19. Gembira Si Polos

1.1K 78 9
                                    

#Senandung

___Part19__

"Mama. Semua ini gara-gara dia," gumam Ale marah. Tangannya mengepal keras. Ia tidak menduga jika orang tuanya adalah dalang dari semua.

Senandung yang melihat sorot amarah pada Ale untuk mamanya, segera menahan langkah sang mantan saat hendak pergi.

"Ale, kamu mau apa? Mau marah sama mamamu? Buat apa? Semua sudah terjadi, ibarat nasi sudah menjadi bubur. Sudahlah, terima kenyataan yang ada!" nasihat Senandung untuk Ale.

"Tapi, aku tidak bisa menerimanya. Aku masih sangat mencintai kamu," ucap Ale.

Lelaki itu memegang pundak Senandung. Memandang lekat wanita yang amat ia rindu. Namun, Senandung menggelengkan keras. Dia melepas pegangan Ale pada pundaknya.

"Terima kenyataan, Le! Kita sudah tidak bisa bersama lagi. Kamu sudah menikah dengan Syifa, sedang aku akan menjalani kehidupan bersama Ki-Kian."

Walau Senandung terdengar ragu saat mengucap nama Kian. Namun, itu cukup menyulut rasa cemburu pada dada Ale.

"Kamu akan tetap bersamaku. Karena kita masih saling mencintai."

Ale membingkai wajah Senandung. Menghujam mata sendu wanita itu dengan sorot kerinduan. Mencoba mengalirkan gairah cinta pada diri Senandung.

Seperkian detik, Senandung merasakan aliran cinta itu. Namun, cepat pula dia mengusir jauh rasa itu. Dengan tegas wanita itu menggeleng.

"Jangan egois seperti itu, Ale! Kamu sudah berbahagia bersama Syifa, dan aku pun berhak berbahagia bersama Kian," tukas Senandung seraya melepas tangan Ale pada mukanya.

"Aku akan mati pelan-pelan jika setiap hari melihatmu bersama Kian, Sena." Ale berujar getir, "jadi kumohon jangan lakukan itu, Sena! Ingat kita sudah ada Bira. Kembalilah padaku! Aku mohon!" Ale mengiba dengan tulus. Kedua tangannya ia tangkupkan.

"Ale ...." Senandung menyebut nama itu dengan resah, "jodoh kita telah berakhir. Terima kenyataan itu!" pungkas Senandung tegas.

"Tidak!" Ale menggeleng tegas. "Ini gak adil. Kita masih saling mencintai. Sena aku pinta ...."

"Kamu milik Syifa sekarang, Ale!" sela Senandung keras.

"Bunda ...."

Seketika Senandung dan Ale menoleh ke ranjang bersamaan. Tampak Gembira terbangun dari tidurnya karena mendengar perdebatan kedua orangtuanya. Bocah itu menatap asing pada Ale, lalu mengucek kedua bola matanya. Kemudian mengerjap-erjap memastikan siapa lelaki dewasa yang tengah berdebat dengan sang bunda.

"Ayah?"

Gembira bergumam pelan. Bocah itu turun dari ranjang. Ale sendiri terkesima mendengarnya. Dia tidak menyangka, sang buah hati mengenalinya. Segera lelaki itu berjongkok dan merentangkan kedua tangan. Gembira berlari dan segera memeluk ayah kandungannya dengan erat.

"Foto Ayah ada di hape bunda. Lalu bunda akan menangis, kalo Bira tanya Ayah ada di mana," terang Gembira seraya melepas pelukan. No ah dengan poni sealis itu terus menatap wajah sang ayah.

Hati Ale amat bahagia mendengarnya. Dugaannya tidak salah kalau Senandung masih mencintainya.

Senandung sendiri hanya bisa menunduk mendengar pengakuan polos sang anak. Wanita itu mengacuhkan Ale yang menatapnya penuh cinta. Senyum bahagia Ale menghias di bibir.

"Ayah ke mana saja? Kenapa baru pulang sekarang?" tanya Gembira kemudian. Bocah itu bergelayut manja.

"Ayah pergi kerja, Nak,"sahut Ale berdusta, "tapi sekarang ayah janji tidak akan pergi jauh lagi. Ayah, bunda, dan Bira akan hidup bersama."

Cinta Lama Bersemi Kembali (Senandung)Where stories live. Discover now