Lagi?

248 32 9
                                    

"Lepasin Audi, Kak. Audi kesakitan. Aaaaa." Tangan Audrey diikat dengan saat erat

"Diem kamu! Kamu itu jelek tau ga?" "Iya. Audi tau. Tapi leapsin Audi, leher Audi sakit...." 

Leher Audrey dicekik sangat kencang oleh tangan kecil yang sangat dikenalinya. "Rasakan ini!" 

Perempuan itu menarik rambut Audrey dan menghempaskannya ke dinding. "Ha ha ha" Tawa jahat yang sangat Audrey benci menggema di seisi ruangan membuat Audrey menutup telinganya erat, bersamaan dengan itu, 

 Audrey terbangun dari mimpi singkat yang terasa sangat panjang, "Ma...!" teriak Audrey membuat seisi rumah yang tadinya sepi kemudian terbangun menuju ke sumber suara. 

Mata Audrey terbelalak. Ketakutan terbesarnya mendatanginya lagi. Mimpi yang sudah sekitar sepuluh tahun menghantui tidurnya kembali terulang setelah sebulan yang lalu mulai menghilang. Tangannya gemetar dibasahi keringat dingin. Wajahnya berkeringat tampak sehabis diguyur sekolam air. Matanya sembab. Tangannya menggenggam selimut erat-erat berharap bisa mengurangi rasa takutnya. 

 "Nak, kamu mimpi itu lagi?" tanya Mama yang sudah sangat hafal mimpi yang membuat Audrey sering berteriak dipertengahan malam. 

Audrey menangis sejadi-jadinya dipangkuan mama. Ia sesenggukan disela menceritakan mimpinya pada mama. 

 "Audrey tidak usah takut... Mama disini. Malam ini Mama akan temenin Audrey tidur yah?" Mama berusaha meyakinkan dan menghibur Audrey. 

 "Ma... Audrey dulu jahat sama orang yah?" tanya Audrey tiba-tiba. Pandangannya terkunci pada seragam SMA yang tergantung rapi digantungan kamar. 

 "Nggak, kok. Yang bilang gitu siapa?" Audrey terdiam mengabaikan pertanyaan Mama. Tidak. Lebih tepatnya ia tidak mendengarnya. 

 "Audrey!" panggil Mama. 

 "Eh iya, Ma." Lamunan Audrey buyar seketika. Audrey menarik kembali selimut yang tadi dilemparnya karena kaget. 

"Audrey tidur ya ma..." Mama memperbaiki posisi selimut Audrey hingga bagian yang terlihat hanyalah kepala hingga lehernya. Setelah itu, Mama memperbaiki posisinya dan merebahkan tubuh yang sejatinya sudah sangat lelah itu di samping anaknya. Hembusan angin yang masuk melalui celah ventilasi membuat Audrey sesekali menarik selimutnya hingga menutupi kepala. Setiap kali Audrey bergerak, Mama akan refleks membuka mata, membuat tidurnya malam ini tidaklah nyeyak. 

 "Pagi Ma!" sapa Audrey semangat. Melupakan peristiwa dan mimpi buruk semalam, hari ini Audrey kembali menjadi Audrey biasanya. Audrey yang selalu semangat dan ceria. Baginya, wajah bahagia adalah topeng terbaik untuk menyembunyikan masalah yang ia hadapi. Ia tak ingin teman-teman ataupun orang disekitarnya mengetahui masalahnya yang hanya akan membuat mereka tidak nyaman. Memendam sendiri adalah cara Audrey untuk bertahan sampai sekarang.

"Bang Az...!" teriak Audrey di depan kamar kakaknya-Azzam. "Bentar ya ampun. Anak gadis mulutnya kayak toa," ejek Azzam. 

 "Maaaa," Audrey membulatkan matanya lalu mengadu dan merengek seperti anak kecil. 

"Zam... buruan ih. Nanti adekmu telat lagi," ujar Mama. 

Dengan langkah terburu-buru Azzam meraih jaket kulit berwarna hitamnya yang sudah dua bulan lebih tergantung di belakang pintu. Tak lupa ia menyemprotkan cairan harum dari wadah berwarna hitam bertuliskan Men ditubuhnya. Agaknya bisa meminimalisir bau tak sedap yang berasal dari jaket kesayangannya yang sudah berlumut. 

 "Ya ampun Az, lu harum banget kayak abis mandi kembang. Awas aja kalau temen-temen gua tau kalau lu pesugihan," celetuk Audrey yang membuat mama seketika melototi Audrey. 

Black Attack | When You Love Someone 🍀Where stories live. Discover now