13

1.1K 61 0
                                    

" Hallo? Kak Fikri? " panggil ku pada dirinya saat dirinya mengangkat telepon ku.

" hm? Kenapa Ta? " ujar kak Fikri lembut yang terdengar di telinga ku dari di seberang sana.

" nanti pulang kantor bisa ke rumah gak? Mama sama papa mau ngomong. " tanya ku padanya. Pasalnya, mama dan papa ku memang ingin bertemu dengannya guna membicarakan pernikahan kami berdua.

" boleh. Nanti kakak ke rumah deh. Kamu pulang kantor kakak jemput sekalian ya? " tanya dirinya.

Pasalnya, dirinya tau aku pagi tadi di jemput teman ku. Sehingga aku tak memakai kendaraan pribadi.

" ya udah. Nanti jemput ya kak. " ujar ku akhirnya.

" oke deh. Nanti kakak jemput. Kamu tunggu di depan kantor ya nanti. See you sayang. " ucapnya mengakhiri obrolan kami berdua.

" iya. See you kak. " ucap ku tersenyum karena mendapat perhatian yang begitu melimpah dari dirinya.

*****

" hey cantik. Udah lama nunggu kakak? " tanya kak Fikri saat aku memasuki mobil miliknya.

" enggak kok. Baru jua aku turun dari ruangan. " sahut ku tersenyum dan membuat dirinya ikut tersenyum seraya memandang ku lekat.

" kirain kamu kelamaan nunggu kakak. Oh ya. Nih. " ujarnya sembari meletakkan sesuatu di pangkuan ku yang sebelumnya dirinya ambil dari kursi belakang.

" apa nih kak? " tanya ku memandang dirinya dan barang yang berbungkus tas kertas yang ada di pangkuan ku secara bergantian.

" buka aja sayang. " ujarnya tersenyum semakin lebar dan terus memandang ku intens.

Ucapan nya ini pun membuat ku penasaran dan akhirnya membuka isi tas itu. Dan isi hadiah dari dirinya ini berhasil membuat ku terpekik kaget. Pasalnya, yang ku temukan di dalam tas kertas itu adalah sekotak cokelat yang berukuran cukup besar dengan merk yang cukup ternama.

" ini kan... " ujar ku tak melanjutkan ucapan ku dan justru memandang dirinya dengan tatapan tak percaya.

" iya. Itu cokelat kesukaan kamu kan. Kakak tadi mampir dulu ke toko cokelat buat beli itu dulu. Makanya rada telat jemput kamu. " balasnya seraya mengelus pipi ku yang merona merah karena mendapat sekotak cokelat ini.

" makasih banyak kak. " ujar ku sambil menarik tangannya yang mengelus pipi ku ke dalam genggaman ku.

" suka? " tanya dirinya tertawa karena melihat rona wajah ku saat ini.

" suka lah. Suka banget malah. Cokelat segede gini lagi. Makasih banyak ya. " jawab ku berterima kasih pada dirinya.

" iya. Sama - sama. " ujarnya mendekatkan dirinya pada ku dan mulai mengecup kening ku cukup lama. Membuat senyuman di wajah ku tak luntur semenjak tadi.

*****

" mama sama papa beneran mau ngomong sama kakak? " tanya kak Fikri yang terfokus memandang ke depan setirannya.

" iya. Tadi sih bilangnya gitu sama aku. " sahut ku menjawab dengan ucapan tak jelas karena aku sedang memakan cokelat yang di berikan nya.

" di makan dulu cokelatnya sayang. Baru ngejawab kakak. Keselek nanti kamu nya. " tegur kak Fikri lembut. Tak lupa dirinya mengelus kepala ku seraya melirik ku dengan senyuman yang terus bersarang di wajahnya.

" he, maaf maaf. " ujar ku segera menghabiskan cokelat yang sedang ku makan ini.

" minum dulu, Ta. " ujarnya sambil menyerahkan sebotol air mineral yang ada di sampingnya semenjak tadi. Aku pun mengambil air mineral yang di berikan nya dan segera meneguknya.

BUKA HATI (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang