50. TGFN

3.5K 235 61
                                    

Pada akhirnya semua terlihat jelas karena adanya perdebatan bukan karena suatu pembalasan
~Quotes50~

~oOo~

"Ceritain ih"

"Berawal dari rasa nyaman yang Kenneth kasih buat aku, waktu itu kamu masih pacaran sama Kennafh dan disitu hati aku berpindah sama Kenneth, aku pikir kekhawatiran dia buat aku, tapi ternyata buat kamu~"

Aura berdiri dan berjalan menuju balkon kamarnya "~ Waktu itu aku berharap banget untuk jadi menantu keluarga Watson dan lagi, takdir berkata lain."

"Kamu gadis bodoh Ara! Harusnya kamu bilang dari awal, tapi kenapa endingnya kayak gini? Sumpah demi apapun aku gatau kalau ternyata hati kamu milih Kenneth karena aku pikir, kamu seneng dijodohin sama Kennafh~"

Aurora ikut berdiri dan mengikuti Aura, "~Dan aku juga tau setiap caramu dapetin Kenneth selama aku di Paris, awalnya aku cuma minta Parka buat jagain kamu tapi ternyata dia dapet kabar yang lain~" gadis itu beralih menatap kakak kembaran nya

"~Aku dapet semua fakta yang kamu tutupin, maaf karena aku baru menanyakan ini sama kamu, bodohnya aku karena baru sadar ternyata selama ini kamu yang selalu tersakiti, mengalah demi aku yang merasa paling tersiksa-"

"Or udah-"

"Aku gatau kalau selama ini kamu selalu tersenyum sementara ada ribuan duri yang nusuk kamu, maafin aku karena terlalu labil dalam suatu hal aku rela kesana kesini hanya untuk menyelamatkan sahabat lamaku dengan beribu bantuan orang tersayang disekitarku-"

"Dek kam-"

"Sementara disini, ada kamu yang selalu sayang dan berharap adik bodohnya ini bahagia tanpa memikirkan hati dan perasaannya,"

Tes!

Satu air mata menetes disetiap kata yang diucapkan Aurora  begitupun dengan Aura, didetik berikutnya mereka berpelukan untuk melepas rindu diiringi isak tangis penyesalan, entahlah mereka seakan tak bisa memaafkan diri sendiri

Dengan diam masalah tidak akan pernah selesai sendirinya, mungkin jika berkata pun kalau dengan informasi yang salah juga akan mendapatkan hasil yang berbeda

Cukup ini untuk terakhir kalinya mereka memendam semua sendiri dan merasa tersakiti sendiri

Karena tidak ada yang namanya paling tersakiti bahkan diluar sana sekalipun, masih ada yang lebih menderita dan berharap belas kasihan dibanding mereka.

Aura melepas pelukannya sembari membingkai wajah Aurora, "Lo bebas milih Kenneth atau Kennafh, gua ga akan ngerebut seseorang itu lagi,"

Aurora tersenyum haru mendengar pernyataan tulus kakaknya, "Lanjutkan hubungan lo sama Kenneth," gadis itu melepas cincin yang ia bingkai di kalung nya

"Kenneth adalah abang ipar gue! Bukan tunangan gue," tangis Aura semakin membanjiri ruangan itu, "Hiks! Ma-makasi dek makasih hiks!"

"Ra udah! Gue mati kalo lo peluk kelamaan"

"Ehm, maaf." Aurora tersenyum dan menghapus jejak air mata Aura, "Gue benci liat lo nangis,"

Aura bersyukur mendapat adik yang bisa mengerti keadaanya, mungkin salah terbesar saat Aura berniat jahat pada Aurora

Ia salah telah meragukan ketulusan adiknya itu, Aura janji akan kembali menjadi seorang kakak seperti dulu lagi

Yang akan memarahi adiknya, yang bisa bersikap dewasa dan tidak mudah dihasut ucapan orang lain, "Kak seminggu lagi," gumam Aurora membuat Aura mengernyitkan dahi

AURORA : Beautiful but Dangerous!Donde viven las historias. Descúbrelo ahora