5. PERJANJIAN

201 26 0
                                    

"Ngiiiiinnggggg.....ngiiiiinnnggggg......"

"TEEKK!! TEKTEKTEKKKKKKK....."

"Nginnnggggg....."

"TEK......"

"LO NGAPAIN?" teriak Daniel kaget dengan suara keras yang berasal dari tempat duduk  di sebelahnya.

Andrea terdiam sebentar, bibirnya sedikit menyungging di pipi, menyiratkan ekspresi penuh rasa penghinaan.

"Gue ga terima! Lo memperlakukan gue seperti itu," ucap Andrea kesal.

"Seperti apa? Gue ga ngerti maksud perkataan lo?" tanya Daniel bingung.

"Yah, ga heran, dia pura-pura bego," jawab Andrea dalam hati sambil menghembuskan nafasnya dalam-dalam.

Eh, lo bengong?"

"Ga...., gue ga bengong. Pokoknya gue ga terima lo perlakukan gue kaya tadi."

"Iya, tapi gue ga ngerti, perlakuan gue yang mana yang bikin lo kesel?"

"Ya semuanya...tapi, terutama yang itu... yang tadi itu......," jawab Andrea dengan muka yang mulai berubah menjadi merah.

Daniel memperhatikan ekspresi perempuan yang ada di sampingnya. Melihat warna wajahnya berubah, sepertinya Daniel menangkap apa yang baru saja dibicarakan Andrea.

"Sepertinya gue ngerti maksud lo. Ciuman itu kan? Jangan anggep itu personal, ok? Anggep aja lebih ke....profesional?" jawab Daniel.

"Enak aja, gimana gue bisa anggep itu ga personal? Lo nyium gue di mulut? Di mulut.....!" teriak Andrea tidak terima.

"Ayolah, itu cuma sebuah ciuman, gue juga sering ngelakuin itu untuk keperluan film. Jadi ciuman itu seperti ciuman karena kepentingan profesional, ok? Ya, anggep aja lo bantuin gue kabur dari rumah sakit itu."

Andrea menarik nafas dalam-dalam menahan amarah di hatinya. "Buat orang seperti lo itu memang cuma profesional, tapi, buat gue "ciuman", di bibir, adalah hal personal. Jadi sebelum kita bicarain masalah-masalah yang lebih ruwet yang akan lo bawa di kehidupan gue. Gue pingin lo tahu, kalau apapun yang terjadi, jangan pernah ngelakuin itu lagi sama gue, ngerti?"

"Asal lo tahu, banyak perempuan yang mengidam-idamkan gue. Dan mereka akan senang mendapat ciuman gue walaup cuma di pipi. Lo yang paling beruntung dari mereka semua, dan lo menolak gue? Gue ga ngerti jalan pikiran lo," jawab Daniel menggelengkan kepalanya.

"Bukan urusan lo untuk ngerti jalan pikiran gue. Gue ga suka, menurut gue itu hal personal, dan dilakukan oleh orang-orang yang memiliki perasaan satu dengan lain. Jadi, jangan ngelakuin itu lagi sama gue."

"Iya-iya, gue janji, ga akan ngelakuin itu lagi, puas?" jawab Daniel.

"TEEEK! TEEKKKKTEKTEKKKK," suara keras dan kilatan dari raket nyamuk Andrea kembali menggema di mobil Daniel.

"Lo ngapain sih?" kata Daniel kesal.

"Nyamuk.... Mobil super mewah, tapi banyak nyamuk, dasar jorok!" ujar Andrea dengan nada sedikit kesal.

"Dasar perempuan aneh! Gue ga jorok ya, tapi memang gue lupa nutup jendela mobil waktu di lokasi," ujar Daniel sambil kembali berkonsentrasi mengendarai mobilnya.

"Jadi, to the point aja, lo mau apa dari gue?" tanya Andrea langsung menjurus ke topik permasalahan.

"Gue cuma mau lo lupain apa yang terjadi hari ini, gue ga mau lo ngomong, cuap-cuap,  kalau lo ngeliat gue menyelinap di RSSS malam ini. Simple."

"Hahaha, Lo bercanda kali ya? Lo, tenang aja, gue ga akan ngomong apa-apa. Lagipula juga mana ada media yang percaya kalau ada orang seperti gue, bicara tentang seorang artis bernama Daniel Leo memakai masker gas dan berlagak seperti pencuri di rumah sakit malam-malam. Halooooo?"

PENGHISAP DARAH SLAYERWhere stories live. Discover now