chapter 2

10.1K 799 31
                                    

"Tabrakan sama cewek," kekeh Gibran dengan tawaan recehnya.

"Maksud kamu?" tanya Raya mencak-mencak.

"Ya gak sengaja tadi tabrakan sama cewek baru, stang sepedahnya belok," adu Gibran yang membuat Raya menggelengkan kepalanya gemas.

"Kenapa gak hati-hati coba?" tanya Raya.

"Mau hati-hati atau enggakpun, celaka siapa yang tau, Mah."

"Jawab aja terus," kesal Raya.

"Diem disini, Mamah mau ngambil p3k dulu." Gibran mengangguk dan menunggu Raya yang akan membawa p3k itu.

"Dari mana aja lo, Gib?" tanya Bryan yang duduk sembarangan disamping Gibran.

"Mainlah," acuhnya.

"Main kemana?" tanyanya.

"Kepo," acuhnya. Bryan mengerutu kesal pada kelakuan adiknya yang tidak sopan pada abangnya ini.

Akhirnya Rayapun datang membawa kotak itu. "Loh ada  kamu, kak?" Bryan hanya berdehem dan menghidupkan televisi dan membiarkan kartu kembar itu menjadi tontonannya.

"P3k buat apa, Mah?"

"Tangan adikmu luka," balasnya.

"Kenapa?" tanya Bryan memperhatikan tangan Gibran yang sedang dibersihkan oleh Raya.

"Jatoh." Bukan Raya yang menjawab namun Gibran.

"Kayak bocah aja lo jatoh segela," cibir Bryan.

"Bacot," umpat Gibran seraya meringis tak kala raya menekan kesal luka itu.

"Ngomongnya dijaga!"

"Iya iya maaf," balas Gibran yang mendapat tatapan tajam dari Raya.

"Mampus," gumam Bryan.

"Apa lo?" tanya Gibran dengan sewot.

"Gibran diem!" tukas Raya edangkan Gibran hanya terkekeh.

"Nanti sore jangan ada yang kemana-mana ya, Ayah mau bicara sama kalian," tutur Raya sebari merapihkan kotak p3knya.

"Mau apa?" tanya Gibran

"Penting gak, Mah? Aku mau jalan sama Natasya soalnya," ucap Bryan.

"Yeeee.. pacaran mulu," sindir Gibran enteng.

"Bacot lo sarpuah," decak Bryan menatap sinis Gibran yang kini sedang memakan kripik yang tersedia disini.

"Ngomongkeun soal liburan." Gibran pun mengangguk

"Gak usah keluar negeri Mah, ke Dufan aja Gibran seneng," kata Bryan.

"Ye sana aja lo," kesal Gibran.

"Udah-udah jangan pada debat terus pusing Mamah," relai Raya.

"A, kapan papah mu pulang?" tanya Raya pada Gibran yang kini sepenuhnya bersandar padannya.

"Gak tau, katanya mau liburan disana," balas Gibran.

"Kasian gak diajak," cibir Bryan.

"Bodo amat," ketusnya.

"Lah? Katanya Alvredo mau ke Jogja? Terus kenapa gak pulang?" tanya Raya.

"Gak tau, aku kan bukan vredo."

"Ditanya orang tua, gak sopan ya kamu," gereget Raya dan mencubit kecil pinggang Gibran dan membuat Gibran meringis serta terkekeh.

"Canda Mamah."

"Jangan dibiasain kayak gitu ah."

"Ia Mamah maafin Gibran," kata Gibran yang diangguki oleh Raya.

Gibran Zaidan || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang