12

1K 61 0
                                    

" hallo? " ucap kak Dhana saat dirinya menerima telepon dari salah satu sahabatnya.

" Dhan? Ini gue. " ujar pria di seberang sana.

" oh. Elo. Kenapa Ji? " tanya kak Dhana datar. Apalagi dirinya masih sedikit kesal dengan kak Aji karena ucapan sahabatnya ini pada ku.

" datar banget sama gue Dhan. " ujar kak Aji merasa jika sahabatnya yang satu ini agak berubah.

" nope. Ada apa? " tanya kak Dhana yang tetap dengan suara yang amat datar.

" ganggu gak? " tanya kak Aji.

" langsung aja. Ada apa emang? " tanya kak Dhana jengah dengan kak Aji yang begitu basa - basi.

" bisa ke lobi gak? Gue ada di lobi kantor elo. " ujar kak Aji tiba - tiba dan berhasil membuat kak Dhana terkejut.

" hah? Ngapain lo ke sini?! " tanya kak Dhana setengah berseru.

Pasalnya dirinya agak enggan untuk bertemu dengan kak Aji. Karna kak Dhana takut dirinya akan kalap dan justru ikut memukuli kak Aji saat bertemu. Sama seperti kasus kak Fikri yang berkelahi dengan kak Aji karena aku.

" udah. Turun aja. Gue tunggu. " ucap kak Aji tak menjawab dan justru langsung mematikan sambungan telepon mereka berdua.

" damn! Tuh anak mau gue gebuk beneran apa. Pake acara datang ke sini! " gumam kak Dhana pelan dengan kesal.

*****

" Aji? Ngapain lo di kantor gue? " tanya kak Dhana saat dirinya menemukan kak Aji dengan wajah yang bahkan jauh lebih parah dari kak Fikri.

" lo tau Fikri sama cewek itu mau nikah? " tanya Aji to the point menanyai kak Dhana perihal hubungan ku dan kak Fikri.

" namanya Merta, Ji. " tegur kak Dhana.

" whatever. Jawab aja. " ujar kak Aji dingin. Tak suka mendengar nama ku di sebut - sebut.

" tau. Kenapa? " Tanya kak Dhana singkat. Dirinya tak mau bersusah payah untuk berbaik hati pada laki - laki yang ada di hadapannya ini.

" lo tau mereka mau nikah, tapi gak ngelarang Fikri, Dhan?! Temen macam apa lo Dhan? " hardik kak Aji tak suka.

" kenapa harus gue larang? Lagipula, Merta punya hak dapet laki - laki yang sayang sama dia. Bukan cuma laki - laki yang selalu bikin dia yang berjuang sendiri. Gue yang liat dia berjuang sendiri aja selama ini capek. Apa kabar dia yang ngejalanin. " ucap kak Dhana seraya menyindir pria di sampingnya ini.

" brengsek. Elo sama aja ternyata. " desah kak Aji tak suka dengan kenyataannya bahwa sahabatnya ini justru mendukung kak Fikri bersama dengan ku.

" lo kenapa beberapa hari yang lalu minta ketemu Merta berdua aja? " tanya kak Dhana.

" tuh cewek ember ya! Cewek gak bener emang. Udah gue bilang gak usah cerita sama siapa - siapa. Malah bilang ke mana - mana. " ucap kak Aji sinis.

" ya wajar lah dia cerita. Lo abis maki - maki dia, ngomong yang enggak - enggak juga, tiba - tiba ngajak dia ketemuan berdua aja. Jelas dia takut lah. Justru aneh kalo dia diem - diem ketemu elo. " ujar kak Dhana sembari melirik kak Aji dari sudut matanya. Tapi kak Aji tak terlalu ambil pusing dan memilih masa bodoh dengan ucapan kak Dhana barusan.

" gue fikir elo bakal minta maaf atau berusaha buat bikin hubungan kalian membaik. Setidaknya bikin kalian berdua bisa bertemen lagi. Tapi elo malah ngomong yang enggak - enggak. Sampe nyakitin hati Merta kayak gitu. Bego emang lo! " tambah kak Dhana lagi.

" baikan? Temenan? Sama cewek nakal itu? Makasih! Gak minat gue. " sahut kak Aji mencemooh ucapan kak Dhana ini.

" lo belum jawab pertanyaan gue, kenapa lo mau ketemu Merta kemaren. " ucap kak Dhana.

" gue mau nyuruh dia jauhin Fikri. Gue mau tuh cewek jauhin elo semua. Lo tau sendiri gue gak suka tuh cewek deket sama semua sahabat gue. " ujar kak Aji menjelaskan.

*****

" lo kenapa sih Ji? Benci banget sama Merta? Salah apa dia sama lo, Ji? " tanya kak Dhana penasaran.

" lo tau sendiri kan tuh cewek udah ngancurin masa - masa kuliah gue. Lo gak lupa kan dia bikin gue dapet gosip - gosip sampah selama kuliah. Itu cukup buat gue benci setengah mati sama dia. " jelas kak Aji dan membuat kening kak Dhana berkerut.

" cuma itu? Cuma karna itu lo sampai hati buat ngomong yang enggak - enggak sama Merta selama ini? Lo gila Ji? "

" ya karna dia bikin sahabat gue juga segitu cinta matinya sama dia. Gue bukan orang bego yang gak sadar Fikri selama ini selalu berputar di kehidupan cewek itu. Sekarang, cewek itu bilang dia mau berusaha buat lupain gue dan nerima Fikri? Lo fikir gue percaya?! Bullshit. Dia cuma mau ngancurin kita doang. " ujar kak Aji penuh emosi.

" gue masih gak percaya, elo jahat sama Merta cuma karena masalah kecil kayak gini aja. " ucap kak Dhana kesal.

" Dia juga cewek gak bener! Cewek nakal! Simpenan om - om aja di bela - bela mulu sama elo semua. Buta lo semua! " tandas kak Aji lagi. Marah karena kak Dhana sama sekali tak sepaham dengan dirinya.

" Merta bukan orang kayak gitu. Elo tau kan. Itu ayahnya Merta Ji. Bukan kayak gosip yang lo denger. " jelas kak Dhana mencoba membuka mata sahabatnya ini.

" alah, udah lah. Lo semua gak bakal ngerti gimana tersiksanya gue selama ini selalu di kejar - kejar sama tuh cewek gila. Udah selesai sama om - om, trus jadi ngejar - ngejar gue. Sekarang malah sama temen gue sendiri. " ucap kak Aji tetap dengan emosi.

" lo berulah kayak gini, karna lo gak mau kehilangan perempuan yang selalu ngejar - ngejar selama delapan tahun lebih ini, atau lo gak mau sahabat lo punya cewek yang bekas naksir sama lo? " tanya kak Dhana pada kak Aji dan membuat sahabat nya itu langsung terdiam seribu bahasa.

" lo. Lo kenapa ngomong gitu?! "

" udah lah. Lo gak perlu jawab. Dari muka lo, gue udah tau. Gue cuma mau minta tolong sama lo Ji. Jangan jahat lagi sama Merta. Dia udah cukup menderita selama ini selalu lo tarik ulur. Setiap dia mau nyerah sama lo, lo selalu balik sama dia. Dan begitu dia mulai mendekat ke elo lagi, lo malah ngejauhin dia lagi dan lagi. Begitu terus selama delapan tahun ini. Lo jangan hobi mainin perasaan orang Ji. Gue aja capek liat Merta selalu lo sakitin gitu. " pinta kak Dhana.

" Biarin dia bahagia sama Fikri. Dia berhak dapat laki - laki yang baik, yang beneran sayang sama dia. Gak kayak lo. Dan gue harap, lo gak usah ganggu atau hubungin Merta lagi. Biarin dia bahagia sekarang. Kalo lo bener - bener anggap gue sahabat lo, tolong dengerin permintaan gue kali ini. " tambah kak Dhana lagi seraya meninggalkan kak Aji sendiri dalam keterdiamannya.

*****

BUKA HATI (Completed)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora