Chapter 04

564 72 8
                                    

"Blood Barrier."

Wuung

"U-uwaaah darah beneran!" seru Velyn kegirangan.

"Dia suka melihat darah ya..." ujar Davie sambil bergidik.

"Coba tiru Blood Barrier ku." ujar Clarybel.

Velyn mengangguk, menutup mata dan memfokuskan dirinya. "Blood Barrier." gumamnya.

Wuung

"Kyaaa~ bisa dong ehehek!" seru Velyn kegirangan sambil melakukan pose peace.

"Uwaa dia yang seperti ini membuatku agak merinding..." ujar Hiro.

"Velynku memang pintar." ujar Leint dengan bangga.

"Dia anakku bodoh." ujar Teryna.

"Dia anakku juga tahu." balas Leint.

"Oh ya?"

"..."

"KAU SELINGKUH?!" Seru Leint.

"Bodoh, aku bercanda." ujar Teryna sambil terkekeh.

"Ku kira kau beneran selingkuh..."

"Kalau aku mau sekarang aku mau sama yang lain aja deh..." ujar Teryna santai.

"JANGAN!"

"Bercanda bodoh."

"IYA BERCANDA AJA TERUS!" seru Leint kesal sambil menjauhi Teryna.

"Ututututu~ ada yang ngambek nich~" goda Teryna.

"G ngmbk."

"Idih sok singkat."

"Bd amd."

"Ngomong yang bener."

"G."

"Ga dapet jatah."

"MAAF!"

"MAMPUS GA DAPET JATAH AWOWKWKWK." ujar Eliseo.

"DIEM LU!"

"Mereka kenapa?" tanya Velyn saat melihat ayahnya menangis minta ampun pada ibunya.

"Sudah biasa, malam ini tidur awal. Kalau tak bisa tidur pakai headset dan dengarkan lagu kencang-kencang. Kalau tidak kau akan mendengar suara-suara yang menakutkan." saran Yuki.

"Suara-suara yang menakutkan?" tanya Velyn bingung.

"Kalau kau mendengarnya, suara itu akan terngiang-ngiang dan membuatmu ingin muntah setiap saat." ujar Davie menakut-nakuti.

"Aku tidak punya headset..." lirih Velyn.

"Aku punya dua, ku pinjamkan." ujar Arion.

"Terima kasih!"

"Aku ingin merekamnya." ujar Clarybel.

"Sudah gila ya?" balas Davie.

"Aku lebih waras darimu." ujar Clarybel sinis.

"Waras dari mananya..." gumam Davie.

"Blue faiyaaaaah~" seru Hiro.

Bwosssh!

"GYAAAHHH PANTATKU TERTJINTAHHH!!" Davie jatuh berguling-guling karena api biru yang dibuat oleh Hiro.

"Begitu lah contohnya~" ujar Hiro sambil menunjuk api biru yang ada pada Davie.

"Hebat!" seru Velyn sambil bertepuk tangan.

"A-APINYA MATIKAN! P-P-PANAS!" seru Davie.

Ctik!

Api biru itu hilang.

"Apakah burger kesayanganmu itu gosong?" ujar Clarybel dengan nada mengejek.

"A-aku ke kamar mandi..." lirih Davie sambil melangkah pergi ke kamar mandi.

"Blue faiyaaaah~" tiru Velyn dengan gaya aneh.

Cekrek!

"Velyn yang seperti ini lebih lucu." ujar Clarybel sambil terkekeh.

"Kirimkan padaku juga." ujar Arion.

"Tentu."

•*•*•

Velyn terduduk di bangku terlihat kelelahan. Tubuhnya terasa berat dan nafasnya kian pendek.

"Kau tak apa?" tanya Arion.

"Mungkin aku sedikit kecapekan..." ujar Velyn sambil tersenyum kecil.

"Kita sudahi latihan hari ini, kau terlihat sangat lelah." ujar Clarybel.

"Tetapi, aku baru berlatih sebentar..." lirih Velyn.

"Tubuhmu sudah lemah. Jika dipaksakan kau akan jatuh sakit. Kesehatanmu lebih penting dari latihan." tegur Yuki.

"Baiklah..."

"Ibu! Ayah! Velyn kecapekan! Kita pulang!" seru Hiro.

Para orang tua yang awalnya ngemil sambil bergosip ria langsung menghampiri mereka.

"Velyn terlihat sangat tidak baik-baik saja." ujar Aileen.

"Kita pulang." ujar Teryna.

"Aku akan menggendongnya." balas Leint yang segera menggendong Velyn yang sudah setengah sadar.

"Dia terlalu memaksakan diri..." lirih Kiyoko.

"Aku... Tak apa-apa..." lirih Velyn.

"Kau bahkan sangat sulit membuka matamu..." balas Leint.

"Aku tak apa ayah..." ujarnya sambil tersenyum kecil.

Saat mereka sampai didalam mobil, Velyn sudah tak sadarkan diri yang membuat mereka makin khawatir dan segera membawanya pulang.

•To Be Continued•

Magic World : The Dark Devil [COMPLETED]Where stories live. Discover now