[dua]

5.5K 540 25
                                    

Weekend ini alhamdulillah gue bisa balik ke rumah setelah 4 hari maraton jaga di bangsal anak. Dan perjuangan gue sudah sampai setengah jalan, setengah lagi gue selesai koas. Nafas dulu, jangan dikira langsung jadi dokter ya, tenang jangan buru-buru, habis koas masih ada yang lebih berat yaitu ujian sertifikasi dokter.

Setelah lulus semua semua stase saat koas, calon dokter wajib mengikuti Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). UKMPPD akan menguji keterampilan dan pengetahuan calon dokter untuk menangani 400an kasus yang ada di SKDI. Manteb gak tuh? Masih pengen jadi dokter? Masih dong!! Semangat yes!!

Ujian sertifikasi adalah masa penentuan, pembuktian perjuangan calon dokter apakah akan lulus dalam sekali ujian atau harus mengulang lagi agar namanya bisa ikut dalam daftar sumpah dokter. Nah setelah sumpah dokter itu barulah bisa sedikit lega, tapi masih ada satu tahap lagi untuk bisa jadi dokter yang diizinkan praktek yaitu internship. Jadi calon-calon dokter ini harus mengabdi kurang lebih satu tahun di fasilitas kesehatan yang membuka lowongan untuk mendapat Surat Tanda Registrasi.

Yang paling seru adalah ketika para calon dokter berebut tempat internship sesuai keinginan, istilahnya siapa cepat dia dapat gitulah. Siapa yang jaringan internetnya paling lancar dialah yang paling berpeluang memilih. Ayo sampai sini masih pada semangat para calon dokter? Gue kasih satu motivasi , dokter adalah salah satu profesi dengan pahala yang akan terus mengalir. Bagaimana tidak, dokter berperan penting dalam mengobati dan menyembuhkan orang sakit ya meskipun semua adalah kuasa Tuhan.

Coba bayangkan ketika ada pasien yang berhasil kita tolong dan ternyata pasien itu adalah seorang guru ngaji atau guru apapun atau katakanlah seorang yang penting di masyarakat, sehingga ketika pasien itu sembuh dia akan kembali bermanfaat untuk banyak orang, nah InsyaAllah kita kebagian tuh pahalanya.

" Assalamualaikum." Sapa gue ketika memasuki rumah.

"Waalaikumussalam. Aduh Masnya aku kasihan amat koassnya sampai kusut gini!"

Gue gak jawab dengan kata-kata tapi gue jawab dengan menjepit kepalanya di ketiak gue, rasain tuh sensasinya ketek belum mandi.

"Ih Mas lepasin!!" Protesnya.

"Salah siapa gak sopan sama Abang sendiri." Dan adik manisku ini hanya nyengir.

"Kok kamu pulang Sal?"

"Di kasih libur Mas setelah KKN!"

"Ciye yang sudah mau dapat sepeda!"

"Kok sepeda Mas?" Tanyanya bingung.

"Haha ya kamu itu nanti namanya kan jadi Salma Adillata Syarif, S.pd."

Dia malah membabi buta mencubit lenganku, segara gue rangkul pundaknya. Ah adik gue yang manis, adik yang irit bicara sama orang lain dan adik yang hanya selang dua tahun dari gue. Gak terasa dia sudah tumbuh dewasa dan itu artinya semakin dekat waktunya menikah, gue beneran gak bisa tenang kalau mikirin siapa yang akan jadi suami Salma, apa gue rela menyerahkan adik gue satu-satunya pada pria lain?

Kok gue jadi baperan sih kaya emak-emak.

Gue putuskan untuk makan terlebih dahulu sebelum istirahat, salah sendiri masakan Umi aromanya kemana-mana sampai lambung gue.

"Gak tidur dulu Ril? Biasanya tidur dulu persis orang pingsan!" Tanya Umi, aku mencium pipinya gemas.

"Makan dulu deh Umi!" Jawabku sambil menata makanan di piring dan mencium pipi Umi lagi sebelum beranjak dari dapur.

Gue lebih suka makan di depan televisi sambil melihat berita-berita berbobot yang baru viral saat ini. Itu ada artis yang baru tiga bulan nikah eh sudah cerai saja,  terus alasannya sudah tidak ada kecocokan. Lah Lu kata pakai baju, kalau tidak cocok ganti yang lain. Astaghfirullah, eh gue enggak kaya emak-emak rumpi kan ya?

4. FilantropisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang