Ritik

25 2 0
                                    


MAAPIN KALO JELE YA:(

HAPPY READING BEIB!

~

Aku, lebih suka malam tanpa irama,daripada mendengar suara hujan yang selalu ber frekuensi tak sama.

-blue-


Seminggu sejak perkara kemarin. Kini gadis berambut gelombang itu sedang menatap melihat betapa ramainya jiwa remaja dibawah sana. Ia sempat berfikir, bagaimana bisa ia berbicara panjang dengan pria itu? Bagaimana bisa ia bertatap dan bahkan berkenalan dengan pria yang tak ia kenal?

"kara? Langit? Kak kevin? Hubungan mereka apa?"gumamku pada diriku sendiri.

Aku menarik panjang napasku kemudian melangkah kan sepatu kets putih abu abu ku menuju sisi lain dari rooftop ini. Hari benar benar sangat cerah. Aku jadi mengingat langit. Ia Sangat indah. Membentang luas, pekat tapi halus.

"langit? Gimana disana? Kamu sekarang bisa lihat aku? Tapi aku ga bisa lihat kamu lagi" ucapku sendiri dengan lesu.

Aku kembali mendongak ke atas,"jadi? Kapan aku bisa bahagia nyata, tuhan?"

"pasti bisa kan? terus kapan?"

Aku menangis. Tidak ini bukan tangis sedih ataupun tangis bahagia. Aku biasa mendefinisikannya dengan tangis pengharapan. Dimana aku benar benar butuh keajaiban.

"blue? Lo ngapain?"

"lo ga liat gue lagi nyalin catetan nih?"

"yah, kaga berubah berubah lu dari jaman SMP ah"seru jessica yang sedang melihat ku menyalin catatan dia.

"sssttt diem. Bentar lagi pak mukim masuk. Kalo gue belum selesaiin catetan lu mau gue tabok?" omelku sambil terus mencatat.

Aku secepat mungkin menyelesaikan catatan yang dua halaman itu dengan seteliti mungkin.

"nih. Makasih kak jess" ucapku sambil menarik pipinya gemas. Lalu berpaling melihat kedepan.

Tepat!

"selamat pagi anak anak"

"pagi pakkk" ucap siswa serempak.

Dan ya, kalian pasti ngerti lah apa yang akan terjadi. Yap! Tepat seperti sekolah sekolah lainnya, disini juga begitu. Ribut, sekali. Lebih dari pasar. Bahkan ada yang main tik tok di belakang sana.

"heh, jess" bisik seseorang dibelakang kami.

Aku menghela, kenapa harus pake bisik bisik segala sih dia. Kaya lagi belajar serius aja. "oi jess, tuh dia manggil lo tuh" menyinggung sikutnya.

"apa?" tanya jess ketus melihat ke belakang.

"e- mm"

"bilang aja aelah lu. Pake am um am um segala"

"minta nomer hp lo dong"

"what?" kaget jess. But, wait. Ada yang lebih kaget. Aku dan raka.

"lo udah gila ken?" tanya raka. Teman sebangkunya, musuh bebuyutan jess.

"keano, denger ya. Lo emang ganteng, pinter, kaya. Tapi maaf lo bukan tipe gue."dengan nada baik tapi menyakitkan.

Bagai petir di siang hari, seketika keano langsung diam. Ia langsung menundukkan kepalanya dan kembali dengan handphone nya.

matchbyWhere stories live. Discover now