24 : Membantu Bang Ano

349 79 10
                                    

"Rasa gugup yang memalukan!"

- Neody Astrea Seleen -

- Neody Astrea Seleen -

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

"Neody!"

"Eh?" Aku menoleh terkejut saat mendengar panggilan itu. Kemudian mengangkat alis saat melihat bang Ano berlari dengan tergopoh menghampiriku.

"Bantu gue, please!" ucap bang Ano dengan napas yang memburu, membuatku mengernyit bingung.

"Tumben? Bantu apa?" tanyaku heran. Memang, selama ini bang Ano sangat jarang meminta bantuan kepadaku, alasannya klise, katanya, "Lo itu terlalu lemot plus bego, kalau gue minta bantuan lo bukan malah nyelesain malah, nanti malah nambahin masalah lagi." 'kan kesel!

Aku melihat bang Ano yang menegakkan badannya, menoleh ke sekitar dengan pandangan waspada, kemudian maju mendekat ke arahku. Dia mendekatkan mulutnya ke telingaku dan membisikkan sesuatu.

Dan saat bang Ano membisikkan sesuatu itu, aku langsung menggembungkan kedua pipiku, menahan agar tak tertawa lepas sekarang juga.

"Nah, gitu! Jadi, please, bantuin gue!" mohon bang Ano sambil mengambil jarak denganku setelah membisikkan hal itu dengan kedua tangan yang dia satukan di depan dada.

Saat itu juga tawaku pecah, tak bisa menahannya lagi. "Hahaha, beneran, Bang? Lo nggak salah?" tanyaku setengah mengejek.

Bang Ano memasang wajah cemberut, "Nggak usah ketawa! Nggak ada yang lucu!" ketusnya.

Aku berusaha menetralkan tawaku, menarik napas dalam, dan menghembuskannya perlahan. "Ck, abang gue emang udah gede ternyata," ucapku sambil terkekeh kecil.

"Gue emang udah gede ya!" protes bang Ano. Kali ini aku mengangguk saja, biarkanlah dia bahagia.

"Jadi, lo mau bantu gue 'kan?" tanya bang Ano lagi. Aku kembali terkekeh, kemudian menganggukkan kepala.

"Nah, ini nih baru adek kesayangan gue," ucapnya sambil merangkulku.

Aku mencibir, "Kalau ada maunya aja gue disayang-sayang."

***

Aku duduk mematung di salah satu kursi yang melingkari meja bulat yanh ada di tengah-tengahnya. Awalnya hanya ada aku dan bang Ano di meja ini karena rencananya aku akan membantu bang Ano untuk menembak seseorang.

Tapi, tak lama setelah aku dan Bang Ano duduk di meja ini, teman-teman bang Ano datang sambil membawa kotak kado, boneka beruang besar, bunga, juga coklat. Siapa lagi teman-teman bang Ano kalau tidak Kak Neon dan Kak Lead?

Tak bisa dibayangkan, aku berada di tengah-tengah para cogan seperti ini, ralat, dua cogan karena bang Ano tidak termaksud di dalamnya.

"Dy, ngomong dong! Dari tadi diem aja, gue 'kan ngajak lo ke sini buat bantu gue!" protes bang Ano yang membuatku mengerjap.

For You, From Me : Mr. Sticky NotesTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon