Bab 1

1K 79 3
                                    

Aku nakal karena belum tahu apa itu akhlak yang baik. Tapi jujur saja menjadi baik adalah salah satu tujuanku.
-Rahman

-
-
-

Jam kosong adalah jam yang paling digemari oleh siswa manapun. Begitupun kelas XI IPA 3 yang begitu heboh karena mungkin saking bahagianya dengan kebebasan mereka.

Refan, Reza, Ravi dan Rahman yang dikenal dengan 4R memimpin pasukan kelasnya untuk bergoyang mengikuti irama speaker yang sudah mereka siapkan jika ada waktu jamkos.

Maya, gadis yang memegang gelar siswa teladan memandang kesal ke arah 4R yang menurutnya sangat tidak cocok untuk menjadi anak IPA. Bagaimanapun jam kosong yang dimaksud bukan berarti mereka free belajar, karena Maya sudah ditugaskan untuk memberitahukan kepada teman-temannya untuk menyelesaikan tugasnya hari ini juga.

Tapi gara-gara 4R, Maya akhirnya diabaikan oleh siswa lainnya. Jadilah dia membuat tugas sendiri. Maya jamin, setelah Pak Ajal meminta tugas yang sudah disuruh, seluruh orang di kelas ini pasti akan mengandalkan tugasnya. Menyebalkan bukan.

Maya berdiri dengan wajah marah lalu mematikan speaker yang sangat menggangu pendengarannya. Otomatis semua penghuni kelas pun berhenti melakukan kegiatan mereka yang sangat- sangat unfaedah itu.

"Apa hah, kalian mau protes silahkan!" Ucap Maya saat dirinya ditatap oleh penghuni kelas karena sudah mengganggu acara mereka.

"Eh Monyong, idupin speaker nya lagi gak" seru Reza menatap wajah datar Mayang yang nauzubillah seperti pemeran hantu di film-film horor.

"Kalo gue gak mau lo mau apa hah?" Tantang Maya dengan mata melotot.

"Ih serem juga si monyong, gak sekalian jadi pemeran antagonis di film Indosiar aja lu?" Ledek Refan.

Maya mengepalkan tangannya menahan marah. Sebelum Maya melangkah menuju Refan untuk melayangkan tinju andalannya. Akhirnya Rahman pun maju untuk menghadapi Maya.

"Sabar-sabar.. kita selesaikan dengan kepala dingin" kata Rahman dengan sok bijak.

Maya memutar bola matanya malas karena akan mendengarkan omong kosong yang akan dilontarkan oleh cowok itu.

"Udah lo sana minggir, urusan gue bukan sama lo tapi sama pengawal lo itu" Maya menunjuk wajah Refan yang hanya memasang muka santai.

"Urusan teman gue ya urusan gue, masa pepatah gitu aja lo gak tau" ucap Rahman.

"TERSERAH!, sekarang lo mau bilang urusan lo kek, urusan kakek lo kek, urusan__"

"Kakek gue udah meninggal" potong Rahman. Dengan wajah yang menurut Maya sangat menjengkelkan.

"Guys, pak Ajal lagi jalan kesini" seru Gio sang ketua kelas.

"Mampussss..tugas gue belum selesai" teriak Ravi panik.

Bukan hanya Ravi yang panik, tapi hampir semua siswa yang tidak sempat mengerjakan tugas yang diberitahukan oleh Maya.

Maya tersenyum miring menatap Rahman yang juga kelihatan panik.

"May, contekin dongg" seru Reza dengan tampang memelas.
"Ogah" jawab Maya lalu beranjak duduk manis dikursinya.

"Woi kalian bilang pak Ajal bakal free sampai habis waktu, kok balik lagi sih?" kesal Ogi yang hobinya nyusahin hidup orang.

"Mana kita tau, katanya sih gitu" sahut seseorang dari arah belakang.

"Udah-udah duduk aja, siapa tahu pak Ajal lagi bersenang hati gak kasih hukuman" ucap Dio wakil ketua kelas.

"Assalamualaikum" ucap pak Ajal sebelum masuk.

"Wa'alaikumussalam pak" jawab siswa serempak.

"Apa kalian sudah mengerjakan tugas yang saya berikan?" Tanya Pak Ajal.

"Belum pak" jawab mereka dengan kepala menunduk.

"Baiklah, dengan berbaik hati saya akan memaafkan kalian setelah kalian mengerjakan tugas itu dilapangan, silahkan" tunjuk pak Ajal ke arah pintu keluar.

Mau tidak mau mereka pun akhirnya pergi keluar untuk mengerjakan tugas berjamaah. Kecuali beberapa orang yang sudah siap mengerjakan.

"Nih gara-gara lu man, kalo lo gak ajak goyang, pasti gue contek tugas Maya" tuduh Ravi kepada Rahman.

"Lagian lu pada yang mau diajak goyang, gak salah gue lah" bela Rahman tidak terima disalahkan.

"Udah tau tugas pak Ajal, kalo lama-lama kek gini. Dijamin dah kita bakalan dijemput ajal beneran" ucap Refan.

"Ngaco lo, gue masih pengen hidup, dosa gue masih segunung" kata Reza.

4R mengerjakan tugas dengan baik, karena Rahman memiliki otak yang cerdas tapi tertutupi dengan rasa malasnya, sungguh orang yang merugi.

***
Assalamualaikum antum
Cerita pertama kesannya gimana? Gak ada baik-baik nya ya? Karena kesan baiknya ada saat Atika muncul.
Vote ya!


Rahman Atika||ENDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora