OUR SERENDIPITY 03

1K 182 29
                                    


Warning: ooc, oc, mention slight m-preg in future chapter, some mature (mabumabu sama jogedjoged?) scene on this chapter

Bacalah setelah berbuka :'(


Random mood song: Into You by Ariana Grande, I Got Love by Taeyeon


.


Everything collapses and melts

You make me absurdly crazy


.


Mereka dikenalkan secara formal saat semua berkumpul di ruang tengah. Di antara riuh tamu pesta dan hentak musik menggema, tangan keduanya saling berjabat untuk kali pertama. Setelah mengucap nama, Renjun bergegas duduk merapat di sebelah Haechan, bak anak ayam mencari perlindungan induknya.

"Asal tahu saja, kalian tidak akan pernah mau terlibat masalah dengan Tuan Muda Lee." Lucas berseru di depan para kenalan baru. Walau sudah tahu konsekuensi dari ucapannya, tapi dia tidak ambil peduli. Para sahabat dekat hanya tertawa puas mendengar gurauan Lucas, jarang-jarang mereka dapat kesempatan untuk ikut menggoda si Lee muda seperti ini.

Jeno hanya menimpali sekali. "Kaupun tidak lebih baik dariku Luke, bercerminlah."

Tidak mau berkomentar lebih lanjut, Jeno membiarkan tubuhnya melesak pada empuk sofa dan menikmati siraman mojito membasahi kerongkongan. Posisi Renjun tepat di hadapannya, terpisah oleh meja kopi besar dengan berjenis camilan terserak: ada berstoples kacang madu, mangkuk berisi butir-butir stroberi ranum, juga tumpukkan pastry mini gurih-manis berkulit renyah mengilap.

Hal ini jadi memudahkan Jeno untuk melakukan observasi.

Di depannya, Renjun duduk santai sambil bersilang kaki. Gelas yang menampung jungle juice penuh potongan buah ada dalam pegangan tangan. Sejak tadi ia hanya minum minuman berkadar alkohol rendah, karena teman seperjalanannya terus mengawasi dan tak bosan memberi peringatan tentang hal ini.

Renjun tidak boleh meminum apapun yang mengandung alkohol berlebih, karena dia menjadi tanggung jawab Haechan selama mereka ada di tempat orang lain (dalam kasus ini, pesta milik Na Jaemin). Kalau pemuda mungil itu kembali dalam keadaan kacau, bisa-bisa Haechan kehilangan kepala di tangan keluarga besar Huang—terutama sang kakak laki-laki alias Huang Junkai.

"Kudengar kalau Beomgyu-ah sedang dekat dengan seseorang, siapakah gerangan 'dia' yang sangat beruntung ini?" Felix melanjutkan percakapan mereka, menargetkan Beomgyu yang duduk di sebelahnya sebagai bahan gunjingan. "Apa dia Soobinie, si sulung dari Keluarga Pengusaha retail Choi?" Kekeh setengah mabuk dibalas gumaman gusar dari yang bersangkutan.

"Ah, sayang sekali karena Soobinie sedang ikut seminar di luar kota..." tambah Hangyul tanpa dosa.

"Sh-shut up already! Mana mungkin a-aku dekat dengan si tiang listrik kelewat tinggi, lebih baik gantung diri!" Gelas sangria berguncang hebat sewaktu Beomgyu mencicit heboh demi menyangkal kalimat Felix. Cipratan sari blackcurrant nyaris mengenai para hadirin yang menertawakan sikap malu-malu kucingnya tadi.

Jaemin tertawa kecil melihat para sahabatnya bisa akrab dengan kelompok main Mark. Mereka belum pernah berkumpul dan berbincang santai semacam ini. Paling hanya berjumpa secara tidak sengaja atau sekedar berkenalan saling tukar nama. Pun saat Jaemin menemani Mark untuk mengobrol bersama mereka di akhir pekan. Tidak ada percakapan mendalam. Cukup ramah-tamah formal, dan tiba-tiba saja waktu untuk berpisah sudah di depan mata.

Our SerendipityWhere stories live. Discover now