Bagian 40

279 44 9
                                    

Tugas kelompok

***

Selepas dari toilet, saat ini Yuna sedang berjalan tergesa menuju kelas. Melirik jam tangan yang menunjukkan pukul enam lewat empat puluh menit, membuatnya merasa kesal saja.

Pintu kelas XII-3 yang sudah tertutup pun berhasil menambah kekesalannya. Dia berdecak seraya memutar bola mata. Tanpa mengetuk lebih dulu, gadis itu akhirnya membuka pintu.

Sontak, seluruh pandangan tertuju padanya. Seorang guru perempuan terlihat meliriknya kurang minat. Yuna mengangkat bahu, tidak peduli.

"Permisi," ucapnya sambil berjalan melewati guru tersebut hendak ke bangkunya.

"Lain kali jangan telat masuk seperti ini, apalagi di jam pelajaran saya." Sang guru memberitahu.

Yuna berhenti dan membalikkan badan. Dia ber-oh setelahnya.

"Baik, Bu ..." Yuna melirik dada kanan gurunya, membaca name tag yang tertempel di sana. "Bu Qixuan."

Yuna pun melanjutkan langkahnya. Kini, dia sudah duduk tenang di bangkunya sambil memperhatikan Bu Qixuan yang sedang menjelaskan.

"Ada yang ingin ditanyakan?" Di akhir penjelasannya Bu Qixuan bertanya.

Hening. Semua murid hanya diam.

"Tidak ada?"

Seorang siswi mengangkat tangannya. Guru perempuan tersebut segera menunjuknya seraya berseru, "Ya, itu yang di pojok mau nanya apa?"

"Anu Bu, mau izin ke toilet."

Beberapa orang pun, tampak tertawa mendengar jawaban itu.

Bu Qixuan geleng-geleng kepala. Tersenyum. "Ya sudah, saya akan izinkan. Tidak lebih dari sepuluh menit, tapi perginya setelah saya beri tugas, oke?"

Siswi itu hanya mengangguk-angguk paham.

Bu Qixuan membalik lembar buku yang ada di tangannya, lalu berucap, "Sekarang, kalian buka halaman sebaliknya. Baca perintah di atas tabel untuk mengetahui tugas kalian."

Semua murid pun melaksanakan perintah tersebut. Beberapa detik kemudian, seorang siswa mengangkat tangannya.

"Kita ngerjain per kelompok, Bu?" tanyanya.

"Iya, betul." Bu Qixuan mengangguk. "Setiap kelompok itu terdiri dari dua orang. Sekarang, saya akan membagi kelompoknya."

Bu Qixuan mengambil buku absen, dia berpikir sejenak. "Tolong dengarkan baik-baik agar tidak ada pengulangan. Ao Ziyi dan Liu Xingsheng, Bai Jiaxing dan Ju Xuemin ...."

Nama mereka terus diabsen satu-persatu.

"Zhang Yuna dan Su Xinhao, Yu Zeyu dan Wang Deshi, Yu Mei Zhu dan Wang Xiaohui." Bu Qixuan menutup buku absen, lalu melirik arloji di tangannya.

"Masih ada dua puluh lima menit sebelum bel pergantian pelajaran berbunyi. Jadi, masih ada banyak waktu. Sekarang duduk sesuai kelompok dan kerjakan tugasnya. Jangan buat kegaduhan. Untuk yang ingin ke toilet tadi silahkan, saya izinkan."

Siswi yang dimaksud pun segera pergi menuju toilet. Semua murid tampak sibuk pindah tempat duduk sesuai teman kelompoknya. Yuna hanya diam menatap semua itu.

"Lo atau gue yang pindah?" tanya Mizhu. "Lo aja ya, gue males."

Yuna baru ingin membuka mulut untuk protes, tetapi Mizhu sudah berteriak, "Xiaohui sini!" Dia melambaikan tangan ke arah teman sekelompoknya. Yang di panggil pun melangkah mendekat.

A Pair of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang