Pertengkaran hingga terluka (2)

14.9K 1.3K 33
                                    

". . . Padahal nyatanya kau bahkan bukan anak kandung Papaku, Kak."

Kalimat terakhir yang diucapkan Nanda dari rentetan perkataannya membuat Kessy sempat terdiam sebelum dilanda kemarahan lagi. Berani sekali gadis itu mengatakan kalimat seperti itu padanya?

Hanya sebentar Kessy sempat merasa takut dan cemas, karena setelah mendengar ucapan Nanda mampu membuat emosinya bangkit lagi. Jika saja tangannya saat ini tidak dipegangi, Kessy mungkin akan menerjang Nanda lagi.

Kessy mencoba menarik lepas tangannya yang dipegangi oleh dua orang laki-laki. Sementara Maura sudah beranjak untuk membantu Nanda. Mereka semua berbondong masuk setelah mendengar bunyi kaca pecah dari dalam ruangan Nanda. Suara yang terdengar keras itu tidak bisa mereka abaikan begitu saja.

"Apa yang anda lakukan saat ini sudah termasuk tindakan kriminal."

Ray menatap Kessy datar. Dia memang tidak tau apa yang terjadi didalam ruangan Nanda, tapi yang jelas saat ini dia menemukan Nanda dalam keadaan terluka. Kalau Darian tau hal ini, entah apa yang akan terjadi. Baik untuk Nanda, Kessy bahkan semua yang ada diruangan ini, termasuk dirinya.

"Kalau begitu kejadian ini Pak Ray katakan saja kepada Kakek. Dan jika perlu silahkan tuntut saya," ucap Kessy tak kalah datarnya.

Nanda yang sudah berdiri tegak sepenuhnya menggelengkan kepala, tidak setuju. "Aku tidak akan menuntut Kakak. Tapi aku mohon, ayo kita bicarakan ini secara baik-baik, bersama Kakek dan juga Tante Anita."

"Di antara kita kemungkinannya yang paling besar bukan anak kandung Papaku adalah kau. Mengingat Ibumu yang jalang itu sudah mengambil suami orang, bisa saja karena dia sudah hamil terlebih dulu dengan laki-laki lain."

"KESSY!" teriak Nanda keras. "Kau ingin aku menyeret Ibumu sekarang juga agar kita sama-sama mendengar penjelasan darinya? Atau kau ingin aku memenjarakannya karena sudah membohongi keluarga Saptomo hampir tiga puluh tahun lamanya?"

"KAU!" teriak kessy. Tubuhnya saat ini tidak bisa bergerak bebas. "Lepaskan aku sialan!" teriak Kessy kepada kedua laki-laki disampingnya.

Nanda menganggukkan kepala singkat yang membuat kedua laki-laki itu melepaskan cekalan tangan mereka dari lengan Kessy.

"Selain Pak Ray, bisa tolong tinggalkan ruangan ini?" ucap Nanda. Dengan ragu-ragu, semua yang masuk tadi keluar ruangan.

Nanda segera meraih ponselnya dari atas meja. Menghubungi wanita yang harusnya bertanggung jawab dengan semua hal yang terjadi hingga saat ini. Termasuk dengan sikap putrinya yang jauh dari kata baik, karena wanita itulah penyebabnya.

"Hallo?" terdengar suara seorang wanita.

"Tante Anita? Ini aku, Nanda Bramansa," ucap Nanda.

Sengaja Nanda mengeraskan suara ponselnya agar Kessy ikut mendengar perkataan Anita.

"Iya, ini Tante. Tante dengar kamu sudah tinggal dengan Pak Darian ya?"

"Iya Tante. Nanda mau minta maaf sama Tante karena aku akan melaporkan Kessy ke polisi sekarang juga."

Kessy tersenyum sinis sebagai tanggapannya setelah mendengar perkataan Nanda. Baru beberapa menit lalu gadis itu berucap dengan yakin bahwa tidak akan melaporkannya, tapi ternyata?

Memang dari awal Kessy merasa bahwa Nanda bukan gadis yang baik. Bukankah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya? Semua orang selama ini tertipu dengan gadis itu.

Atau mungkinkah gadis itu akan mengancam Mamanya?

"Kessy salah apa, Nda? Kenapa kamu ingin melaporkannya? Tante minta maaf kalau Kessy membuat ulah. Tante akan bicara baik-baik dengannya."

Nanda menatap Kessy yang kini sedang mengepalkan kedua tangannya. "Tante terlalu lama. Bahkan Tante memiliki banyak kesempatan saat liburan untuk berbicara dengannya. Kakek sudah jauh hari meminta Tante untuk menjelaskannya, tapi Tante belum juga melakukannya."

"Beraninya kau bicara seperti itu pada Mamaku?" teriak Kessy. Gadis itu sudah kelewatan terhadap Mama nya. Harus kah Kessy melemparinya lagi? Dengan komputer misalnya?

"Kessy? Kamu disana? Apa yang kamu lakukan disana? Sudah Mama bilang tetap dirumah."

"Tante, cukup jawab satu pertanyaan dariku. Apakah Kessy anak Papaku atau tidak?"

"Nda, Tante akan bicarakan ini dengan Kessy dirumah."

Jika ditunda lagi, Kessy akan semakin bersikap kelewatan. Nanda yakin Kessy sebenarnya adalah gadis yang baik. "Pak Ray. Tolong masukkan laporan ke polisi sekarang juga. Menerobos masuk secara paksa kedalam kantor, membuatku terluka dan mencemarkan nama baik Mamaku."

"Tidak! Tante mohon, Nda. Jangan lakukan. Kessy, kamu dengar Mama? Kamu memang bukan anak kandung Danu Bramansa. Mama benar-benar minta maaf. Kamu pulang sekarang ya? Mama akan jelaskan."

Nanda mematikan panggilan secara sepihak. Matanya menatap Kessy yang berdiri diam dengan wajahnya yang seketika menjadi pucat. Kenyataan yang baru saja didengarnya membuat gadis itu shock berat.

Bahkan ketika Nanda memeluk tubuhnya erat, Kessy tidak bergerak sedikit pun. Tidak menolak ataupun tidak membalas pelukan Nanda

Kenyataan tadi benar-benar menampar Kessy dengan sangat keras hingga membuatnya tidak bisa memikirkan hal apapun selain kalimat itu terus terngiang ditelinganya.

"Kamu memang bukan anak kandung Danu Bramansa."

"Bukan anak kandung Danu Bramansa."

Jadi, untuk apa sebenarnya yang Kessy lakukan selama ini?

"Aku benar-benar minta maaf karena sudah melakukan hal ini padamu. Kalau bukan begini caranya, Kakak masih akan tetap membenciku. Aku mohon, bicarakan ini baik-baik dengan Tante Anita. Kakak bisa mendapatkan kasih sayang seorang Ayah yang selama ini tidak Kakak dapatkan. Karena Ayah kandungmu sangat menginginkan Kakak."

Butuh beberapa menit hingga Kessy mendapatkan kesadarannya kembali. Dengan pelan, dia melepaskan pelukan Nanda. Dengan langkah gontai dan kepala menunduk, Kessy keluar ruangan Nanda.

Dan Nanda hanya mampu memperhatikan Kessy dari belakang sampai gadis itu benar-benar keluar dari ruangannya.

"Anda harus kerumah sakit sekarang," ucap Ray ketika melihat Nanda dengan seksama. Sudut bibir berdarah, kening yang memerah dan juga tangannya yang sudah pasti berdarah, terlihat dari lengan bajunya yang sudah berubah warna.

"Tidak perlu kerumah sakit Pak Ray. Saya cuma luka kecil."

"Pak Darian meminta anda kerumah sakit sekarang juga. Anda sudah dijadwalkan Pak Darian untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Menghindari kemungkinan adanya luka dalam."

Nanda mengernyitkan kening. "Kapan Pak Ray menghubungi Kakek?"

"Anda harus terbiasa dengan hal ini karena bukan hanya saya saja yang bekerja dengan Pak Darian."

Nanda mengangguk mengerti sambil melirik apa yang dilihat Ray, Cctv. Nanda sama sekali tidak pernah menyadari keberadaan itu sejak menempati ruangan ini.

"Baiklah saya akan kerumah sakit sekarang."

Nanda segera membereskan tas dan ponselnya. Nanda kembali melihat Ray lagi. Seketika teringat Kessy yang pergi dalam keadaan yang tidak baik.

Beruntung jika Kessy pulang dengan supir atau taksi. Bagaimana jika dia pulang mengendarai mobil sendiri dengan keadaan yang seperti itu? Sepertinya bukan hal yang bagus.

"Oh iya Pak Ray. Tolong kirim orang untuk memastikan Kakak saya pulang kerumahnya dengan selamat."

Seperti apa pun Kessy memperlakukannya, Nanda masih menganggap Kessy sebagai Kakaknya.

***

Stay safe and healthy semuanyaaa 🤗

Semoga Suka 😘

Love you all 😘
~fansdeviyy,

Still The Same Love [Tamat]Where stories live. Discover now