadir, ia sadar jika antusias ekskul dance tahun ini sangat buruk, bahkan lebih buruk dari tahun kemarin.

"Ini yang dateng cuma segini?" tanya Dey.

Chika, Ara dan Zee hanya menganggukkan kepalanya. Dey menepuk tangannya sekali, "Kalian udah pada kenal satu sama lain?"

Mereka bertiga terdiam, Dey tersenyum kecil, dilihat dari jarak mereka duduk, ia sudah tahu jika Ara dan Chika lumayan dekat, tapi untuk Zee, kelihatannya tidak dekat dengan siapa-siapa.

"Zee, kamu kenal Chika?" Zee dan Chika saling menoleh, lalu melemparkan senyum tipis.

"Kenal," ucap Zee ragu, ia hanya mengetahui nama Chika tanpa pernah mengobrol sedikitpun.

"Kenal dan tahu itu dua kata yang sangat berbeda." ucap Dey setelah membaca raut wajah Zee.

Zee mengangguk, ia berdiri dan bersila di depan Chika dan Ara. Tangannya terjulur ke depan Chika, "Zee."

"Chika," Chika menyambut uluran tangan Zee. Kemudian tangan Zee berpindah ke depan Ara, "Zee."

"Ara."

Setelah mereka saling berkenalan, Zee duduk di samping Chika. Dey menahan tawanya, apaan sih ini, batinnya. Ia tidak terbiasa dengan acara perkenalan seperti ini. Biasanya Mira yang ahli dengan hal ini, tapi Mira sedang ada urusan urusan dengan Vivi.

Ia hanya ingin membunuh waktu sembari Gita memanggil anggota dance lainnya untuk segera datang.

"Maaf, kalo pemberitahuannya mendadak." Dey sedikit membungkukkan badannya, "Kalian udah persiapin untuk hari ini?"

Chika membulatkan matanya, persiapan apa, pikirnya. Ia tidak tahu jika ada sesuatu di hari ini, ia menoleh ke arah Ara yang juga sedang menatapnya, sama-sama memberikan kode jika mereka tidak tahu.

SemicolonDonde viven las historias. Descúbrelo ahora