Chapter 5

867 76 16
                                    

Jarum jam telah menunjukkan pukul 12 tengah malam, Donghyuck dan Renjun segera kembali ke Sparkling Star sebelum Madam Ten mengira mereka melarikan diri dari tempat prostitusi itu.

Ketika sampai di depan pintu utama, keduanya melihat banyak pria berhidung belang keluar dengan langkah kaki yang sempoyongan karena pengaruh alkohol. Renjun menatapnya tajam seolah jijik dengan keberadaan mereka.

Renjun dan Donghyuck kembali melangkahkan kakinya memasuki ruang resepsionis. Seperti dugaan mereka, tempat ini makin ramai dikunjungi oleh pelanggan-pelanggan madam bahkan suara dentuman musik pun masih terdengar kencang dari dalam bar. Renjun dan Donghyuck terdiam sejenak saat Madam Ten berjalan menghampiri mereka.

"Donghyuck, pergi ke ruanganku sekarang juga. Ada sesuatu yang ingin ku berikan kepadamu," perintah Ten. Donghyuck hanya menurut dan mengikuti langkah kaki Ten. Sedangkan Renjun langsung kembali ke kamarnya untuk beristirahat.

Ten membuka laci meja kerjanya dan mengeluarkan satu botol kecil dari dalam sana. "Minumlah."

Seperti dugaannya, Ten kembali menyuruh Donghyuck untuk mengonsumsi suplemen pemutih kulit, padahal Ten tahu bahwa suplemen itu tidak berefek pada kulit Donghyuck tapi mengapa dirinya terus memaksa lelaki itu untuk mengonsumsinya?

Donghyuck benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Ten. Kalimat-kalimat protes sudah bergerombol di ujung bibirnya tapi Donghyuck tidak memiliki nyali yang besar seperti Renjun untuk berdebat dengan majikannya, lelaki itu langsung mengantongi botol suplemen tersebut dan mengucapkan terima kasih sebelum keluar dari ruangan Ten.

Donghyuck menggumam dalam hati, memaki-maki Ten yang bertindak sesuka hatinya. Namun, rasa jengkel Donghyuck seketika hilang saat dirinya bersimpangan dengan pria tampan di ruang resepsionis.

Dari caranya berjalan, pria itu terlihat gagah sesuai dengan perawakannya yang atletis. Garis wajahnya begitu rupawan, hidungnya terlihat mancung, dan matanya yang menawan melirik sekilas Donghyuck yang terpaku memandanginya.

Tapi pria itu tampak tak acuh dan terus berjalan melewatinya.

"Mark?"

Mata Donghyuck membulat saat telinganya menangkap suara madam Ten yang menyeruah memanggil nama seseorang. Seketika Donghyuck menoleh kebelakang. Ia melihat pria tampan tadi berjalan mendekati Ten dan mengobrol selayaknya teman lama yang bertemu kembali.

'Salah satu pelanggan madam?' pikirnya dalam hati. Donghyuck tersenyum lebar dan buru-buru kembali ke kamarnya. Tidak sabar menceritakan pria yang baru saja ia temui kepada teman sekamarnya, Renjun.

Sesampainya di kamar, Donghyuck tidak menemukan keberadaan Renjun. Entah kemana lelaki itu pergi. Matanya menatap sekitar mencari Renjun disetiap sudut ruangan.

Selang beberapa detik, pintu kamar mandi terbuka dan memperlihatkan Renjun yang keluar dari dalam sana. "Kamu habis mandi?" tanya Donghyuck.

"Ya, banyak debu yang menempel pada kulitku. Jadi aku sekalian mandi sebelum pergi tidur," jawab Renjun sembari mengeringkan rambutnya yang masih basah dengan handuk kering.

"Oh ya, Renjun ... Kemarilah kemarilah!" Donghyuck menarik tangan Renjun dan menuntunnya duduk di tepi ranjang. "Aku baru saja melihat pria tampan di ruang resepsionis," lanjutnya.

Renjun mengerutkan keningnya, tampak berpikir. "Pria tampan?"

"Eum, wajahnya terlihat seperti pangeran..." Belum sempat Donghyuck menyelesaikan ucapannya, Renjun menyela di tengah pembicaraan.

"Pangeran? Hendery?" selanya.

"Aishh bukan, kau merusak imajinasiku. Dengarkan dulu!" Renjun hanya mengangguk, menunggu Donghyuck melanjutkan ucapannya. "Tubuhnya sangat berotot, bahkan aku dapat melihat perut six pack-nya yang menonjol dibalik kemeja hitam yang ia pakai,"

The NightflyWhere stories live. Discover now