14.Pretty Liars

18 1 0
                                    



~~
Teman-teman Jisoo yang mengetahui hal itu langsung melayat kerumahnya (-Jennie) ....

Jisoo tak bisa menahan air matanya yang sedari tadi tertimbun dipelupuk matanya. Teman-teman Jisoo tak kuasa melihat kejadian ini, Lisa mulai mendekat ke arah Jisoo yang langsung diikuti oleh teman-teman nya.

Lisa terduduk disamping Jisoo, "Jisoo yang sabar ya, kita juga ngerasain kehilangan yang begitu dalam kok. " Kata Lisa mencoba menenangkan Jisoo, sambil mengelus lembut punggung Jisoo. Jisoo hanya memandang Lisa dengan tatapan sendunya. Pipi Jisoo sudah dibasahi oleh air matanya yang terus-menerus keluar dari pelupuk matanya.

"Biar gw anterin ke atas buat ganti baju ya? " Tanya Lisa, Jisoo hanya mengangguk. Akhirnya mereka pergi menuju ke atas.

****

Setelah Jisoo mengganti pakaiannya yang serba hitam, ia mulai berbicara kepada Lisa, walaupun nada bicara nya sangat lemas. "Jennie belum sembuh ya , Lis? " Tanya Jisoo lemas.

"Udah kok, tadi sebelum kita ke sini kita anterin Jennie pulang dulu. Tapi... " Katanya tergantung, ia menatap Jisoo. Jika ia mengatakan ini pasti dia bakal tambah sedih, tapi dia tak mau berbohong, akhirnya ia berkata jujur. "Tapi... Dia.. Dia gak mau kesini. Katanya..." Kalimat itu tergantung lagi, Jisoo hanya memandangi Lisa, Lisa memejamkan matanya pada akhir kalimatnya, ia tak sanggup untuk mengatakan ini, pasti Jisoo sangat sakit saat mendengar ini. "Katanya kenapa, Lis? " Tanya jisoo sambil mengusap air matanya yang terus menerus jatuh, padahal ia tak ingin menangis.

"E.. Itu.. " Bola mata Lisa menatap kemana-mana tak jelas, sambil sesekali ia mengerjapkan matanya. "Dia bilang... Karena lo... Bu-bukan siapa-siapa di-dia. " Jawab Lisa yang akhirnya ia menggigit bibir bagian bawahnya.

"Hah... Gw udah ngira itu kok, hiks... " Kata Jisoo dengan tetap menangis.

"Lo... Jangan masukin hati ya. " Kata Lisa mencoba menenangkan, tapi Jisoo hanya mengangguk.

Kalau tak lama kemudian ia turun kebawah lagi.

🍀🍀🍀

"Kasian banget si..si Jisoo, udah dilupain sahabat, di cap jelek disekolah, di benci sama anak-anak PERWIRA. Sekarang papanya meninggal lagi... Hahahaha. " Kata Krystal tertawa puas.

Joy dengan Irene hanya menatap Krystal dengan tatapan tak bisa diartikan. Akhirnya Irene angkat bicara, "tapi, Tal... Jisoo kasian juga kalik...lo gituin, belum tentu kan dia rebut pacar Jennie. Bisa aja dia emang temenan sama pacaran Jennie, tapi Jennie aja yang ga tau. Dan lagi, papa nya hari ini meninggal, apa lo ga punya perasaan kasihan sedikit pun? "Kata Irene yang tak tega dengan Jisoo.

Krystal menatap Irene dengan tatapan kaget, " Lo kok jadi belain dia? "Tanya Krystal dengan nada marah. " Tal.. Bukan gitu, lagian ya ,Tal.. Yang dibilang Irene ada benernya kok. Oh iya, kalao lo bully dia disekolah gw masih bisa Terima si sama kelakuan lo itu, tapi, Tal ini papanya meninggal lho... Apa kita ga mau sekedar liat keadaan disana? "Tanya Joy.

Sebenarnya Joy dan Irene itu adalah anak yang baik, tapi ga tau kenapa ia sekarang jadi jahat seperti ini. Bahkan saking baiknya Irene, Suho jadi senang saat dekat degannya.

" Lho kalian kok malah belain dia si? Kalian udah bosen temenan sama gw? Hah? "Tanya Krystal ngegas.

" Ya.. Ya bukan gitu, Tal.. Tapi kan... "Jawaban Joy tergantung. " Tapi apa? Kalau kalain ga mau temenan sama gw lagi yaudah ok fine... " Kata Krystal marah.

"Iya... Kita minta maaf. " Kata mereka berdua akhirnya, dengan Krystal masih memasang wajah marahnya.

🍀🍀🍀

Hope Not Kill This Love♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang