chapter 23

5.3K 605 144
                                    

Sepulang sekolah, seperti biasa untuk saat ini Gibran pulang bersama Bryan. Lagi pula motor atau mobil mereka berdua sudah dikembalikan, hanya saja Gibran belum boleh membawa motor ataupun mobil, makanya Gibran nebeng sama Bryan.

"Lo gak ada les, Kak?" tanya Gibran pada Bryan.

"Besok."

"KAK BRYAN!"

Gibran dan Bryanpun replek menoleh dan terlihat ada Natasya yang sedang menghampiri mereka.

"Kenapa, Nas?" tanya Bryan.

"Anterin aku pulang ya kak, supir aku ada halangan karena ban mobilnya rusak, mau nebeng sama Zafran, udah pulang. Papah lagi sibuk dikantor," jelas Natasya dengan nada penuh harap dan raut yang memelas.

Gibran mah acuh aja, kalau kata dia mah sabodo teuing, urusan maneh na.

"Yaudah ayo," ajak Bryan membukakan pintu belakang, pintu depan? Ya buat Gibran adik kesayanganya.

"Makasih ya, kak," kata Natasya dengan senyuman manisnya, Bryan tersenyum untuk membalasnya. Bryan menutup pintu itu.

"Kenapa diajak sih?" bisik Gibran pada Bryan.

"Dia cewek gua," balasnya lagi dengan bisikan.

"Masih aja dianggep," gumam Gibran dan membuka pintu itu yang disusul oleh Bryan.

"Gi lo lagi deket sama anak komplek itu ya?" tanya Bryan sesekali menoleh pada Gibran yang sedang memainkan ponselnya.

"Siapa? Devi?" tanya Gibran.

"Iyalah lo kira si Iin," ketus Bryan

Dibelakang saja ada Natasya yang menjadi penyimak membicaraan kedua adik kakak itu

"Oh Devi," gumam Natasya dalam hati.

"Pantas lo selalu sinis sama gua Gi, ternyata lo lagi suka sama Devi," batin Natasya yang kembali menangis.

"Iya gua udah merasa suka sama dia, waktu pertama ketemu aja gua merasakan situasi yang berbeda, eh ternyata malah ketemu lagi," jelas Gibran, bukan bearti untuk memanas manasi Natasya.

"Terus gimana kelanjutannya? Gua lihat lo udah deket banget," kata Bryan yang sempat melihat Gibran bersama Devi dikantin.

"Ya emang deket, pas ketemu aja udah langsung akrab.."

"Baik siorangnya, gak neko-neko ,cantik bukan lagi dan yang pasti gak munafik," jelas Gibran.

"Yaudah gua doain aja semoga lo sama Devi segera jadi, cocok sih lo sama Devi."

"Ah ya semoga doain aja."

Sedangkan dibelakang Natasya sedang kepanasan karena membicaraan adik dan kakak itu yang membicarakan tentang Natasya. Natasya sedang berusaha untuk Move on tapi masih kesulitan.move on gak semudah apa yang orang lain katakan ya teman-teman.

Setelah hampiri 20 menit akhirnya sampai didepan rumah Natasya

"Makasih ya kak, Gi. Mau masuk dulu?" tanya Natasya kepada kedua pria tampan itu.

"Gak usah lain kali aja, Ayah suruh kita pulang. Hem salam aja sama orang tua kamu." Natasya mengangguk dan tersenyum.

"Oh gitu? Yaudah gak papa, hati-hati dijalan." Bryan mengangguk.

Setibanya dirumah kediaman Rian dan keluarga, Bryan dan Gibranpun langsung memasuki rumah ini.

"Ayah mana, Rey? Katanya suruh kita pulang cepet," tanya Bryan pada adik bungsunya yang sedang bersantai seperti biasa.

"Iya,kita disuruh langsung kerumah Papah Bagas."

"Mau ngapain kerumah Papah?" tanya Gibran.

"Katanya ada orang tuanya,bso Oma sama kakek dari pihak papah A Gi kali," jelas Reyhan seadanya.

Gibran Zaidan || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang