[12; 3rd Eyes]

5.3K 1K 184
                                    

Mark mengetuk pintu besar di hadapannya dengan brutal padahal ia bisa saja menekan bel. Saat pintu itu terbuka dan menampakkan sesosok pemuda jangkung, Mark refleks meninju wajahnya. Membuat sang empunya terhuyung ke belakang sambil memegangi rahang bawahnya.

"Kenapa kau berbohong?!!" Bentak Mark marah, tidak peduli jika yang ia tinju adalah adiknya sendiri.

"Apa maksudmu Hyung?!!" Jeno ikut menyalak.

Mark menggeram marah. Ditariknya kerah baju yang digunakan oleh Jeno. Mark mensejajarkan wajahnya dengan Jeno yang masih meringis sakit karena pukulan Mark yang tidak main-main tepat di pipinya, membuat sudut bibir itu sedikit berdarah.

"Kenapa kau menyembunyikan ini dariku Lee Jeno?!!" Mark kembali berteriak, emosinya mulai memuncak dan wajahnya mulai memerah padam.

Jeno melepaskan cengkraman tangan Mark dari kerah bajunya dan mendorong kakaknya itu untuk menjauh. "Menyembunyikan apa maksudmu?!"

"Jangan berpura-pura bodoh Lee Jeno! Kau pikir aku masih tidak tahu?!" Mark mati-matian menahan diri agar tidak memukul adiknya lagi.

Jeno menyeringai tipis, tak peduli dengan rasa perih di ujung bibirnya yang sobek. "Kau memang tidak tahu apa-apa Hyung"

[Flashback:On]

"Oh! Dan bagaimana matamu Mark? Lebih baik?" Tanya dokter Kim. Senyumnya masih terpatri di wajah tampannya.

"Hah?" Hanya itu yang keluar dari mulut Mark. Ia sama sekali tak mengerti apa yang dimaksud Dokter Kim.

"Matamu, apa sudah lebih baik?" Dokter Kim mengulangi pertanyaannya tapi otak Mark masih tak paham apa yang dimaksud oleh dokter tampan itu.

"Memangnya kenapa dengan mataku?" Tanya Mark.

"Oh?! Jeno belum memberitahumu?"

"Memberi tahu apa?" Alis Mark terangkat, menunjukkan ekspresi wajahnya yang sangat bingung.

"Oh aku lupa, harusnya aku tak mengatakannya" Dokter Kim memalingkan wajahnya dan bergumam. Tapi Mark masih dapat mendengar dengan jelas apa yang dikatakannya.

"Katakan padaku" Ujar Mark dingin, matanya menatap tajam sang dokter seakan mengintimidasi lawan bicaranya.

Dokter menghela nafas. Karena ia terlanjur mengatakannya, jadi apa boleh buat. "Kau melakukan prosedur donor kornea Mark, kornea mu rusak saat kecelakaan waktu itu"

Mark terdiam untuk sesaat, "Apa nama orang yang mendonorkan kornea nya padaku adalah Lee Byunghun?" Dan Dokter Kim mengangguk sebagai jawaban.

"Ya, bagaimana bisa kau tahu?" Tanya dokter Kim.

"Ah ya aku lupa, kau pasti kenal dengan almarhum"

"Tidak, aku tidak mengenalnya. Apa itu tadi Almarhum?" Mark mengernyit bingung.

"Ya, Seseorang hanya dapat mendonorkan kornea mereka saat mereka telah meninggal dunia Mark"

"Berikan aku laporan nya"

[Flashback Off]

Mark memungut map coklat yang sempat ia lempar sembarang arah sebelum meninju wajah adiknya. Ia mengeluarkan isinya. Disodorkannya kertas tersebut di depan wajah Jeno.

"Apa urusanmu dengan ayah Haechan?!"

Jeno sempat terkejut mendengar perkataan Mark. Ia kira Mark hanya mengetahui tentang prosedur donor mata. Ternyata Mark telah mengetahui ayah Haechan juga? Itu membuat Jeno menatap Mark tepat di matanya.

"Tidak ada, paman Lee sendiri yang menyetujuinya jika dia akan mendonorkan matanya untukmu"

Jawaban Jeno sungguh terdengar aneh bagi Mark. Dokter Kim bilang, prosedur donor mata hanya boleh dilakukan jika orangnya sudah meninggal? Tapi ucapan Jeno tak sepenuhnya salah, karena bagaimanapun juga Jeno memiliki bukti surat persetujuan itu.

OBLIVION [Markhyuck] ⟨✓⟩Where stories live. Discover now