Perang Saudara

1K 141 68
                                    

Apakah masih pada ingat work ini? T__T

Terima kasih telah sabar menanti! Terima kasih juga untuk pengertiannya menunggu Author update dikarenakan kesibukan Author di dunia nyata! Mohon maaf untuk super late-late updatenya.. Semoga belum bosan yah :')

.

.

REMEDY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

REMEDY

LOVE IS SELFISH, POSSESSIVE AND ADDICTIVE

§§

.

.


Seok Jin masuk keruang kerja dengan napas yang begitu berat. Ia melonggarkan dasi yang kian mencekik urat lehernya. Baru saja ia selesai menghadiri rapat anggota dewan. Pertemuan penting dimana Seok Jin adalah sang bintang utama. Dicecar habis dan disudutkan bak seorang tahanan. Hampir saja jabatan sebagai seorang Sajang dicopot dengan tidak hormat. Mungkin saat ini Seok Jin sudah angkat kaki dari perusahaan, jika bukan karena UY Scuti Group yang tiba-tiba mengulurkan tangan. 

Jung Kook memang mendengarkan permintaan Joo Hyun. Tak tanggung-tanggung dana senilai ratusan ribu dollar pun disuntikan ke perusahaan Kim. Tidak ada yang menyangka Seok Jin yang masih hijau itu, bisa mendapatkan kontrak kerjasama dengan nilai yang luar biasa dalam waktu yang singkat. Badai yang menerpa perusahaan keluarga Kim pun lambat laun mereda. 

Seakan ada tongkat sihir yang melambai dan mengubah nasib seseorang. Bagai sebuah keajaiban. Seok Jin mendapatkan kembali keutuhan perusahaan keluarganya. Ia juga mampu mempertahankan posisi jabatan kepemimpinan. Namun, sang kekasih hati harus ia relakan. Hati yang tadinya subur oleh perasaan cinta yang Joo Hyun siram, kini kering kerontang.

Meski angin ribut itu telah mereda, sayangnya dampak yang ditumbulkan ternyata meninggalkan banyak hal yang harus dibereskan. Belum lagi, berhentinya Joo Hyun yang tiba-tiba ketika suasana perusahaan sedang genting. Banyak karyawan yang menjadi buta arah tanpa kepemimpinan yang jelas. 

"Hyung"  Tae Hyung memanggil lirih. Seok Jin hanya terdiam bersandar pada kursi kebesarannya. Sudah sekian menit lalu Tae Hyung memasuki ruang kerja sang kakak. Namun ia hanya diam berdiri tanpa suara. Entah sulit berkata-kata, atau Seok Jin yang tak ingin memulai pembicaraan apapun kepadanya.

"Jangan memanggilku begitu jika kita masih berada di lingkup kerja, Kim Chajang." ujar Seok Jin datar. 

"Maafkan saya."

Tae Hyung termenung melihat ekspresi merepang Seok Jin. Ia tak pernah melihat Seok Jin serapuh itu. Beban yang ditahan oleh sang kakak memang amatlah berat. Meski harus disudutkan oleh anggota dewan hingga ratusan kalipun, Seok Jin pasti mampu menghadapinya. Namun Tae Hyung tahu bahwa saat ini ada hal lain yang mengganggu perasaan sang kakak. Seok Jin kini layaknya gelas kosong. Nampak hampa, sebab Joo Hyun yang selalu mengisi telah pergi.

RemedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang