5

1K 62 0
                                    

Akhirnya hari ini pun tiba, Reuni kampus kami akan di adakan sehabis magrib di kampus kami dulu. Dan itu membuat kak Fikri menjemput ku dan memaksa ku untuk pergi bersama dengan dirinya.

" Wih, cantik banget lo. " ujar kak Fikri memuji ku begitu aku keluar dari kamar dan menemukan dirinya sedang duduk santai di ruang tengah bersama ke dua orang tua ku dengan memakai jas dan kemeja berwarna biru muda, senada dengan gaun selutut yang sedang ku pakai saat ini.

" Lo juga ganteng banget kak. Biasanya sering gue liat pake kemeja, tapi aura lo sekarang makin ganteng. " ujar ku balas memuji dirinya dan membuat dirinya tertawa karena ucapan ku.

" Terbang nih gara - gara gue lo puji. " kelakar kak Fikri di tengah - tengah tawanya.

" Ayo gih berangkat. Nanti telat lho kalian berdua ke acaranya. Oh ya Fik, titip Merta ya. Kalau bisa jagain jangan sampe ketemu Aji. Mama gak mau. Kamu tau kan kenapa mama sama papa gak suka kalo Merta ketemu Aji. " ucap mama menasehati kak Fikri sebelum kami berangkat dan membuat kak Fikri menganggukkan kepala mengiyakan ucapan orang tua ku.

" Iya ma. Fikri akan jagain Merta. Mama  sama papa tenang aja, jangan khawatir. " sahut kak Fikri.

Jangan heran karena kak Fikri memanggil ke dua orang tua ku mama dan papa. Pasalnya, semua teman dekat ku baik itu perempuan atau laki - laki akan di minta oleh orang tua ku untuk memanggil mereka berdua dengan sebutan mama dan papa. Sama seperti ku.

*****

" Ta. "

" Hm? "

" Lain kali, jangan cantik - cantik. " gerutu kak Fikri saat kami berdua baru masuk ke dalam mobilnya dan ulah nya ini berhasil membuat ku tertawa.

" Apaan sih. " tawa ku mendengar ucapan lucu dari dirinya ini.

" Serius gue. Kalo lo kelewat cantik, banyak yang naksir ntar. " ujarnya memandang ku dengan bibir yang sedikit maju.

" Kak, aneh ih. " ujar ku mengelus rahangnya. Jujur saja, lucu melihat sikap manjanya kali ini. Apalagi hanya dengan ku saja dirinya bisa mengeluarkan sisi manjanya ini.

" Nanti, jangan jauh - jauh dari gue. " putusnya seraya mendekati ku dan mulai menarik seatbelt ku. Bahkan dapat ku rasakan hembusan nafas ku menerpa wajahnya yang begitu dekat dengan wajah ku.

" Ish. Iya iya. " ucap ku sekenanya mengiyakan apa yang baru di ucapkan nya.

" Mikir yang aneh - aneh gak kalo posisi gue gini? " tanya nya lagi tetap seperti posisi ini. Aku sendiri sama sekali tak mendorongnya menjauh dan tetap membiarkan posisi kami berdua seintim ini.

" Enggak tuh.  Biasa aja ah. Lagian kan gak aneh - aneh. " ujar ku polos dan membuat dirinya menghela nafas sembari membuat jarak di antara kami berdua.

" Beneran gak ngaruh ternyata. " gumam dirinya pelan nyaris berbisik. Sehingga membuat ku tak mendengar jelas ucapannya ini.

*****

" Kak. " panggil ku pada kak Fikri di tengah - tengah perjalanan kami menuju acara reuni.

" Hm? kenapa Ta? "

" Menurut kakak, kalau gue nyerah sama kak Aji gimana? " tanya ku pada dirinya dan berhasil membuat kak Fikri menghentikan mobilnya secara mendadak.

" Kak!"

Dan membuat aku nyaris merangsek ke depan jika saja aku tak memakai seltbelt dan di tahan dengan tangan kak Fikri yang melintang menghalangi tubuh ku agar aku tak maju ke depan. Bahkan membuat ku memegang tangan kak Fikri itu dengan ke dua tangan ku.

BUKA HATI (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang