Part 6

1.3K 87 2
                                    

"Adam ... Lepaskan Sena!" teriak Kian lantang.

Seketika Adam dan Senandung menoleh ke pintu. Tampak berdiri Kian dengan tatapan yang tajam pada manik Adam, membuat suami Ratna melepaskan pelukan pada Senandung. Sehingga wanita itu dapat bernapas dengan lega.

"Apa yang hendak kau lakukan pada Sena, Dam?" tanya Kian dingin.

"Mas Kian tidak perlu ikut campur! Ini masalah saya dengan Sena," jawab Adam tak kalah dingin.

"Jelas aku harus ikut campur, karena Sena adalah calon istriku," sergah Kian sambil menyeringai sinis.

Adam dan Senandung terkesima bersamaan mendengar penuturan Kian. Tiba-tiba saja Adam terbahak mendengar ungkapan Kian.

"Ternyata Mas Kian punya selera humor yang tinggi," ujar Adam sambil mendecih sinis. 

"Aku sedang tidak bercanda, Dam. Aku serius mau menikahi Sena," balas Kian sambil mendekat.

"Benar kau akan menikah dengan Mas Kian, Sena?!" tanya Adam sambil menatap lekat Senandung. Ada kilatan amarah pada netra hitam itu.

Senandung semakin ketakutan. Wanita itu menatap Kian mencoba mencari perlindungan. Kian memberi isyarat pada Sena agar mengangguk  dengan mengerlingkan satu mata.

"I-iya. Aku akan menikah dengan Ki-Kian," jawab Senandung terbata.

Seketika darah Adam mendidih mendengar jawaban Senandung. Dengan kasar dia mencengkeram lengan Sena, membuat wanita itu merintih kesakitan.

"Aww! Sakit, Kak!" desis Sena seraya meringis menahan rasa sakit.

"Sena. Begitu cepatkah kau melupakan aku? Melupakan kisah cinta kita. Dengar aku akan menceraikan Ratna demi kau, dan sekarang kau malah pergi meninggalkan aku. Kenapa?" bentak Adam murka.

"Jangan ceraikan Mbak Ratna, Kak! Sudah berapa kali aku bilang, cinta

kita terlarang. Kembalilah pada istrimu! Dan aku mohon jangan pernah ganggu hidupku lagi," pinta Senandung memelas.

"Aku tidak pernah mencintai wanita tua itu. Jadi aku tidak akan pernah melepasmu," tekad Adam kuat.

"Adam ... Aku bilang lepaskan Sena!" teriak Kian geram.

BUGHH

Karena Adam tak juga melepaskan cengkraman maka Kian melayangkan bogeman mentah pada muka Adam, meninggalkan warna merah pada pipi  suami Ratna itu. Tubuh Adam terhuyung sesaat mendapat pukulan mendadak, dengan menyeringai kecil lelaki itu mengelap darah yang menetes di bibir.

Ketika Kian akan melayangkan tonjokan lagi pada Adam, Senandung menghentikan langkah Kian.

"Jangan Kian!" seru Sena meminta.

"Sudah aku bilang Sena itu calon istriku. Jadi, jangan pernah kau coba mengganggunya!" gertak Kian lantang.

Gembira yang tengah terlelap tidur mendadak bangun. Bocah itu segera bangkit mendengar keributan di luar.

"Bunda ...."

Dengan penuh rasa takut Gembira memanggil ibunya. Senandung yang sedang menghalangi Kian, agar tidak memukul Adam lagi. Bergegas menghampiri sang anak, dan memeluk sang putri dengan erat.

Cinta Lama Bersemi Kembali (Senandung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang