Senandung part 5

1.5K 90 0
                                    

"Kian. Tolong cepat bawa Bira ke rumah sakit!" pinta Senandung begitu tahu siapa yang menyerempet anaknya.

Kian mengangguk cepat, bergegas lajang itu mengangkat tubuh Bira masuk ke mobil, diikuti oleh Senandung di belakang.

Melihat Sena terus saja menangis khawatir sambil terus memeluk sang putri, dengan nada penuh penyesalan Kian berucap," maafkan aku, Sena. Sungguh aku tak melihat, tiba-tiba saja Bira main selonong lewat."

"Iya. Di sini Bira yang salah." Senandung mencium pucuk kepala sang anak hatinya amat takut kehilangan.

"Kita berdoa saja, semoga tidak ada yang serius mengingat aku melajukan mobil ini dengan pelan." Kian mencoba memberi ketenangan pada Senandung.

Begitu mereka sampai di rumah sakit,  tubuh Bira direbahkan di brankar. Dengan cepat para tenaga medis mendorongn brankar tersebut menuju ruang IGD, diikuti oleh Sena dan Kian.

Perawat menutup pintu ruang IGD, dan melarang Sena yang merangsek ingin ikut masuk.

"Sena. Tenanglah! Aku yakin tidak terjadi apa-apa pada, Bira," ujar Kian seraya membimbing Sena duduk di kursi tunggu.

"Dia hartaku satu-satunya. Aku tidak punya keluarga lagi selain dia." Sena tergugu dengan bahu yang terguncang, hatinya amat takut kehilangan putri semata wayangnya.

"Aku yakin tidak ada yang serius, percayalah!"

Kian meraih kepala Senandung dan membenamkan wajah wanita itu pada dadanya, membiarkan kemeja putihnya basah oleh air mata.

Tangan Kian membelai lembut rambut Senandung, mencoba memberi rasa aman pada wanita yang amat ia sayang.

Tak lama berselang, muncul dokter dari dalam ruang IGD. Kian yang menyadari, segera memberi tahu pada Senandung yang masih tersedu-sedu di dada bidangnya.

"Dokter. Bagaimana keadaan anak saya?" tanya Senandung begitu melihat sang dokter melintas di depannya.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan! Hanya luka lecet biasa." Jawaban sang dokter membuat Senandung dan Kian bernafas lega.

Dengan menyeringai kecil, sang dokter berujar," anak ibu sudah bisa dipindah di ruang inap biasa."

"Alhamdulillah!" Senandung dan Kian bersyukur bersama.

Tiga puluh menit kemudian, Gembira sudah dipindah di ruang inap biasa. Dengan lembut Senandung menciumi tangan anaknya yang masih terlelap, sedangkan Kian hanya bisa tersenyum melihat itu.

"Seminggu ini, aku tidak melihatmu masuk kerja. Ada apa?" tanya Kian hati-hati.

Senandung hanya menoleh Kian sekilas tanpa berniat menjawab pertanyaan pemuda itu.

"Ada masalah, Sena?" tanya Kian lagi.

"Aku memutuskan untuk keluar dari tempat kerja itu," jawab Senandung pelan.

"Kenapa? Apa ada kaitannya dengan Adam dan Ratna?"

Senandung tercekat mendengar pertanyaan Kian.

"Katakan apa yang terjadi?" tanya Kian sambil memegang pundak Senandung.

Tidak lama berselang muncul Epa sahabat Sena di pintu. Gadis itu membawa pakaian ganti dan rantang makanan.

"Sena. Bagaimana keadaan Bira?" tanya Epa seolah menyelamatkan Senandung pertanyaan Kian.

Setelah meletakkan tas  besar dan makanan di meja. Epa mendekati Senandung, gadis itu ingin melihat keaadan Bira.

"Hanya lecet-lecet kecil," jawab Senandung pendek.

Cinta Lama Bersemi Kembali (Senandung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang