Pengakuan Joo Hyun

1.3K 190 163
                                    

REMEDY

LOVE IS SELFISH, POSSESSIVE AND ADDICTIVE

§§

.

.

.

.

.


"Kau mau pergi?"

Joo Hyun merasa bodoh karena membukakan pintu untuk Tae Hyung. Sebelumnya, kenapa ia tidak berusaha menyembunyikan semua bukti terlebih dahulu? Agaknya kepala Joo Hyun sudah terlalu pening dengan jejalan pemikiran cara survive seorang diri. Dan sekarang pun otaknya tak bisa memikirkan alasan cerdas untuk berkilah dari sorot telisik Tae Hyung.


"Aku ingin berlibur" Joo Hyun ingin sekali menepuk jidat. Ah, konyol sekali alasannya. 


"Bohong"


Tae Hyung tahu jelas bahwa Joo Hyun tidak mungkin pergi berlibur. Koper sebesar itu bisa digunakan untuk pindahan. Karena beban yang bisa dibawanya dapat mencapai lebih dari 26 kg. Dan Joo Hyun berencana membawa paspor. Artinya wanita itu memiliki rencana untuk pergi ke luar negeri. Mungkin Daegu hanya menjadi persinggahan sementara saja. Dan sebuah amplop pengunduran diri adalah petunjuk kuat yang sama sekali tidak mendukung alibi Joo Hyun untuk pergi berlibur.


"Bae" Tae Hyung meraih pipi Joo Hyun. Wanita itu menolak untuk menatap Tae Hyung. Joo Hyun takut mengakui bahwa ia adalah seorang pengecut karena berusaha untuk lari. Namun mau bagaimana lagi? Ia tak memiliki pilihan lain untuk mempertahankan eksistensinya saat ini.


Tae Hyung tak mengerti kenapa Joo Hyun tiba-tiba memutuskan untuk pergi. Padahal hari lalu dilihatnya wanita itu bergumul mesra dalam pelukan Jung Kook. Kenapa sekarang Joo Hyun justru merasa cemas hingga ingin sekali melarikan diri?


"Lepaskan dulu coat mu, Tae" ujar Joo Hyun mengalihkan pembicaraan. Tae Hyung pun hanya menurut. Ia membuka coat coklatnya, menyerahkan kepada Joo Hyun. Diperhatikannya sang juwita menggantung coat itu pada standing hanger didekat pintu.

"Duduklah, aku akan membuatkanmu minuman hangat."


Tae Hyung sama sekali tidak duduk. Ia masih berdiri di sana. Memandangi punggung kecil Joo Hyun yang menyibukkan diri di dapur. Tae Hyung merasa tubuh wanita itu semakin kurus. Pancaran antusiasme seorang Bae Joo Hyun kian meredup oleh helai kekhawatiran dan rasa takut.


"Kemarilah" ujar Tae Hyung. Tak sanggup melihat pilu yang disembunyikan dengan apik oleh juwitanya. "Aku tidak haus."


Joo Hyun tidak bergeming dengan kegiatannya. Ia meletakkan dua cangkir. Dan tepat saat itu tahu-tahu Tae Hyung mendekat dan menarik tangannya. Membuat tubuh langsing itu direngkuh oleh lengan bisep sang Pemuda.


"Tae" gumam Joo Hyun lelah. Ingin sekali melepaskan diri. Namun pelukan seorang Kim Tae Hyung bak obat bius dengan dosis tinggi. Aroma tubuh laki-laki itu memberi kelegaan bagi Joo Hyun. Kulit tangan Tae Hyung sedikit dingin karena ia baru saja dari luar. Namun dada bidang lelaki itu hangat berhiaskan suara pompa jantung yang berdetak tenang. 

RemedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang