12

1K 52 0
                                    


Author Pov

Iva telah siap sejak pukul 7 pagi, ia diminta datang di kantor pukul 8, dan sekarang hanya harus menunggu Candra menjemputnya.

15 menit kemudian, Candra menelpon.

"Hallo, aku udah pesenin taksi buat kamu, udah aku bayar." Ucapnya tergesa-gesa

"Loh? Aku padahal nungguin kamu." Keluh Iva kecewa. Sebelumnya, gadis itu sudah menyipkan sarapan untuk kekasihnya.

"Iya maaf ya, aku ada keperluan dadakan." Pria itu langsung menutup teleponnya, membuat Iva lagi-lagi kecewa menatapi misting yang ia pegang.

Tak lama, taksi yang dimaksud datang dan berhasil membawa Iva tepat waktu.

"Selamat pagi" Iva menyapa seluruh pegawai kantor, dari mulai satpam, ob, resepsionis hingga kru dan talent yang sudah stand by.

"Pagi Iva. Maaf aku telat ya, ayo ikut." Ansel berjalan terburu-buru diikuti Iva di belakangnya.

"Nah jadi kita mau bikin film baru dari novel ini, tugas pertamamu, baca novel ini dan buat naskahnya. Hari ini selesai ya, biar langsung aku cek." Ansel memberikan sebuah novel cukup tebal pada Iva dan beberapa lembar kertas contoh skenario.

Mendengarnya saja, Iva merasa mual, namun apa boleh buat..

"Eh kak, aku tadi bikin sarapan lebih, barangkali kakau mau? Kalau engga juga gapapa" Iva mengeluarkan sekotak misting yang tadinya ia siapkan untuk Candra.

"Wah tau aja aku belum sarapan." Ansel langsung mengambil misting tersebut tanpa basa basi membuat senyum Iva kembali merekah di hari ini.

Iva terus berkutat dengan novel dan komputer di hadapannya sampai tak terasa waktu sudah menunjukkan jam istirahat.

"Iva!" Ansel menghampiri meja Iva. Pria itu menyodorkam misting milik Iva.
"Enak, coba aja kamu istriku, pasti aku bisa sarapan enak tiap hari." Pujinya.

Iva tersenyum mendengar itu, tapi matanya tak lepas dari layar komputer di hadapannya.

"Ini udah jam istirahat loh." Ansel kembali mengajak Iva bicara

"Ah iya, gapapa kak, nanti aja, ini tanggung." Tolak Iva

"Ansel, mau makan?" Sudah banyak wanita cantik menghampiri Ansel dan mengajaknya makan siang, tapi Ansel selalu menolak dan tetap berdiri di dekat meja Iva, memperhatikan kerja keras anak magangnya.

"Kak Ansel kenapa ga makan?" Tanya Iva yang mulai tak enak dan merasa terganggu karna pengawasan Ansel.

"Karna kamu ga makan." Jawabnya "kerjaanmu masih banyak?" Tanya Ansel balik

"Gapapa kak, aku bisa makan nanti.. tanggung soalnya tinggal beberapa halaman." Iva kembali fokus pada kerjaannya.

Ansel yang melihat ketekunan Iva tersenyum, ia mengelus rambut Iva, "jangan terlalu diforsir, nanti sakit." Ansel pun berlalu pergi

"Akhirnya beres juga." Seru Iva pada dirinya sendiri

"Nih makan dulu." Ansel tiba-tiba menyodorkan bungkusan makanan yang ia bawa

"Eh, kak, gausah kok. Nanti aku beli sendiri." Tolak Iva 

"Anggap aja ini ucapan terimakasih buat sarapan tadi." Ansel memaksa

"Ummm, makasih, padahal gausah repot loh kak,."

Ansel yang mendengar jawaban itu tersenyum, "ya pokonya terima aja.. nah, ini udah beres kan? Kirim email aku ya, biar aku cek"

Iva mengangguk semangat, sedang Ansel segera kembali ke ruangannya.

Sambil melahap makanannya, Iva menyempatkan waktu untuk mengabari Candra.

SUGAR DADDY SYNDROMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang