16. Whenever ready

13K 1.3K 7
                                    

"Prav, makan siang dulu." kata Jean pada Prav yang tengah mendengarkan musik lewat earpods-nya.

Prav menoleh pada paper bag yang berisi makanan di tangan Jean. "Dari panitia? Apa lo beli sendiri?"

"Go-food. Lo sendiri yang pengen Ayam Taliwang. Ribet banget kek yang ngidam aja." cibir Jean.

Kini mereka tengah berada di backstage kampus IPB. Acara ulangtahun kampus kali ini cukup ramai, ada artis-artis besar lainnya yang di undang. Prav sebenarnya malas, ia mengambil tawaran manggung ini karena sang Paman yang ternyata Profesor di kampus IPB, mau tak mau Prav menyetujui permintaan proposal acara ulang tahun IPB.

"Kenapa lo nggak makan?" tanya Prav pada Jean.

Jean menggeleng lemah. "Gue lagi diet,"

"You? On diet? Lucu sekali." cibirnya pada Jean.

Jean memutarkan bola matanya malas membuka makanan untuk Prav. "Gue naik tiga kilo, bahkan perut gue buncit banget."

"Mana coba sini gue pegang!" ujar Prav.

Jean mendekatkan tubuhnya dan Prav mencubit sisi pinggang Jean yang berisi dan bergulir pada perut depannya yang benar-benar berisi dengan lemak. Prav tergelak puas kala mencubit lemak perut Jean.

"Gue nggak nyangka ternyata lo punya lemak." kata Prav yang mendongakkan wajahnya melihat wajah Jean yang tersenyum masam.

Menepis tangan Prav yang masih ada diperutnya Jean berdecak. "Gue bilang apa. Lo nggak percayaan,"

"Makanya gym sama gue." ujar Prav yang sudah menyendokkan nasinya ke dalam mulut.

"Ogah, nge-gym sama lo itu jadinya penyiksaan. Cukup ya, gue bakal pilates aja."

"Ck, pilates olahraga macam apa? Kerasa juga nggak."

Prav si tukang mencibir. "Sensi mulu lo, satu jam lagi lo naik."

"Iya,"

"Nggak usah centil pakai acara buka baju segala, ini bukan konser lo." Jean memperingati.

Prav terkekeh dengan mulut penuhnya. "Kenapa? Lo takut?"

"Ngapain takut, masalahnya disini mayoritas memang fans lo, tapi barangkali lo banyak haters juga disini. Jadi, jangan bikin acara pencicilan lainnya."

"Oke," jawab Prav simpel.

Digo meletakkan beberapa jam tangan milik Prav yang akan Prav pakai hari ini. "Mau pakai yang mana Mas Prav?" tanya Digo.

Prav menunjuknya dengan asal-asalan, sementara Jean menyengir. "Memang dia nggak niat, kasih aja yang Rolex." kata Jean pada Digo.

Digo mengangguk, selanjutnya kini ada Adji yang datang dengan segerompolan snacks ditangannya. "Astaga, Dji.. Bawa darimana?"

"Sorry Mas Prav, ini titipan dari fans, katanya ini semua cemilan yang Mas Prav suka."

Jean melihatnya satu persatu. Benar, itu semua adalah cemilan kesukaan Prav. Semua makanan impor dan cokelat impor, fans tidak mungkin menyesal mengeluarkan banyak uang hanya untuk menyenangkan hati idol-nya.

"Posting deh Prav, foto masukin instagram terus kasih caption terimakasih." ujar Jean memberi saran.

Prav mengangguk kembali lalu menyerahkan ponselnya pada Jean. "Nih, sama lo."

Jean menghela napasnya, ya sudahlah batinnya. Prav memang malas melakukan hal-hal manis pada fansnya, tapi jika di konsernya sendiri mulut pria itu akan berbuah manis menggoda gadis-gadis cantik seperti di LA.

Let Joy Be, Your Heart's Name. | TAMAT Where stories live. Discover now